Bye Berlin

49 4 3
                                    

Author pov

3 bulan lagi sekolah nya usai, Aca mengisi 3 bulan dengan rutin bekerja di palang merah Berlin. Dia menjadi relawan dan masih sibuk dengan kemanusiaan.

Satu waktu dia menangani kecelakaan dan mengantar ke rumah sakit, kondisi pasien kekurangan darah dan dokter keluar mencari relawan agar segera mengambil darah b+ di pusat.

Saat Aca menelfon ternyata sangat lama info nya, teman Aca pun di datangi dokter dan dokter itu tampak panik karna kondisi pasien kritis. Dokter itu sedikit bernada tegas agar lebih cepat.

Teman Aca terkejut dan sedikit panik sampai akhir nya Aca berbalik dan langsung menyodorkan tangan nya untuk di ambil darah nya.

" Artz nimm mein Blut, ich b +",
" Dokter ambil darah saya , saya b+"
ucap Aca terburu sebelum dokter itu lebih marah

Dokter itu terkejut memandang Aca yang spontan, dan pandangan mata nya itu cukup lama tertegun melihat Aca. Wajah nya yang terbalut masker dan tutup kepala operasi sangat megangkan suasana.

"Ja, beeil dich "
" ya, cepat lakukan" perintah nya dingin

Dokter itu kemudian menyuruh nya cepat mengambil darah Aca. Dan entah kenapa saat Aca berbaring sambil menunggu darah nya selesai mengalir dia teringat pada mata dokter itu. Seperti mengenal, tapi Aca tidak pernah mengenal dokter disini secara dekat.

Benar saja itu Bintang, Aca sangat mengenalnya. Lamunan nya terpecah saat darah nya selesai di ambil. Aca segera turun dan memakan roti dengan segelas susu di kantin rumah sakit.

Perasaan nya seperti tidak nyaman, karena seperti ada yang melihatinya dari tadi. Tapi tak di lihat nya siapapun memperhatikannya.

Aca mengabaikkan perasaan nya, dan melanjutkan makannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aca mengabaikkan perasaan nya, dan melanjutkan makannya.  Tentu saja Bintang memandanginya dari jauh sambil tetap memakai masker sebagai penyamaran dirinya. Dia pun segera kembali ke pusat bersama temannya, di tengah2 perjalanan telfon nya berdering dan Nourma menelfon untuk membujuknya agar mau kembali ke indo setelah kuliahnya selesai.

Aca hanya tersenyum dan tertawa pada Nourma sampai Nourma sebal di buat nya. Nourma menutup telfon dengan ngambek dan Aca tertawa terpingkal.
Walaupun Aca menggoda Nourma tapi dia memikirkan permintaannya.

Bahkan sampai Nourma mengancam tidak akan menikah dengan Ubet sampai Aca pulang ke Indo. Bulan pun melemparkan statemen yg sama dengan Nourma. Sepertinya akan terjadi pernikahan di hari yang sama itu entah kapan.
*
3 bulan berlalu dan Aca resmi menyandang gelar Ph.d
Fransisca Putri Mahendra, S.fil, M.fil, Ph.D
Begitu banyak gelarnya di usia 28 tahun tapi kebahagiaan batinnya tidak tercapai.

Aca sudah memutuskan untuk pulang ke Jakarta, dengan rayuan dan ancaman Nourma untuk tidak menikah sebelum Aca pulang ke Indonesia. Dan usia mereka sudah sangat matang untuk menikah, Aca akan semakin merasa bersalah bila sabahat2 nya tidak menikah di usia yang cukup 28 tahun itu karna Aca yang tidak mau pulang ke Indo.

Judul standar - Bulan Yang Mencari BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang