FTF - TwentyOne

1.1K 234 31
                                    

Maaf for typo ...



Happy Reading

.
.
.






















_

Cahaya hangat menimpa sapasang mata pria Kim, mengusik tidurnya dengan lembut. Tidak ada banyak pergerakan selain membuka mata dengan perlahan sebelum senyuman manis muncul diwajah bantalnya.

Pandangannya menerawang keluar jendela yang dimana tidak tertutup gorden sejak semalam. Entah ada apa disana hingga senyuman Jisoo kian melebar dengan kikikan kecil keluar dari mulutnya.

Seraya terus terfokus pada luar jendela, jemari Jisoo meraih bantal guling yang terselip diantara kakinya, memeluk erat hingga menciumi guling yang mungkin saat ini sudah ternodai liur sulung Kim.

Bahkan sanking terlalu asyik dengan dunianya, pria Kim tidak sadar jika dibalik punggungnya sudah berdiri sang Ibu dengan dua tangan yang terlipat didada tidak lupa kepalanya yang menggeleng heran akan kelakuan putra tunggalnya.

"Aigoo~ apa sekarang putraku mulai tidak waras. Apa yang kau perhatikan diluar jendela selain awan biru, kau tersenyum sangat lebar. Apa putra Eomma sedang jatuh cinta". Dara mulai melontarkan pertanyaanya setelah beberapa puluh detik hanya mengamati anaknya yang tersenyum lebar.

Tidak ada gerakan signifikan dari Jisoo selain menghela nafasnya ringan dengan senyum yang bahkan tidak lepas sejak membuka mata.

Sepasang kelopaknya berkedip, status hubungannya dengan Jennie sangat berdampak. Mungkin Jisoo sudah beberapa kali merasakan jatuh cinta, tapi dengan Jennie?

Itu tampak berbeda, seperti ada kekuatan magis yang membuat Jisoo tidak akan bisa jika tanpa Jennie. Perjuangannya untuk mendapatkan senyuman Jennie saja sudah hampir membuatnya menyerah tapi lihatlah takdir Tuhan.. Jisoo bahkan tidak hanya mendapatkan senyuman manis ala Kim Jennie tapi juga hati gadis bermarga sama itu.

Semua pergerakkan Jisoo terasa ringan, jika sering kali pagi-pagi ada yang mengganggu tidurnya Jisoo bisa diserang bad mood. Namun itu sebelum Jennie hadir sebagai kekasihnya.

Saat ini Jisoo melangkah keluar dari selimut yang melilit tubuhnya yang hanya mengenakan boxer pink dengan kaos putih tipis. Dia melompat kedalam tubuh Ibunya, tanpa tahu apa yang terjadi Dara membalas pelukan Jisoo yang dirasa sedang bahagia.

Dara menepuk-nepuk punggung Jisoo karena pelukan Jisoo berakhir membuatnya sesak.

"Eomma, tolong buatkan aku bekal. Eoh jeongmal aku sedang bahagia Eomma. Sangat.... s~sangat bahagia". Ada binar cerah disorot mata Jisoo, walau tidak paham kebahagian karena apa, tetapi Dara ikut tersenyum bahagia, melihat putranya yang beberapa hari ini uring-uringan dan kini sudah berubah 180° sangat membuatnya ikut senang.

"Aigo.. aigoo, boleh Eomma tahu karena apa?". Pelukan terlepas dan kini Dara benar-benar bisa merasakan kebahagian Jisoo lewat ekspresi dan sorot matanya.

Bukannya menjawab Jisoo malah tersenyum untuk beberapa detik sebelum kembali memeluk Ibunya dengan gemas.

"Sebahagia itu sampai tidak bisa menahan senyummu". Seru Dara

Jisoo kembali melepaskan pelukan sang Ibu dan mendudukan pantatnya diujung ranjang "Eomma aku berhasil membuat Jennie jadi kekasihku". Lagi-lagi Jisoo tersenyum lebar

"Wow.. kau tidak berkhayal sayang? Lalu apa alasanmu beberapa hari kemarin. Wajahmu bahkan lebih menakutkan dari hantu". Jisoo melepas senyumnya setelah penuturan sang Ibu

From The Future (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang