Chapter 13 : ◆ Sentuhan ◆

220 36 19
                                    

Said I'll always be your friend....

Oke, judul chapt nya..agak...umm.

*****

Aku menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya. Sepertinya, ini akan menjadi ritualku setiap ingin masuk ke dalam kamarnya. Aku mengangkat tanganku dan mengetuk beberapa kali pintu kamarnya.

Jantungku kembali berpacu dengan cepat. Aku bahkan menahan nafas saat beberapa detik kemudian belum ada jawaban dari dalam. Aku mengetuk lagi.

"Masuk!" Aku kembali menarik napas dan membuangnya. Lalu mendorong pintu kamarnya ini.

"Ah, kau datang tepat waktu," aku mendongak sebentar. Mataku sedikit membulat saat mendapatinya hanya memakai handuk di sekitaran pinggangnya, dia duduk di tepi ranjangnya yang besar. Aku segera menundukkan kepalaku dan aku sangat yakin wajahku memerah.

"Kemarilah," suara itu bagaikan bisikan iblis yang mengalun sampai ke telingaku. Aku tidak bisa menolak dan mendekatinya. Saat kurasakan berada di depannya, tanganku di tarik ke arahnya hingga kami berdua jatuh ke atas ranjang dengan posisi aku berada di atasnya.

"Hee, aku tidak menyangka kau liar juga," ucapnya. Oh ayolah!

"Kau yang menarikku!" Ucapku melayangkan protes. Dia membalikkan posisi dengan dia berada di atasku.

"Kau mau apa?!" Tanyaku memberontak.

"Menurutmu?" Aku bisa lihat alisnya terangkat satu dengan sebuah seringaian.

"Biarkan aku pergi!" Aku mulai takut dengan situasi seperti ini.

Dia mendekatkan wajahnya ke arahku. Hidung kami bersentuhan, aku bahkan bisa dengan jelas merasakan napasnya yang hangat. Tangannya mengelus perutku, hanya sekitar situ lalu beralih ke pinggangku, mengelusnya naik turun.

"H-hei!" Aku semakin takut dengan situasi ini. Tangan yang sebelumnya mengelus pingganggku naik ke arah leherku dan pundakku. Aku menyesal memakai baju sweater yang bagian bahunya agak lebar.

"B-berhenti," ucapku mendorong bahunya.

Dia tidak menjawab. Aku semakin takut, tangannya memegang pipiku dan mengelusnya dengan pelan.

"Kau...memang sangat cantik..," suaranya begitu pelan...namun mengerikan di telingaku.

Ibu jarinya  mengelus bibir bawahku dengan lembut. Wajahnya agak dimiringkan sedikit dan semakin mendekat.

Kumohon.

Jangan!!

Jangan lakukan!

"HEYYOOO!! I'M COMEBACK AGAIN!!" Suara dobrakan pintu di susul teriakan aneh mengalihkan pandanganku ke arah pintu.

Itu Gunawan!! Bukankah dia tidak pulang malam ini?

"Astagafirullah, oh tidak! Mataku! Aaaaa tidak! MATAKU TERNODAI!!" Dia menutup matanya dengan kedua tangannya.

Aku mengerjabkan mata. Kudengar Akashi mendecih.

"Eh, tunggu,"

Aku melihat ke arah Gunawan lagi.

The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang