Chapter 42 : ¤ Back To Me ¤

273 30 12
                                    

Good Karma my aesthetic

_______

'Aku bisa melakukannya sendiri, Oreshi.'

'Kau serius?'

'Aku yang menyiksanya selama ini. Aku yang akan bertanggung jawab dan menghadapinya.'

'Baiklah. Kuserahkan padamu."
_______

Sehari kemudian semenjak kejadian itu. Akashi ternyata sedikit baik-baik saja. Peluru yang ditembakkan oleh Gin sebenarnya hancur oleh kekuatan Akashi, meski mengikis bagian punggungnya yang terluka akibat sudah dihajar. Itulah sebabnya bagian punggungnya mengeluarkan darah.

Akashi juga memuntahkan darah itu karena luka-luka habis bertarung dengan antek-antek Gin plus luka akibat perbuatan Levi, Karma, dan Gunawan yang belum sembuh. Dia menahan rasa sakitnya saat berlari  kearah F/N. Ketika dia mengeluarkan kekuatannya untuk menghalau peluru, tenaganya habis saat itu hingga keluar darah dari mulutnya.

Sekarang dia berada di dalam kamarnya, mendengar omelan panjang lebar dari Cheal. F/N sendiri berada di samping gadis itu, ikut mendengarkan juga dan berjaga-jaga jika Cheal hilang kendali dan malah menambah luka Akashi.

"Aku tau alasanmu tidak muncul selama dua minggu! Tapi, kau juga harus memikirkan keadaan F/N yang sedang hamil, tau! Karena kau F/N selalu murung kalau dia sendiri! Terlebih lagi karena kau si Gin hampir melukainya! Kau mau apa kalau saja F/N dan calon anakmu malah terluka, hah!? Aku akan sangaaaat senang kalau kau mau meloncat turun dari lantai duabelas sebagai ungkapan rasa maafmu!!"

"Mati dong dia," sahut Gunawan.

"Bacot!!!"

Gunawan auto sembunyi di bekalang Obi dan Bobby.

"Hei, Cheal, sudah cukup, ya ...,"

F/N memegang pundak Cheal. Membuat gadis itu menoleh kearahnya. Cheal menghela nafas, lalu berdiri dari duduknya.

"Baiklah. Aku akan keluar, selesaikan urusan kalian," Cheal berjalan keluar diikuti trio kwek-kwek.

Suara pintu tertutup membuat F/N sedikit terkejut. Dia merasa canggung di dalam kamar Akashi. Apalagi hanya mereka hanya berdua.

"F/N ...,"

"I-iya!" F/N spontan menjawab dengan nada sedikit tinggi, akibat terlalu tegang.

"... aku akan menikahimu minggu depan,"

"Eh?"

F/N mengerjabkan mata beberapa kali. Memiringkan kepalanya dan menatap Akashi penuh tanya.

"Kenapa ...?"

Akashi menatap manik mata F/N dengan tatapan serius.
"Janin yang ada di perutmu ... adalah anakku. Aku tidak mungkin membiarkan dia lahir ke dunia dengan status kita yang tidak jelas," ucapnya.

F/N menunduk, meremas tangannya. Perasaannya campur aduk. Sebagian dari diri F/N masih belum bisa menerima Akashi. Terlebih lagi, dia belum mendengar penjelasan apapun tentang kejadian kemarin dan hal lainnya. Terlalu banyak rahasia yang belum dijelaskan pada F/N, hingga membuat wanita itu bingung.

"Itu alasan keduaku," Akashi berucap tiba-tiba. F/N mendongakkan kepala, melihat kearah Akashi yang menoleh kearah jendela, dengan wajah sedikit memerah.

"Alasan ketiga, karena media sudah tahu kita bertunangan, ditambah berita ini sudah sampai di telinga ayahku. Aku tidak mungkin melepaskanmu begitu saja,"

"Lalu ... alasan pertama ...?" Tanya F/N dengan suara kecil.

Akashi menatap F/N. Memegang tangan wanita itu lalu menariknya sampai F/N duduk di atas pangkuan Akashi. Dia mengambil beberapa helai rambut F/N, wajahnya memerah, mata dwiwarnanya tampak berbinar cerah.

The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang