4. ke rumah

644 57 0
                                    

Sekitar pukul sembilan pagi, Pam sudah berada di depan kost-an Ami untuk menjemput cewek itu dan segera meluncur ke Bogor.

Pam tahu letak kost-an Ami karena kemarin pulangnya diantar Pam. Jadi, Ami tidak perlu mengirim lokasi kost-annya lagi kepada Pam.

Pam tidak turun dari dalam mobil, ia hanya melihat keberadaan Ami dari kaca jendela yang dibuka karena saat perjalanan menuju kost Ami, Pam merokok terlebih dahulu. Pam memperhatikan gerak-gerik Ami yang menurutnya terlihat anggun walaupun hanya sedang memakai flatshoes.

Ami berjalan mendekat ke arah mobil Pam. Lalu, ia masuk ke dalamnya.

"Pagi, Mas." "Pagi..." sapa mereka berdua bersamaan. Lalu keduanya terkekeh, tersipu malu karena bisa menyapa secara bersamaan.

"Eh?" Ami terkekeh sedangkan Pam hanya tersenyum manis.

"Udah siap, Mi? Kita berangkat ke Bogor sekarang,"

"Siap, Mas. Let's go!" Semangat Ami.

Pam melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.

"Semangat amat," komentar Pam.

"Iya dong, 'kan mau ketemu Mama sama Ayah. Rindu banget udah lama gak ketemu."

Pam tersenyum mengerti. "Sebentar lagi rindunya akan terobati,"

Ami tersenyum senang. "Mas udah sarapan?"

"Aku gak biasa sarapan, suka sakit perut."

"Nanti kalo di jalan laper gimana?"

"Ada rest area, Mi. Lagian aku bawa bekel kok,"

"Bekel apa?"

"Roti. Nanti kalo aku laper di jalan kamu suapin ya,"

"Ih, Mas Pam manja." Ami tertawa pelan.

"Jarang-jarang aku manja gini, Mi. Gak ada yang manjain soalnya,"

"Aduh, curhat Mas-nya?" Goda Ami sambil terkekeh. Pam hanya tersenyum.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Pam sambil menoleh ke arah Ami.

"Udah kok tadi pake telor dadar,"

Pam mengangguk. "Eh, udah kabarin orang tua kamu belum?"

"Udah, Mas, semalem aku video call sama Mama sama Ayah juga."

"Kata mereka apa?"

Ami tersenyum sambil membayangkan sesuatu. "Mama sama Ayah bakal terima kedatangan Mas Pam dengan pintu yang sangat lebar! Kayaknya mereka bakal heboh deh buat nyambut Mas Pam," jawab Ami bersemangat.

"Hebohnya gimana tuh?" Tanya Pam dengan wajah antusias.

"Yaa, nyiapin banyak makanan mungkin?"

"Waduh, siap-siap nih pulang dari Bogor badan langsung gendut."

Ami tertawa. "Gak pa-pa, dari pada kurus banget kayak sekarang."

"Kamu sukanya yang gendut ya?"

"Gak juga sih, cuma kurus banget jangan, gendut banget juga jangan. Sewajarnya ajalah.."

"Ow, I see." Pam mengangguk-angguk sambil mengusap-usap dagunya.

Keduanya sudah sampai di sebuah jalan tol. Pagi hari seperti ini jalan tol masih lenggang, tidak padat dan macet seperti di siang hari nanti.

Ami terpikir akan sesuatu. Ia ingin mengatakannya pada Pam namun ragu. Tanya gak ya... tanya aja deh. Batin Ami.

"Mas,"

Future Is BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang