『 06 : Meet 』

952 174 9
                                    

Kini, pasangan yang baru saja datang menggunakan mobil itu menatap ke rumah besar di samping mobil mereka. Terlihat sederhana namun mewah.

Pria bersurai merah pun menaikkan tuas rem tangan lalu menatap ke samping, dimana sang kekasih tengah tersenyum senang. Jari telunjuknya Ia simpan di depan kedua bibirnya yang Ia majukan.

"Terry jangan berisik! Biar kejutannya berhasil!!" Ucapnya dan diangguki oleh Terry sembari tersenyum.

Lantas keduanya turun dari mobil dan dengan mengendap-endap masuk ke dalam rumah. Ya, hanya si manis saja, sedangkan kekasihnya berjalan biasa di belakangnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyuman pada wajahnya.

Sesaat di depan pintu kayu besar yang terdapat gantungan seperti hiasan bunga yang melingkar itu, si manis menoleh ke belakang untuk menatap sang kekasih.

Ia kembali menyimpan satu telunjuknya di depan bibir merah mudanya yang Ia kerucutkan. Terry hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.

Sesaat pintu terbuka perlahan, si manis langsung melompat dan berteriak sangat kencang.

"BEOMIE PULAAAANG!!!!"

Teriaknya dihadiahi keheningan di dalam rumah. Entah ke mana perginya penghuni rumah membuat si manis ini kebingungan. Padahal, kata sang kakak, Beomie bisa pulang saat ini dan sang kakak dari si manis itu akan berdiam diri di rumah. Namun entah kenapa, Ia malah tidak mendapatkan sosok sang kakak di mana pun.

Terry dan Beomie sudah mencari-cari di sudut ruangan. Namun nihil, di rumah benar-benar kosong. Tidak ada siapa-siapa di dalam rumah megah ini.

Beomie yang menyerah pun berjalan menunduk ke arah sofa di ruang tamu, di mana Terry tengah terduduk di sana.

Ia langsung duduk di sebelah sang kekasih dengan raut wajah sedih. Sang kekasih yang melihatnya langsung saja membawa kepalanya ke dada bidangnya. Mengelus rambutnya perlahan untuk menenangkannya.

"Padahal... k-kata kakak... k-kakak ada d-di rumah..." ucapnya tergagap karena menahan tangisan. Terry yang menyadari itu hanya melontarkan kata-kata penenang dan terus memeluk erat tubuh mungil di hadapannya.

"Coba kamu cek lagi ponsel kamu, kali aja kakak kamu ngirimin pesan tapi kamu nya gak nyadar" Beomie mengangguk dan mengambil ponselnya yang berada di dalam sakunya, tanpa melepaskan pelukannya.

Dan benar saja ucapan sang kekasih, sang kakak ternyata mengirimi beberapa pesan kepadanya yang belum terbaca.

Kak Beomgyu Luviee<3

|Beomie
|Maafin aku ya? Aku lagi di kampus, tiba-tiba dipanggil sama dosen
|Aku nggak akan lama kok, ya?
|Tunggu aja sebentar
|Kalau mau makan tinggal ambil makanan di kulkas terus angetin di oven, ya?
|Jauhin pohon natalnya Beomie!
|Inget pesen aku, ya?!

Beomie pun tersenyum dan mulai menggerakkan kedua jempol tangannya. Menghantam satu persatu huruf pada keyboard-nya.

Kak Beomgyu Luviee<3

|Beomie
|Maafin aku ya? Aku lagi di kampus, tiba-tiba dipanggil sama dosen
|Aku nggak akan lama kok, ya?
|Tunggu aja sebentar
|Kalau mau makan tinggal ambil makanan di kulkas terus angetin di oven, ya?
|Jauhin pohon natalnya Beomie!
|Inget pesen aku, ya?!

Eum! Beomie ngerti! Beomie janji bakalan jauhin pohon|
natalnya!( • ω<)~♡
Semangat kuliahnya ya kak Beomgyu!! (*^0^*)|

Terry sedikit melihat isi pesan Beomie-nya. Terlihat jelas nama sang kakak dari kekasihnya. Lantas Ia tersenyum gemas karena sang kekasih yang terkekeh dengan lucu.

TWOINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang