Author's pov
Gadis berambut hitam tengah berdiri di depan sebuah gedung besar bersama beberapa pria yang berstatus bodyguard. Mereka berdiri sejajar dengan sikap istirahat di tempat, menunggu dua orang yang penting keluar dari gedung besar itu.
Peluh membasahi wajah mereka semua, bahkan tubuh mereka. Tentu saja karena matahari sedang bersinar sangat terang sekarang. Tapi, tidak ada waktu untuk sekedar mengelap keringat menggunakan sapu tangan. Mereka tidak tahu, kapan orang penting ini keluar dari gedung itu.
Satu-satunya gadis di sana-- F/N-- berdiri paling ujung. Tepat di depan pintu gedung, meski begitu udara panas tetap terasa. Wajahnya datar, mata hitamnya menatap lurus ke depan. Rambut yang berada di sekitaran dahinya basah akibat keringat.
Setelah beberapa menit menunggu, menahan rasa lelah dan panas. Akhirnya, dua orang penting itu menunjukkan diri. Mereka baru saja selesai melakukan sebuah pertemuan penting, yang bahasannya tidak jauh-jauh dari bisnis.
Tampak kedua orang itu saling berjabat tangan, mungkin sebagai formalitas setelah melakukan meeting.
Dari data yang F/N dapat. Orang yang di jaganya ini menjalin kerja sama dengan CEO muda dari Akashi corp. Apakah dia adalah pria berambut merah yang berjalan ke arah pintu keluar?
Bagaikan terkena slow motion, saat pria itu melewati F/N mata mereka saling bersitatap. Dia terpaku dengan matanya. Mata dwi warna yang aneh, tapi unik itu bertemu dengan mata hitam segelap malam. F/N dapat melihat jika pria berambut merah itu tersenyum miring. Menampilkan sedikit giginya yang rapi.
Saat pria itu telah menjauh, kesadaran F/N kembali. Pria yang di jaganya telah berada di depannya, F/N dengan sigap membungkukkan badan.
"Tuan," sapanya.
"Ah, kau bisa menegakkan badanmu kembali," ucap tuannya lalu membakar rokok yang baru saja di ambil dari sakunya.
"Tuan, mengenai pria yang menyerang anda tempo hari. Saya sudah--"
"Kau tidak perlu lagi mencari tahu tentang dia," potong tuannya.
"Maaf?"
"Aku ingin pekerjaanmu di ambil alih oleh salah satu senior di tempat kerjamu. Levi Ackerman. Cara seperti ini bisa dilakukan untuk memutuskan kontrak kerja kita berdua 'kan?" Ucap tuannya. Ia mengeluarkan asap rokok.
"Anda memang benar. Tapi, jika saya boleh tahu, kenapa tiba-tiba?" Tanya F/N bingung.
"Aku mendapat kabar dari organisasimu. Katanya, ada orang yang lebih penting untuk kau jaga. Lebih detilnya, kau bisa tanyakan pada bos-mu,"
"Baiklah jika seperti itu. Saya akan memberikan semua data yang saya dapat pada senior saya. Terima kasih atas kerja samanya selama ini," kata F/N membungkukkan badannya sekali lagi.
"Aku juga. Terima kasih atas kerja samamu selama ini, nona F/N," balas tuannya sedikit menundukkan kepala.
"Kalau begitu, saya permisi," F/N segera melangkah pergi setelah berpamitan.
Mobil mewah terpakir di belakang gedung besar itu. F/N membuka pintu mobil dan segera melaju. Di telinganya terpasang Sport earphone, untuk memanggil senior nya.
"Levi-senpai?"
"Nanda?"
"Apa kau bisa menemuiku di kafe dekat gedung?" Tanya F/N. Matanya fokus ke arah jalanan. Untung tidak macet.
"Apa kau ingin membahas perilah pekerjaanmu yang di ambil alih olehku?"
"Data yang ku dapat ingin kuberikan padamu,"
"Baiklah,"
F/N mematikan sambungan telepon. Ia menambah laju mobilnya agar segera sampai di tempat tujuannya.
****
Di sisi lain, pria berambut merah sedang menatap ke arah luar kaca mobil. Dia menopang pipinya menggunakan tangan kiri."Naa, kenapa secepat kau ini ingin menjalin kontrak dengannya? Bukankah kau bilang malam tadi akan membiarkannya?"
Pria di sampingnya--Gunawan-- mengeluarkan suaranya. Matanya berfokus pada tablet yang layarnya memunculkan mobil mewah yang parkir di depan kafe. Seorang gadis keluar dari mobil itu dan berjalan masuk ke dalam, layarnya berubah memperlihatkan keadaan kafe juga gadis itu.
"Dia sepertinya menunggu seseorang di kafe itu," gumam Gunawan. Ia melirik pria di sampingnya, lalu mendengus. Pria di sampingnya ini sepertinya melamun.
"Woy Seijuro! Kau dengar nggak?"
"Kau tidak mengerti perkataan ku malam tadi? Aku hanya membiarkannya untuk malam itu saja, 'sekarang' malam tadi dan sekarang saat ini berbeda. 'Sekarang'saat ini aku ingin dia menjalani hubungan denganku."
"....Kau ini rumit banget," ucap Gunawan setelah tercengang beberapa saat.
Pria itu--Akashi Seijuro--melirik ke arah tablet yang di pegang Gunawan. Di layar tablet itu, memperlihatkan seseorang pria kurang tinggi memasuki kafe. Akashi menaikkan sebelah alisnya.
"Apa itu si Cebol?"
"Iyaa, F/N-chan ingin memberikan data-data yang sudah di kumpulkannya pada om Levi,"
"Souka...," mata merahnya masih memerhatikan interaksi kedua orang yang sedang berbincang di kafe.
"Kau kenapa? Cemburu?" Tanya Gunawan berniat bercanda untuk mencairkan suasana yang lumayan berat ini.
"Kau mau ku bunuh?"
"Ampun T◇T," dan usahanya gagal ketika Akashi mengeluarkan ancaman tidak kira-kira-nya.
Keheningan menghampiri mereka lagi. Gunawan masih berfokus pada tabletnya, sekarang layar tabletnya terbagi menjadi dua. Yang satu menunjukkan F/N dan Levi yang masih berbincang di kafe dan layar satunya lagi memperlihatkan banyak tulisan yang entah apa bacanya.
"Oh! Malam ini ada pesta ulang tahun ke duapuluh si Miko. Kau di undang oleh ayahnya ke sana," ucap Gunawan.
"Siapa saja yang di undangnya?" Tanya Akashi.
"Hmm, banyak orang dan tentunya dari kalangan atas. Oh! F/N-chan juga di undang. Katanya sih untuk mewakili bos organisasi Mis-Use yang tidak bisa hadir,"
"Aku akan pergi ke sana. Malam ini kosongkan jadwalku," pintahnya.
"Yokai!"
*****
Oke guys, ini awalannya. Semoga suka ya.Jaa minna, mata nee.
By andift Miegoreng6
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) END
Misterio / SuspensoPair : Akashi X Reader Karakter milik Tadoshi Fujimaki Seorang gadis muda cantik yang bertemu dengan seorang Milliarder yang sangat kaya rupawan, tapi bersifat dingin dan arogan. Pertemuan singkat yang membuat sang Milliarder muda itu tertarik akan...