FTF - Seven

1.1K 210 7
                                    

Happy Reading

.
.
.















_

Kompetisi Olah Raga Tahunan sedang berjalan di SeMin HS. Lapangan Indoor dan Outdoor sudah dipenuhi oleh para pemain dan pendukung.

Salah satunya Kim Jisoo yang tampak duduk diantara banyaknya pendukung. Ditengah lapangan tengah berlangsung pertunjukan Cheers oleh dua sekolah, Jisoo memperhatikan adiknya disana.

Rosé akan lebih menawan jika dalam keadaan serius. Jisoo mengakui itu.

Terima kasih pada Sandara Park, yang sudah memberikan gen visualnya. Mungkin Ayahnya juga, Kim Hyun Bin.

"Ji apa kau memperhatikannya, gadis itu tampak kuat, dan lihatlah setiap gerakannya sangat detail". Mata sipit Seulgi memicing pada satu sosok yang sejak tadi mencuri perhantiannya. Jisoo dan Wendy ikut menoleh pada salah satu gadis yang tengah split.

"Gadis berponi itu? Aku seperti tidak asing dengannya". Jisoo berfikir sejenak tapi karena tidak kunjung menemukan jawaban, ia menyerah.

"Bukankah dia mirip..". Wendy menggantung ucapannya seraya lebih mencodongkan tubuhnya untuk melihat kebawah sana.

"Lalice? Dia jadi pemain cadangan, heol". Seseorang berseru saat menemukan sosok nerd duduk dibangku cadangan.

Tiga pria tampan tadi serempak menoleh. Benar ternyata, Lalice tampak memperhatikan segerombalan anggota cheers yang mulai meninggalkan lapangan dan digantikan oleh tim Basket.

"Sudah biasa jika nerd adalah kutu buku, dan bidang olah raga juga tidak begitu buruk". Komentar Wendy melupakkan apa yang tadi dipikirkannya. Dia mengalihkan pandangan pada dua tim Basket yang sedang saling membungkuk.

Hingga kemudian...

"Yak..".

"Bukankah Lalice tampak seperti gadis cheers tadi". Heboh Wendy mengundang perhatian disekitarnya.

"Benarkah".

Dua pasang mata Kim dan Kang sibuk bergantian menatap Lalice dan gadis cheers sampai mereka sependapat dengan Wendy.

"Hey lihatlah, gadis cheers itu mendekati Jennie".

"Jennie?".


-


"Unnie aku malas bekerja untuk sekolahku, aku selalu diskors tapi giliran seperti ini, mereka.. ahh menyebalkan". Jennie terduduk dibangku yang ada, gadis yang mendekatinya mempoutkan bibir mencoba menarik simpatik sang sepupu jauh.

"Adil dengan kelakuanmu".

"Unnie aku sepertinya ingin pindah saja kesini, ohh banyak gadis-gadis cantik disini". Poutan yang tadi tergambar, berubah menjadi gembira tak kala sepasang mata besarnya sibuk mengamati gadis-gadis yang berteriak diatas bangku penonton.

"Kau gila?". Jennie menatap tajam. Tidak habis pikir dengan sepupunya

"Why, kau tahu aku menyimpang tidak usah kaget seperti itu Jane".

"Lihatlah?". Geram Jennie. Si sepupu menoleh pada sosok yang terlihat gugup dengan sesekali membenarkan letak kaca matanya.

"Yak, apa yang dilakukannya disini". Okey gadis berponi tidak pandai menahan amarahnya, Jennie mendelik malas bangkit dari bangkunya seraya melipat tangannya angkuh

From The Future (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang