Author's Pov
Setelah melewati perjalan selama beberapa menit. Akashi langsung memasuki kamarnya, F/N masih berada di dalam gendongannya. Dia meletakkan F/N di atas ranjangnya, mengelus pelan surai wanita itu sebentar, lalu keluar dari kamarnya menuju ruang kerjanya.
Akashi memasuki ruangan, dimana Gunawan dan Bobby sudah menunggu.
"Dimana Obi?" Tanya Akashi.
"Dia sudah pergi untuk menemui Aomine. Jadi, ada apa?" Tanya Gunawan. Dia sudah sedari tadi menahan rasa penasarannya setelah melihat Akashi yang tidak tenang.
Akashi duduk di kursi kerjanya. Alisnya mengkerut, dia juga menggoyangkan kakinya. Orang ini terlihat sedikit panik.
"Saat Dazai menyentuh pundakku tadi, sebuah ingatan--atau bayangan mengenai masa lalu F/N terlintas di kepalaku," ucap Akashi dengan nada yang benar-benar serius.
Gunawan menaikkan alis.
"Apa maksudmu?""Kau tahu F/N dari lulusan sekolah mana, Gunawan?" Tanya Akashi tiba-tiba, mengabaikan pertanyaan Gunawan.
Gunawan memegang dagunya. Ingatannya kembali pada beberapa minggu lalu saat dia berbincang dengan F/N.
"Aku tidak tahu. Aku sudah pernah bertanya padanya, dan dia tidak ingat apapun," jawab Gunawan. Bobby memandang keduanya bingung.Akashi menyatukan jari-jarinya di depan wajah. "Ingatan yang kulihat saat Dazai menyentuh pundakku adalah F/N yang satu sekolah dengan kita,"
"APA!!!"
"Apa kau yakin itu adalah ingatan masa lalu saat sekolah? Bisa saja itu hanya halusinasi 'kan?" Tanya Bobby.
"Tapi, jika halusinasi itu dari pengguna kekuatan, maka tidak akan berdampak padaku saat Dazai menyentuh pundakku. Dia hanya memiliki kekuatan penetral, bukan pengguna kekuatan ilusi. Dan jika itu terjadi karena tidak sadar atau tiba-tiba, kurasa tidak mungkin, karena timing-nya terlalu aneh,"
"Lalu apa itu ingatan masa lalu? Kau tidak pernah kecelakaan atau pun terbentuk hingga ingatanmu hilang 'kan?" Tanya Bobby.
"Sekalipun itu terjadi. Pasti kami yang akan mengingatnya. Kami bahkan kaget saat kau bilang F/N-chan satu sekolah dengan kita," tambah Gunawan.
Akashi memutar kursinya membelakangi Gunawan dan Bobby. Mata merah belangnya menatap kearah jendela. Pikirannya diisi segala kemungkinan yang terjadi, hingga sampai...
"Penghapus ingatan. Kemungkinan ada seseorang yang menghapus ingatan kita entah sejak kapan. Dan saat Dazai menyentuhku, kekuatan itu menghilang sementara karena kekuatan Dazai, meski sebentar, kepalaku dihujami sebuah ingatan," jelasnya.Gunawan dan Bobby membulatkan mata. Mereka saling pandang dengan wajah terkejut yang sangat kentara.
"Souka... jadi begitu, ya?" Gumam Bobby.
Cekrek.
"Ada apa, nih?" Obi tiba-tiba masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia memandang bingung Gunawan dan Bobby yang terlihat sangat serius.
"F/N... satu sekolah dengan kami,"
"Huh?" Bingung Obi.
"Tapi... siapa kira-kira orang yang memiliki kekuatan menghapus ingatan? Sejak kapan dia menghapusnya?" Tanya Gunawan.
"Aku mengingat kembali F/N saat umur delapanbelas tahun," ucap Akashi.
"Kita satu sekolah dengannya waktu SMA, ya? Ingatan apa yang kau lihat dikepalamu?" Tanya Bobby.
Akashi memutar kursinya menghadap ketiga orang itu.
"Aku... melihatnya lewat di depanku saat berada di depan pintu gym. Waktu itu, aku menunggu Gunawan yang pergi memanggil para senpai," jelas Akashi singkat."Kau mengenalnya waktu itu?"
"Tidak. Aku masih lupa nama serta wajahnya waktu itu,"
"Apa ingatan kita benar-benar di hapus? Siapa yang menghapusnya, ya?" Gumam Gunawan.
"Pertanyaan itu sebaiknya kita simpan untuk nanti. Gunawan, panggil Dazai kemari. Aku ingin membuktikan ini benar-benar karena pengguna kekuatan atau bukan."
"Ha'i~"
*****
Dazai berjalan dengan bosan. Walau ada Oda di sampingnya, dia tetap merasa bosan karena kehadiran si kerdil dari organisasinya. Mereka sekarang sedang menuju ke mobil yang terparkir agak jauh dari tempat singgah mereka. Ini dikarenakan Dazai yang tiba-tiba saja menemukan toko yang menjual barang-barang yang menurut kita tidak penting, tapi sangat penting baginya.
Perlengkapan bunuh diri=_=
"Sudah kubilang 'kan, Chuuya? Kau tinggal saja di sana!!" Ucapnya dengan nada kesal. Dia benar-benar tidak nyaman saat Chuuya berada di sekitarnya.
"Aku tidak punya urusan disini, sialan!! Dan karena kau, kita malah jalan seperti ini!!" Bentak Chuuya.
"Makanya, tinggal saja disana!!" Balas Dazai.
"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MAU!!!"
"Kau baru mengatakannya, lho," Dazai tertawa jahat saat melihat Chuuya yang sepertinya akan meledak.
Oda yang berada ditengah mereka berdua hanya diam.
"Yo~,"
Dazai serta kedua orang itu berhenti berjalan. Seorang pria memakai baju serba hitam menyapa mereka. Oda dan Chuuya sudah bersiap, sementara Dazai tetap santai.
"Dazai, kau mundurlah," ucap Oda pelan.
"Baik~~," dia menuruti ucapan Oda. Satu-satunya temannya.
"Kau siapa, sialan?!!" Seperti biasa si Chuuya ngegas.
"Oh~ tenang saja ini aku~~" orang itu membuka tudung jaketnya.
"Kau ternyata, kukira penjahat!"
"Kau yang penjahat," ucap Gunawan. Pria yang memakai pakaian hitam-hitam tadi.
"Untuk apa kau kesini?" Tanya Dazai, mengintip dari belakang Oda.
"Seijuro memanggilmu datang ke mansionnya,"
Dazai terdiam sebentar. Menimbang untuk pergi atau tidak, beserta segala perkiraan yang berada di dalam otak liciknya.
"Pasti sesuatu terjadi 'kan?" Tanya Dazai.
Gunawan mengangguk.
"Baiklah. Kami akan datang,"
****
Sengaja buat Part ini pendek. Karena nggak ada adegan romance sih. Part depan deh yaaa...Andift MieGoreng6
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) END
Mystery / ThrillerPair : Akashi X Reader Karakter milik Tadoshi Fujimaki Seorang gadis muda cantik yang bertemu dengan seorang Milliarder yang sangat kaya rupawan, tapi bersifat dingin dan arogan. Pertemuan singkat yang membuat sang Milliarder muda itu tertarik akan...