Bintang pov
Asli gue tetep ga bisa tenang di tengah2 riuh nya kemeriahan pesta pernikahan sodara2 gue ini. Gue pengen total bahagia buat mereka tapi jantung gue rasanya deg degan parah.
Gue empet banget liat garis wajah angkuh nyokap gue, bokap gue udah acuh banget dan buang muka saat lihat gue. Lalu apa yang kudu gue lakuin. Gue salting sumpah.
Sementara Aca ga brani deket2 gue, dia ga mau semakin memperkeruh suasana. Perasaan gue bener2 campur aduk, antara gelisah, takut terjadi sesuatu dengan Aca.
Dari jauh tampak Venus tak henti memperhatikan gue dan Aca sesekali di tengah ribuan orang yang hadir.
" ya Tuhan ada apa ya ini?? Semoga semua baik2 saja! Kok gue pengen nangis ya saking gelisahnya...." cuma doa itu yang gue panjatin.
Pukul 21.00
Acara udah hampir selesai. Dan di acara lempar bunga. 2 bunga yang mereka lempar kan salah satu nya di tangkap Si cantik Aca. Dan satu lagi temen kuliah mereka bukan gue. Tapi semoga Aca mau menikah nya ma gue.Ga tau kenapa saat liat Aca nangkep bunga itu gue takut banget. Gue takut jauh dari dia lagi. Tuhan, tolong jangan lagi ada perpisahan.
Malam Semakin larut, setelah selesai makan malam mereka berbasa basi dan bersalaman untuk berpamitan.
Saat akan pergi nyokap gue hanya sebentar menatap gue dan Aca cukup datar tanpa amarah. Dan itu beda sekali dengan kondisi di awal pesta.
Setelah mereka pergi, gue cukup tenang karna mereka tidak menggangu Aca. Sampai Venus manggil gue,
" dek, sebelum pulang mereka minta gue buat sampein undangan dari mereka buat lo setelah pesta selesai, lo di tunggu mereka di rumah. Mereka mau memperbaiki hubungan nya sama lo dek. Mereka mau minta maaf, walaupun mereka belum bisa menerima status Aca buat lo tapi mereka ingin bisa tetap berhubungan sama lo sebagai anak dek!"
Gue kaget dan sedikit nggak percaya, apa mungkin seorang nyonya Arya wiguna mau meminta maaf pada anaknya?
Semua masih janggal di kepala gue. Tapi Tuhan aja maha pemaaf masa iya gue ga mau maafin mereka.
Apalagi mereka orang tua gue sendiri.Walaupun muka gue gamang tapi gue berusaha positif in otak gue bahwa orang tua gue mau melunakkan hati nya buat minta maaf sma gue.
Dengan langkah pelan dan masih berusaha berfikir positif gue temuin bidadari gue yang cantik nya kelewatan.
" sayang, gue di mnta ortu buat datang ke rumah. Venus bilang mereka mau minta maaf sma gue. Boleh ya?"
Aca harusnya sangat senang karena dia yang mau gue selesaiin masalah ma ortu gue. Tapi dia diam sejenak, apa mungkin pikiran nya sama ma gue?raut wajah gelisah nya di rubah dalam dua detik dengan senyuman yang menenangkan gue.
" iya Bin, mau gue anter atau??"" oo enggak gue bawa sendiri aja gapapa."
" sayang, yakin sendiri?" kawatir Aca..
Gue cuma ngangguk sok yakin walaupun isi pikiran kami mungkin sama yaitu saling " khawatir ".
Gue keluar gedung dengan jantung dan pikiran amburadul rasanya. Gue beneran nge blank.. Ga punya bayangan sama sekali dengan tata bahasa sepeRti apa orang tua gue buat mau melembutkan hatinya berkata maaf sama gue?
Oh Tuhan semoga aku selalu dalam lindunganmu. Dan ini benar2 menjadi jalan kebaikan untuk semua. Terutama Aca, supaya dia ga tertekan lagi dan lagi. Mobil gua meluncur perlahan karna jujur kegelisahan membayang di pikiran gue.
Aca pov
Ya Tuhan Kenapa perasaan gue ga enak gini ya. Kenapa juga malam begini mereka ingin Bintang datang. Perasaan gue cemas ga karuan. Bintang pun melangkah berjalan keluar gedung. Ijin dari gue bawa langkahnya ke rumahnya," Bintang, gue selalu doain lo supaya Tuhan selalu jaga lo dimanapun dan dari siapapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Judul standar - Bulan Yang Mencari Bintang
RomanceSekian banyak orang baru yang hadir di hidup Bulan...ketika sebuah kenyataan yang tak sama...ketika tidak mampu melihat dan ketika melihat....ketika hanya mampu mendengar dan ketika dapat menatap....ketika cinta yang diharapkan dan ketika cinta tak...