Author pov
6 bulan berjalan dengan berbagai perubahan dan kejanggalan. Semuanya sangat aneh, Bintang merasa Bahwa posisi nya semakin berbahaya. Walaupun dia tidak pernah bercerita pada Aca, tetapi Aca sangat merasakan perbedaan suasana yang dia alami sampai saat ini. Dan suasana ini berubah dari Bulan.Bulan lebih sering melamun dan tiba2 menghilang dari mereka. Sikapnya juga cenderung lebih diam pada Nourma dan Aca. Tapi mereka tetap baik walaupun tidak seramai sebelumnya.
Siang sepulang sekolah Bintang sedang bersama Aca, mereka makan siang dan menikmati waktu ber dua. Tak lama kemudian ada telfon dari nomor tidak di kenal sebanyak 2 kali.
Tiap Bintang mengangkat telfonnya selalu tidak ada suara. Mungkin sinyal jelek. Tak lama telfon itu berdering lagi dan masih nomor yang tidak di kenal.
Kali ini Bintang terbelalak saat telfon itu mulai bersuara, agak lama Bintang menempelkan telfon di telinga nya dan dia hanya berkata lirih iya dan iya.
Dengan posisi masih berdiri membelakangi Aca, Bintang diam sedikit lama, kemudian kembali makan dengan Aca. Saat Aca bertanya Bintang hanya bilang asisten orang tuanya yang menelfon. Menanyakan renovasi rumah.
" ooh ya udah di abisin donk sayang makanan nya. Kok malah bengong sih!"
Bintang senyum kaku dan melanjutkan makan.Sepanjang perjalanan pulang Bintang hanya banyak diam, entah apa yang sedang dia pikirkan?? Apa benar tfon itu dari asisten orang tuanya?...
Bintang pov
Bagai petir di siang bolong, saat 2x telfon tanpa suara itu dengan nomor yang sama nelfon gue berurutan, tetapi 1 telfon setelah nya dari nomer yang berbeda dan gua ga kenal juga tapi gua yakin itu bukan nomor indo, itu nomor eropa...Jerman......
Tapi itu bukan asisten ortu gue... Itu ortu gue yang nelfon. Sungguh petir ini bersuara beberapa menit. Tak henti mendikte ku. Ga ada yang bisa gue ucapkan saat mereka giat mendikte terutama atas kesalahan gue yang merahasiakan penyakit gue.
Buat pertama kalinya mama gue berbicara sambil nangis buat gue dan memerintah kan kak Lisa mengurus semua keberangkatan gue minggu depan ke Jerman. Karena jadwal operasi sudah di siapkan, dan perkembangan terakir penyakit gue dari dokter Sidharta telah berada di German.
Sesampai di rumah setelah antar Aca yang harus pulang karena mama nya sudah di rumah, gua secepatnya telfon kak Lisa. Dia adalah asisten ortu gue yang ngerjain semua urusan rumah tangga di Jakarta. Dan urus perusahaan mereka juga.
Dia udah seperti kaka gua sendiri, kayak temen, dia juga sering berbohong dan di marahi ortu gue saat gue bandel dan ga bisa di atur. Dia lah yang sering datang ke sekolah buat ambil rapot.
" kak, kenapa mama sampai tau rekam medis gue dari dokter Sidharta sih kak?"
" adek, ini yang keterlaluan itu lo sendiri. Lo sakit parah kenapa ga ada yang tau dan lo ga cerita ke ortu lo kan? Kenapa?"
" ga ada yang tau kak selain gue, mbok Minah, dan Aca temen deket gue.! Gue ngerasa ga penting kak buat mereka, buat apa juga gua cerita? Dari kecil lo tau ortu gue kayak apa kak, mereka ga akan telfon gue Kalo ga penting banget, beda ke Venus yang masih penting banget buat mereka."
" dek kaka ngerti, tapi ini masalah nyawa lo dek. Jadi ceritanya dokter Sidharta itu kenal dengan dokter Bob, dokter keluarga kalian. Entah gimana ceritanya dokter Bob tau nama lo di meja dokter Sidharta, dia merasa tanggung jawab atas kesehatan sekeluarga lo. Dan di ambilnya atas dasar Bob adalah dokter keluarga kalian, Sidharta pun ga bisa melakukan apa apa. Dan Sidharta terkejut ketika Bob bilang ortu lo ga tau apa2 tentang penyakit anaknya. Dikirimlah semua rekam medis lo, dari awal sampai yang sekarang ini ke Jerman ama dokter Bob.!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Judul standar - Bulan Yang Mencari Bintang
RomansSekian banyak orang baru yang hadir di hidup Bulan...ketika sebuah kenyataan yang tak sama...ketika tidak mampu melihat dan ketika melihat....ketika hanya mampu mendengar dan ketika dapat menatap....ketika cinta yang diharapkan dan ketika cinta tak...