Melukis Senja

64 5 6
                                    

Bintang pov
Semua udah gue selesein 1 per 1. Pengunduran Diri gue di Universitas, dan di rumah sakit. Universitas sudah di proses, tapi rumah sakit belum gue masukin permohonan resign gue. Gue ambil cuti jauh hari, pengajuan semenjak Bulan pulang dari Berlin.

Dan baru di Acc sekarang, 6 Bulan setelahnya. Pekerjaan kemanusiaan, tidak bisa meninggalkan nyawa orang tanpa tanggung jawab. Itu udah jadi resiko yang gue ambil saat gue putusin ambil kedokteran.

Ijin gue ke ortu adalah seminar riset di Thailand. Dan gue mendarat ke Thailand sebelum ke Indo. Di Thailand gue ketemu dengan teman kuliah dokter di sana dan hanya kamuflase, 2 hari gua di temenin dia d Thailand.

Langsung gua terbang ke Indo dan sampai juga di Jakarta, gue langsung cari counter hape. Gua beli posel baru, nomer baru, karena gue pengen hidup baru  yang ortu gue ga tau.

Gua hubungin Bulan secepatnya. Bulan pun kaget dan terdengar sengau karena ada endapan air mata.

" aku udah siapin perlahan semuanya disana Lan, dan kali ini aku bisa datang tepatin janjiku ke kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" aku udah siapin perlahan semuanya disana Lan, dan kali ini aku bisa datang tepatin janjiku ke kamu."

" Bintang, kamu aku jemput sekarang ya dan kita ke rumah kamu!"

Bulan jemput gue, dia seneng banget gue tepatin janji, dan dia peluk gue erat saat bertemu seperti pelukan sahabat, kakak, saudara.

" ini Venus masih belum berangkat, dia ada dinas di bogor 2 hari. Kita cepet temui dia ya!"

Dan sampai juga gue ama Bulan di rumah gue yang masih tampak sama. Terjaga dari usang, tetap asri dan terawat bagus.

Mbok Minah membukakan pintu, dan dia terkejut hampir pingsan melihat Bintang yang ada didepannya.  Gue bopong mbok Minah dan Bulan mengambil air minum.

Mbok Minah masih tidak bisa berkata apa apa, dia hanya masih memandangi, dan pegang pipi gue.

" kamu ini masih hidup apa sudah meninggal Bintang,, mbok sedih banget. Jangan mainin mbok begini nak!"

Mbok di tenangkan Bulan. Dan Venus datang dengan bingung. Gue hadap mbok Minah sehingga dia belum bisa liat gue. Langkah nya mulai perlahan dan bingung.

" ada apa ini?"

Gue toleh sodara kembar gue itu, dan gue berdiri di hadapannya. Venus terkejut bagai melihat hantu.

" lo siapa?"

" Bintang! gue adek lo, gue belum meninggal. Ceritanya panjang Ve"

" lo bohong kan?"mata Venus sudah sangat merah.

" jangan lo hubungin orang tua kita please! "

" lo beneran adek gue yang mati itu?"

Venus meluk gue sangat erat, dia seperti menemukan sebagian dari jiwanya yang hilang. Gue ikut nangis liat sodara kembar gue sesayang itu sama gue.

Judul standar - Bulan Yang Mencari BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang