Part 38. 1 : ¤ Search ¤

113 25 14
                                    

________

Karma dan Levi keluar dari ruangan, membiarkan F/N mengistirahatkan dirinya di dalam sana. Mereka jalan berdampingan.

"Hee, kupikir F/N-chan bakal menolak keras keputusan bos yang tidak mau memutuskan kontrak kerja dengan Sei-nii," -Karma menghela nafas-, "sepertinya F/N-chan memaksakan dirinya."

"Kau benar. Itu tidak akan baik untuk kandungannya,"

Karma melirik Levi.
"Wow. Paman cebol khawatir, ya, sama F/N-chan?" Tanyanya dengan nada jahil khas dirinya.

"Menurutmu?"

"Yee, nggak seru!"

Karma dan Levi terdiam. Yang terdengar hanya suara langkah kaki mereka di lorong-lorong mansion yang tidak kalah mewah dari mansion Akashi.

"Ano ne," sahut Karma.

"Nanda?"

"Sebenarnya ... aku sudah tahu siapa pelaku yang F/N-chan cari atas suruhan Sei-nii. Aku mengetahuinya saat Sei-nii mulai menjalin kontrak kerja dengan F/N-chan."

"Begitu, ya? Aku juga mulai mencurigainya saat bicara empat mata dengan si bodoh itu,"

"Benarkah?"

"Ya. Sangat aneh saat orang yang memiliki bawahan banyak dengan keahlian luar biasa malah meminta salah satu pekerja dari organisasi kita. Si Gunawan, anak itu memiliki koneksi yang sangat luas, bahkan lebih luas dari jangkauan koneksi F/N. Tapi, si iblis merah malah meminta F/N bekerja sama dengannya,"

"Kau benar. Jika Gunawan atau salah satu dari bawahannya mencari pelaku yang menganggu Sei-nii, pasti bakal ketemu dalam beberapa hari saja. Tapi, Sei-nii meminta F/N-chan mencari pelakunya, pelaku yang bahkan Gunawan dan lainnya tidak diminta untuk cari ... hanya F/N-chan saja. Aneh bukan? Seolah-olah pelaku itu memang dipersembahkan buat F/N-chan," Karma tersenyum. Mata uniknya melirik ke arah Levi lagi.

"Pelakunya dari postur tubuh sama dengan Sei-nii. Larinya juga terlatih, berarti dia atlit atau mantan atlit. Sei-nii mengikuti basket sejak SD, bahkan sampai sekarang dia masih main kalau ada waktu luang.

"Saat F/N-chan main kejar-kejaran dengan pelakunya di hotel. Dia melompat dari atas gedung, saat F/N-chan melihat kebawah, orang itu sudah tidak ada. Seharusnya dia masih terlihat sedang terjun kebawah,  anehnya, malah ada angin kencang disana. Berarti dia salah satu pengguna kekuatan.

Sei-nii memiliki air, udara, dia bisa menerbangkan tubuhnya dengan bantuan angin dengan cepat. Bukankah dia patut dicurigai?" Tanya Karma setelah menyelesaikan hipotesisnya.

Levi dan Karma sampai di ruang tamu. Mereka duduk di sofa saling berhadapan. Diatas meja, ada dua cangkir berisi teh untuk mereka.

"Esok harinya, F/N-chan bertanya pada Gunawan. Dan dia meyakinkan F/N-chan jika Sei-nii bukan pelakunya. Gunawan dan Akashi sudah lama bersama, meski Sei-nii orangnya rumit, Gunawan pasti sudah paham jalan pikiran Sei-nii hingga dengan mudah dia dapat mengikuti rencana Sei-nii tanpa berdiskusi dengannya dulu. Maka dari itu, dia dengan gampang berbohong pada F/N-chan untuk membuat kecurigaan F/N-chan hilang pada Sei-nii.

Soal si Aomine, dia pasti sudah diberi tahu untuk mengikuti rencana Sei-nii. Seperti 'apapun pertanyaan pertama yang ditanyakan Gunawan padamu, menjawablah iya,' Aomine seorang polisi, dia pasti tahu caranya berbohong,"

Levi menatap Karma dengan pandangan datar khas dirinya.
"Kau mengetahui itu semua dari mana, huh?"

"Aku sering nongkrong dengan Obi dan Bobby," jawabnya mengedikkan bahu.

"Jadi ... pelakunya ...?"

Karma tersenyum.

_______

Akashi duduk berhadapan dengan seorang wanita bertampang dingin. Disebelahnya, duduk Gunawan dengan santai.

"Jadi ... ada apa memanggilku kemari?" Tanya Shizuku Izumi.

"Aku ingin meminta bantuanmu."

"Bantuan apa?"

"Bantu aku mencari wanita bernama F/N Tanaka."

"Apa untungnya aku melakukan itu?"

Akashi tersenyum.
"Kudengar kau memiliki masalah dengan keluargamu, bagaimana jika dunia luar mengetahui hal itu? Mereka akan penasaran, mencari tahu tentang keluargamu. Ibumu yang dirawat dirumah sakit akan tambah depresi ketika tahu masalah pribadi yang hanya diketahui klan Todoroki dan kau malah tersebar luas dimedia. Image keluargamu akan hancur, dan perusahaanmu pun akan bermasalah."

"Apa kau berniat mengancamku? Darimana kau mengetahui semua itu?"

"Inilah yang dinamakan negosiasi, nona. Aku mengetahuinya dari sumber tertentu. Jadi, jika kau menolak permintaanku, semua yang aku katakan tadi akan terjadi. Jadi, bagaimana?"

Izumi menghela nafas. Seharusnya dia menolak permintaan adiknya untuk menemui Akashi. Inilah sebabnya dia tidak mau berurusan dengan iblis merah di depannya ini. Dia akan menggunakan cara kotor bahkan mencari tahu masalah privasi agar permintaannya akan dilakukan.

"Bukankah kau memiliki banyak bawahan untuk bisa mencarinya?"

"Itu akan sulit. Dia bisa menyembunyikan dirinya dariku hingga aku kesulitan untuk menemukannya. Apalagi, jika dua orang menyusahkan itu ikut membantunya. Tapi, jika aku mencarinya dengan pengguna kekuatan, itu akan sangat mudah untuk menemukannya,"

"Baiklah. Aku akan mencarinya. Tapi, kau harus menutup mulutmu tentang masalah keluargaku. Apa hanya kau dan Gunawan yang tahu hal ini?"

"Hanya aku dengannya."

"Kalau begitu, berikan aku foto wanita itu,"

Gunawan mengeluarkan secarik foto F/N lalu memberikannya pada Izumi. Dia menganggukkan kepala setelah melihat fotonya. Izumi menutup mata. Mulai mencari keberadaan F/N dengan pandangannya yang luas.

"Dia berada di Tokyo ... kediaman Akabane," jawab Izumi setelah menemukan lokasinya.

Akashi menyeringai, dia melirik kearah Gunawan dan dijawab sebuah anggukan.

"Terima kasih atas bantuannya, nona."

"Kau harus menutup mulutmu tentang masalah keluargaku,"

"Tenang saja. Percayakan padaku,"

_______

Gunawan berjalan beriringan dengan Bobby. Dia sudah mengantar Izumi keluar dari mansion ini.

"Aku bingung, bukankah perusahaan yang dipegang kakaknya Aiko-chan itu milik tuan Akane? Kenapa marganya Shizuku?" Tanya Bobby. Gunawan hendak menjawab, tapi tidak jadi saat suara perempuan terdengar dari arah belakang mereka.

"Itu karena kami memakai marga ibu kami,"

Gunawan dan Bobby berbalik. Mendapati Aiko yang menatap mereka datar.

"AIKO-CHAN!!!"

"Mulai lagi gilanya nih anak,"

Gunawan berlari kearah Aiko dengan tangan terentang lebar-lebar. Aiko menghindar dari depan Gunawan saat hendak di peluk, hingga pria itu malah jatuh dengan tidak elitnya.

"Ittai!"

"Shizuku-san, darimana kau datang?" Tanya Bobby heran. Kok dia datengnya tiba-tiba?

"Kakakku memintaku mengikuti kalian. Sekalian aku juga ingin bertemu Gunawan," jawab Aiko lalu menatap Gunawan yang belum bangun dari jatuhnya.

"O-oh gitu ..."

******
Masih bahas teori.

Andift MieGoreng6.

The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang