Amplop Hitam

67 3 1
                                    

Author pov

Pagi yang tidak hujan itu seakan menjadi hujan gerimis dengan langit gelap sepanjang hidup Aca.
Merasa hampa, kosong, setengah dari dirinya hilang, seperti terbang bebas dari jurang yang sangat dalam. Terbawa angin melayang tanpa tujuan.

Mata berairnya menerawang pada hiasan yang ada di pinggiran jendela kamar nya, Setelah pembantu nya membopong Aca ke kamar nya. Menangis tanpa suara, dan tak ingin beranjak dari posisinya sekarang.

Dia masih sangat menikmati tangisannya dan kenangan yang masih terus terbang di lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia masih sangat menikmati tangisannya dan kenangan yang masih terus terbang di lamunannya..

" Bintaang... Kamu dimana sekarang..."

Aca memejamkan matanya yang basah ....seakan menunggu jawaban dari pertanyaannya...anginpun datang membelai wajahnya, suara gantungan itu menghiasi telinga Aca membuatnya mengerutkan dahinya. Matanya tersentak terbuka seperti merasakan kehadiran Bintang ketika gantungan itu berbunyi dan bergerak.

Matanya tampak panik dan mencari di sekelilingnya, tapi tak di temui sosok yang di carinya. Suara gantungan itu seperti semakin menambah rasa rindunya yang kosong..

Semakin sadar bahwa dia kehilangan Bintang. Matanya kembali menangis dengan angin yang semakin kencang menyapu tirai di kamar nya, dan mendinginkan wajahnya. Sampai dia terlelap karena lelah menangis.
*
Dalam tidurnya dia merasa ada tangan yang memeluknya. Hangat dan memeluk dengan erat. Rupanya dia bermimpi Bintang mengatakan,

" Gue bakal slalu jagain lo di deket lo terus!"

13.30
Aca membuka mata dan melihat sekeliling yang kosong sampai ada sosok gadis yang membuat nya terkejut.
Aca tersengal saat melihat sosok cantik yang sudah duduk di samping kasurnya, sambil melihatnya dingin dan datar tanpa senyum.

Dia adalah Bulan. Aca terkejut dan cukup ketakutan dengan sosok yang hadir itu.

"Bulan, dari kapan lo di situ? Maaf gue ga enak badan, gue ketiduran.!" sambil bangun dan duduk di kasur.

" 30 menit yang lalu. Kamu sakit apa? Hati kamu yang sakit?"tanyanya tegas dan datar

" maksud lo apa Lan?"

" lo sakit hati karna Bintang meninggal?" tanya Bulan dengan tetesan air mata yang mulai mengalir.

Badan Aca lemas dan tidak ada kekuatan untuk menjawab apapun. Dia hanya bisa menangis dan duduk di balik selimut.

"Kenapa kamu bisa sehancur ini karna kematian Bintang? Tapi Kenapa kamu ga sehancur ini ketika kamu tau kebohongan kalian terbongkar? Kenapaaaa?" teriak Bulan sambil menangis.

Aca pun sangat depresi dengan pertanyaan Bulan. Dia menangis merengek seperti anak kecil sekeras keras nya, dalam hatinya mejerit memanggil Bintang dan ingin sekali berkata

" gue ga pernah punya keinginan ngebohongin lo kayak gini!" hanya bibir nya tak mampu berucap selain menangis sesenggukan dan menutup telinga nya

" apa kamu ga merasa bersalah atas semua kebohongan yang kalian lakukan ke aku? Tidak ada rasa belas kasian saat membohongi aku yang buta dulu? Apa kalian benar benar tega memanfaat kan kebutaan ku? Kalian sangat menyayangi aku, tetapi kalian melakukan hal buruk ke aku! Kenapa Aca kenapa?? Aku sayang kalian semua! Tapi kenapa Aca?" dengan nada semakin tinggi.

Judul standar - Bulan Yang Mencari BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang