『 03 : Happy and Worried 』

1.1K 212 4
                                    

Beberapa hari sudah lewat dan ini adalah jadwal Beomie untuk pulang ke rumahnya di Daegu. Sudah rindu sekali dirinya dengan sang kekasih. Begitu pula dengan Terry. Jangan lupakan sang kembarannya Beomie yang bernama Beomgyu itu. mereka kembar selang lima menit, yang di mana Beomgyu yang lahir pertama.

Meski mereka adalah seorang anak kembar yang identik, namun Beomie selalu memanggil sang kembaran dengan sebutan kakak. Karena pikirnya tidak sopan jika Ia memanggil yang lebih tua tanpa embel-embel. Meski sudah diberitahu jika anak kembar bisa langsung memanggil nama, namun Beomie tetap dalam pendiriannya untuk tetap sopan meski hanya berbeda sepersekian detik pun.

Dan saat ini, Beomie tengah menunggu sang kekasih. Ia sedang berada di Stasiun Gwangmyeong. Salah satu stasiun kereta yang berada di Korea Selatan, tepatnya di Kota Gwangmyeong. Setelah Ia turun dari bus pada stasiun bus di dekat Stasiun Gwangmyeong. Kereta di sini datang setiap dua puluh menit. jadi dia datang lebih awal agar dapat bertemu dengan Terry.

Ya, Terry datang menjemputnya. Meski hanya dari satu stasiun ke stasiun lain, tapi Terry hanya tidak mau sang kekasih kenapa-kenapa.

Sebenarnya, Terry menyuruhnya untuk menunggu di dekat kampus saja, karena kebetulan rumah yang Beomie sewa berada di dekat kampusnya. Selain itu, hal tersebut agar dapat menjaga Beomie. Maksudnya, waktu keberangkatan mereka itu malam, yaitu pukul tujuh lewat empat belas malam. Yang berarti jam-jam yang rawan dan harus berjaga-jaga. Meski tidak terlalu malam, tapi Terry hanya ingin kekasihnya ini baik-baik saja.

Awalnya, Beomgyu -selaku kakak kembarnya ini ingin menjemput Beomgyu. Namun Beomie menolak dan memilih untuk pergi bersama sang kekasih. Ia juga rindu dengan sang kakak. Namun, Ia bisa bersama kakak selama yang dia mau sesaat Ia sampai di rumahnya.

Jam tujuh kurang enam menit, sebuah kereta terhenti. Beomie yang sedang terduduk itu sontak mendongkak dan menatap kembali ke arah ponselnya yang sedang bertukar pesan dengan sang kakak kembarannya. Setelah memberi tau keadaannya saat ini, Ia mematikan ponselnya dan berdiri. Berharap presensi Kang Terry -kekasihnya datang.

Setelah melihat cukup banyak orang berlalu lalang. Akhirnya orang yang ditunggu datang. Ia sontak melambaikan lengannya di udara dan orang yang di tuju itu langsung menyadarinya. Terry ikut melambaikan tangannya dan berlari menuju sang kekasih, begitu pula Beomie.

Keduanya melebarkan kedua tangannya di saat mereka sudah dekat. Dan setelahnya, badan mereka bertubrukan dan kedua lengan itu refleks melingkar pada tubuh di hadapannya. Pelukan yang begitu erat, menyalurkan beragam rasa di dalamnya.

Keduanya sontak melepaskan pelukan dan menatap satu sama lain lalu tersenyum.

"Beomie kangen Terry~"

"Terry juga kangeeeeeenn banget sama Beomie"

Keduanya lantas berpelukan kembali. Hanya sebentar, tidak lama. Mereka beranjak untuk duduk di kursi kayu panjang di sana.

Bercerita beragam hal, menyalurkan rasa rindu yang mereka pendam, menyalurkan rasa cinta pula di dalamnya.

"Gitu Terry, rame banget kan?!" ucapnya memekik riang. Terry hanya tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Nanti Beomie kenalin ke kakaknya Beomie deh!"

"Dia sifatnya gimana Beomie?"

"Sifatnya baik banget, tapi gak sebaik yang Terry kira, soalnya kadang suka nakutin Beomie... hihh~ serem pokoknya Terry~" ucapnya sembari menutup kedua mukanya dengan tangan yang menghilang karena hoodie putih kebesarannya.

"Kamu masih suka banget pake hoodie ini ya?"

"Eum! Beomie suka banget soalnya!!"

"Ini yang Terry kasih?" Beomie menggeleng. "Ini yang ibu Beomie kasih, yang Terry ada di koper" ucapnya sembari menunjuk ke koper berwarna merah di sampingnya.

TWOINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang