When the sunshine, we shine together.
*****
Aku menggerakkan jari dan tanganku di atas sebuah buku dengan kertas polos. Karena pekerjaanku telah selesai, aku jadi tidak tahu harus melakukan apa. Mataku kadang melirik ke depan di mana Gunawan memasang tampang berfikir. Setelah mengatakan aku tidak mengingat lulusan sekolah mana, dia menjadi sangat penasaran.
"F/N-chan, kau berumur berapa sekarang?"
Aku mendongak. Menatap mata biru laut yang menatapku serius.
"Duapuluh tiga tahun," jawabku."Kau bekerja di Mis-use berusia berapa?"
"Hmm, duapuluh tahun,"
"Jadi kau tidak mengingat sebagian ingatan mu sampai umur sembilan belas tahun?" Tanyanya. Dan aku mengangguk.
"Aku hanya mengingat beberapa kepingan saja," tambahku.
"Begitu...ya?"
"Kau sendiri? Lulusan sekolah mana?"
"Rakuzan,"
"Sekolah elit itu, ya?" Gunawan menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak mengingat apapun soal sekolahku," ucapku. Mataku kembali melihat ke arah kertas yang di atasnya sudah ada beberapa garis pensil yang membentuk sebuah tangkai bunga.
"Kenapa tidak mencari tahunya?"
"Sudah. Tapi, aku tidak mendapatkan apapun. Seolah-olah, semuanya sudah menghilang...atau mungkin...aku tidak pernah sekolah dulunya," itu hanya sebuah dugaan. Belum benar adanya.
Aku pernah meminta bantuan pada Levi-senpai dan Karma-kun untuk membantuku mencari tahu tentang semua masa laluku. Tapi, usaha kami gagal saat tidak ada satu pun hal di dapat yang bisa dijadikan sebuah petunjuk. Bahkan, Karma-kun pergi ke sekolah lamanya untuk mencari tahu. Tapi, tidak membuahkan hasil.
"Apa kau pernah mencoba ke sekolah Rakuzan?" Tanya Gunawan.
Aku menggeleng.
"Tidak. Kurasa...aku tidak mungkin bersekolah di sekolah elit itu," ucapku menunjukkan senyum.Tentu saja aku bukan lulusan dari sana. Itu sekolah elit yang dilengkapi dengan banyak fasilitas. Ujian masuknya pasti juga sulit dan membutuhkan biaya mahal biar bisa sekolah di sana. Tempat itu tidak cocok untukku.
"Kau terlalu merendahkan diri. Bisa saja kau lulusan di sana 'kan? Tidak ada yang tahu," perkataan Gunawan memang benar. Tapi, aku yakin aku bukan lulusan dari sana.
Aku melanjutkan gambarku yang sempat tertunda. Sekarang, aku menggerakkan tangan menggambar sebuah kelopak bunga dan vas-nya.
"Apa Akashi juga lulusan sekolah Rakuzan?" Tanyaku.
"Ya. Aku, dia, Bryan dan Bobby lulusan sekolah sana," jawabnya.
Aku menganggukkan kepala. Paham akan perkataannya. Tanganku masih sibuk bergerak di atas kertas. Sekarang menggambar kelopak bunga yang berjatuhan.
"Kau sudah melewati berbagai hal, ya?"
Aku tersenyum.
"Aku hanya mengingat sebagian,""Seijuro juga," tanganku berhenti bergerak setelah mendengar nama CEO menyebalkan itu terucap oleh mulut Gunawan.
Aku bertopang dagu. Kegiatan menggambar kutunda. Sepertinya, mendengar cerita Gunawan tentangnya akan menarik.
"Apa maksudmu?" Tanyaku."Sebenarnya tidak separah masa lalu F/N-chan yang masih misteri. Tapi, aku cukup kasihan dengannya saat masih kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire ( Milliarder! Akashi x Agent! Reader) END
Mystère / ThrillerPair : Akashi X Reader Karakter milik Tadoshi Fujimaki Seorang gadis muda cantik yang bertemu dengan seorang Milliarder yang sangat kaya rupawan, tapi bersifat dingin dan arogan. Pertemuan singkat yang membuat sang Milliarder muda itu tertarik akan...