Meraba Tanpa Tangan

293 19 2
                                    

 Pembaca yang baik mohon komen nya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca yang baik mohon komen nya ya...
Masih amatir dan kudu bnyak belajar
Makasih....selamat membaca..😘

Author pov

Siang itu amat terik di lapangan tempat biasa Bulan dan Anne biasa berbincang. Suasana sendu sangat terasa siang itu, bagaimana tidak siang ini adalah siang terakhir Bulan bersama Anne di sekolah itu

"Kamu ga bakal lupain aku kan lan?" suara Anne yang terdengar bergetar

Tanpa jawaban Bulan menyandarkan tongkatnya pada tembok dan langsung memeluk Anne dengan erat.

Tangisan mereka berdua pecah dalam pelukan itu. Tak menyangka mereka akhirnya harus berpisah di waktu yang belum saatnya untuk berpisah.

"An, percaya sama aku yaa sayang persahabatan kita ga akan pernah berubah. Dan aku bakal tetep ktemu sama kamu kalo hari libur...stop nangis nya ya..kamu kan ttep jadi sahabat ku selamanya..."

Ucapan Bulan yang tulus membuat Anne sedikit tenang dan semakin mendukung semua langkah sahabatnya itu.

Suara mobil mama Bulan memisahkan pelukan mereka...tak lama ada suara langkah sepatu kerja dan suara mama Bulan yang selalu bersemangat itu.

" kalian kenapa nangis?? Mmm.. pasti karna Bulan akan pindah sekolah ya? Hmmm..Anne dengar deh tante janji sama Anne kalo akan antar Bulan saat ada liburan sekolah atau sabtu minggu juga bisa....jadi Anne jangan sedih yaa sayang.."

Sepintas kata kata itu memang menenang kan Anne, tapi mama Bulan tidak memahami seberapa dekat nya mereka. Kehilangan yang sangat di setiap detik waktu yg mereka habis kan di sekolah itu.

Walaupun sama sama tak dapat melihat, tapi mereka selalu saling membantu satu sama lainnya. berbagi susah senang dan selalu ada saat membutuhkan.

Tapi inilah kehidupan, ada pertemuan ada juga perpisahan. Saat yang tak terduga ini pun mereka harus berpisah. Kesedihan teramat sangat di hati Anne dan Bulan, tetes air mata Anne mengalir di siang terik yang ber angin itu.

sebuah mobil lain datang untuk menjemput Anne...dan mama Anne pun menggandeng tangan putrinya itu.

" jangan lupain aku ya Bulan, temen kamu disini...."

Kata akhir Anne siang itu saat mama Bulan melajukan mobil nya dan Bulan yang tak henti di samping jendela yang tetap terbuka dan menoleh ke arah suara Anne...

Bulan pov.

Entah kenapa aku merasa tak tenang dengan semua kondisi ini. Semua keputusan di tangan mama, namun hati kecilku pun ingin sekali mencoba kemampuan ku. Bisakah aku?

Dadaku sesak di pelukan Anne tadi siang, walaupun kami buta justru di sana lah aku merasa tidak ada teman se pengertian itu padaku.

" Bulan, sudah siapkah kamu untuk besok?" tegur mama Bulan malam itu

Judul standar - Bulan Yang Mencari BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang