12. nemenin manggung

309 21 0
                                    

Bagaimana rasanya punya suami vokalis band dan suka manggung ke mana-mana? Itulah yang dirasakan oleh Ami saat ini. Baru saja beberapa minggu menjadi pengantin baru, sekarang suaminya itu sudah disibukkan lagi untuk manggung.

Dan hari ini adalah jadwal Pam manggung di Yogyakarta dan Ami ingin ikut karena kebetulan ia belum pernah ke kota istimewa itu dan sangat ingin sekali ke sana. Sekaligus juga menunaikan kewajiban Ami untuk selalu mengurusi suami.

Keduanya sudah sampai di hotel. Teman-teman Pam berada di kamar sebelah mereka. Pertama masuk ke kamar Ami duluan, barulah Pam. Pam menutup pintu kamar lalu ia menyimpan tas-tasnya di atas meja.

Sedangkan Ami langsung merebahkan tubuhnya yang lelah karena perjalanan menggunakan pesawat. Ami memejamkan matanya. Lalu membuka mata saat ia menyadari Pam duduk di atas kasur. Pam sedang mengecek ponselnya. Ami menatap jari Pam yang terdapat sebuah cincin nikah di tangan sebelah kanan lalu ia tersenyum.

"Udah puas liatin Mas-nya?" Tanya Pam yang masih memainkan ponselnya.

Ami bangun dan duduk menghadap ke arah Pam. "Istirahat dulu, Mas. Jadwalnya jam 4 'kan?"

Sekarang masih jam dua siang. "Masih ada waktu 2 jam buat tidur, lumayan."

Pam meletakkan ponselnya di atas meja dan mulai merebahkan diri. Ia menepuk-nepuk bantal yang berada di sampingnya. "Sini kamu juga tidur temenin Mas,"

Ami tersenyum dan mengangguk lalu membuka hijabnya. Dan tidur di samping Pam. Seperti biasa, Pam pasti meluk Ami jika sedang tidur.

Dan Ami lupa kalau ia belum memasang alarm. Gawat! Suara bel terdengar. Sepertinya itu teman-temannya Pam. Ami langsung bangkit dengan wajah bangun tidurnya tanpa sempat memakai hijab lebih dulu. Ami membuka pintu kamar dan benar saja. Di sana sudah ada teman-teman Pam yang sudah siap untuk manggung. Sedangkan suami Ami? Ia masih tertidur pulas di atas kasur.

"Dimarahin Pam kamu keluar gak pake hijab gitu," tegur Doni, salah satu anggota band The People People.

Ami mengucek mata. "Gak keburu, Bang. Baru banget bangun tidur, aku lupa masang alarm."

Ya, Ami memang sudah kenal dengan anggota band-nya Pam. Karena dua dari mereka adalah kakaknya Pam sendiri. Kakak iparnya Ami. Dan ada satu saudara sepupu Pam. Jadi Ami cukup cepat untuk dekat dengan mereka.

"Si kampret. Ya udah urusin dulu noh, kita tunggu di lobby."

"Siap, Bang!!" Ami mengacungkan jempol ke temannya Pam dan menutup pintu kamar lalu jalan sedikit sempoyongan ke arah Pam untuk membangunkan suaminya itu.

Ami menepuk-nepuk pipi Pam yang terdapat bewoknya itu. "Mas, bangun. Kamu udah telat, yang lain udah pada siap tuh."

"Hm? Jam berapa emang sekarang?" Tanya Pam dengan suara serak khas bangun tidur.

"Jam empat kurang, Mas."

Pam langsung terkejut dan bangun. Ia berusaha secepat mungkin untuk mengumpulkan nyawa. "Ambilin handuk aku, Dek!"

"Kan di kamar mandi udah disediain, Mas."

"Oh iya Mas lupa! Ya udah Mas mandi dulu,"

Pam langsung kabur ke kamar mandi. "Aku siapin baju Mas dulu ya." Ami menyiapkan baju untuk Pam manggung.

Selesai mandi, Pam keluar hanya memakai handuk.

"Cepet banget, Mas? Gak sabunan ya?"

"Sabunan kok tapi asal," Pam terkekeh. Lalu ia memakai baju tidak di kamar mandi. Ami sekarang mulai terbiasa akan hal itu. Jadi, ia tak perlu lagi menutup kedua matanya karena malu.

Future Is BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang