『 24 : New Year, New Me 』

307 52 3
                                    

Setelah kejadian tadi sore, suasana di rumah milik Beomgyu menjadi cukup mencekam. Mengingat pergelutan antara dua saudara kembar, yang tidak diketahui oleh Beomgyu dan Beomie, yang terjadi.

Taehyun kini tengah ditenangkan oleh kekasihnya di dalam kamar milik Beomgyu, sedangkan Beomie dan Kai mencoba menghubungi Terry. Keduanya, Beomgyu dan Beomie, tak mengetahui bahwa ternyata kekasih mereka masing-masing ternyata adalah saudara kembar dan juga memiliki masalah keluarga yang cukup serius.

Tak mendapatkan jawaban dari Terry, Beomie pun menggeram kesal. "Ih! Kok gak diangkat?!" Ucapnya lalu menoleh ke arah Kai. "Ningning, anterin Beomie ke apart Terry." Pintanya dan langsung disetujui oleh Kai. Keduanya pun bergegas pergi menuju kediaman Terry, setelah Kai pamit terlebih dahulu pada Beomgyu secara diam-diam. Takut jika Taehyun mendengar.

Sedangkan di dalam kamar Beomgyu, ia sedang menenangkan Taehyun. Duduk disampingnya sembari mengelus kedua tangannya yang tengah digenggam erat, sampai urat-uratnya terlihat. Dapat Beomgyu lihat pula wajah milik Taehyun yang memerah karena tersulut amarah itu.

Seserius itu kah?

Ingin bertanya, tapi kondisi tidak mendukung.

Beogmyu pun mencoba untuk lebih menenangkan Taehyun, yang biasanya akan ia lakukan jika Taehyun kelelahan atau frustasi karena pekerjaannya. Ia membersihkan tenggorokannya. "Sayang... a-"

"Emang bajingan!" Gerutu Taehyun.

Beomgyu yang mendnegarnya terlonjak kaget sampai memundurkan tubuhnya dan membulatkan matanya. 'serem cuyyy...' Beomgyu kembali membersihkan tenggorokannya. "T-Tae, it-"

"Kamu tau gak sih, Gyu?" Potong Taehyun lagi lalu menunjuk ke arah pintu kamar Beomgyu. "Bajingan itu! Yang jadi pacarnya kembaran kamu itu, hampir mau ambil seluruh harta keluarga gue!" Lanjutnya membentak sembari menatap ke arah Beomgyu.

'Ohh... ini masalahnya.' "H-harta...? Maksudnya kayak, uang sama perhiasan?" tanya Beomgyu pelan-pelan. Mencoba membuka isi hati dan juga rahasia yang dipendam oleh Taehyun.

"Lebih, Gyu." Ucapnya lalu kembali menatap lantai dan menggenggam kembali kedua tangannya. "Dia juga mau ambil surat-surat penting punya keluarga, surat tanah lah, dokumen penting ayah tentang perusahaan lah." Jelasnya.

"Buat apaan?" 'Kata gue sih lo tolol, Gyu. Orang lagi kek gini nanya kek gitu.'

Taehyun meresponsnya dengna gelengan kepala. "Gak tau, tapi pasti, dia bakal gunain itu semua buat kepentingan dia sendiri."

"Mau dijual-jual gitu, ya?" Tanya Beomgyu lagi, pelan-pelan.

Taehyun pun hanya bisa mengangguk. Setelahnya mereka terdiam. Beomgyu bingung harus gimana, serem liat Taehyun kek gini. Selama ini dia gak pernah liat Taehyun kayak gini soalnya, ini pertama kalinya, first time, first impression.

Tiba-tiba, Taehyun menegakkan tubuhnya dan menoleh menatap Beomgyu. Membuat si manis yang tengah ditatap itu kebingungan. Taehyun pun melebarkan kedua tangannya, dengan wajah yang hancur itu. "Peluk~" rengeknya seperti anak bayi.

Beomgyu yang melihatnya terkekeh pelan, soalnya aneh bukan lucu, lalu ia memeluk tubuh Taehyun itu, dan lalu mengusap lembut punggung yang biasanya tegar itu. "Tapi Tae, kamu yakin dia mau gunain semua harta keluarga?" entah datang darimana pemikiran serta hatinya untuk menanyakan hal tersebut.

Taehyun yang mendengarnya sontak melepaskan pelukan, lalu menatap kecewa terhadap Beomgyu. "Kamu gak percaya...?"

Beomgyu yang melihatnya tersenyum lalu menggeleng. "Bukan, sayang..." ucapnya sembari mengelus pipi tirus milik Taehyun. "Bukannya aneh kalau keluarga yang awalnya bahagia bisa tiba-tiba begitu? Kamu sama kembaran kamu itu kan awalnya b aja, kan?" Tanyanya dan diangguki setuju oleh Taehyun yang membuat Beomgyu tersenyum.

TWOINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang