FTF - TwentyTwo

1K 224 43
                                    

Sorry for typo ..


Happy Reading

.
.
.














_

Untuk yang kesekian kalinya Jennie mengeram kesal. Diliriknya benda yang melingkari pergelangan tangannya, dan sudah hampir 10 menit Jennie menunggu, oh ayolah dia tipe orang yang tidak suka menunggu.

Jennie menggerutu kesal, dia bersumpah jika dalam hitungan ke tiga Jisoo tidak menunjukkan batang hidungnya maka Jennie akan memutuskannya.

Satu

Jisoo masih tidak juga datang. Dan hitungan berlanjut

Dua

Rasa kesalnya semakin memuncak, dengan sengaja Jennie agak memperlambat hitungan ketiga, ya dia masih memiliki rasa iba.

Tiga ! Kim Jisoo bodoh!”. Okey Jennie mengepal tangannya menahan untuk melampiaskan pada sesuatu. Dia tidak ingin tangan cantiknya terluka.

Dengan segenap rasa marah, kesal, dan menyesal yang bercampur jadi satu. Jennie menghentakkan kaki sebelum melangkah keluar gedung fakultas. Disepanjang jalan hanya umpatan-umpatan kecil yang bibirnya lontarkan untuk si pria Kim.

Baiklah, sampai terlalu sibuk melampiaskan kekesalannya dengan mengumpati Jisoo. Jennie tidak terlalu fokus pada jalannya, dia tersandung kakinya sendiri dan hampir tergelincir menuruni tangga tapi beruntung tangan seseorang menahan tubuhnya dengan menarik pinggangnya, hingga Jennie terselamatkan dari insiden memalukan.

Namun akibatnya, kedua pandangan itu bertemu dalam posisi yang masih sama. Beberapa pelajar juga memperlambat jalannya untuk menyaksikan adegan itu. Senior yang digilai kaun hawa sedang beradu pandang dengan junior yang juga menjadi incaran kaum adam. Terlebih posisi yang terlihat cukup mesra.

“Eoh, maaf”. Singkat Jennie setelah menyadarkan dirinya dari keterkejutannya. Taeyong melepaskan pegangannya pada pinggang Jennie. Mereka masih berdiri diujung tangga teratas.

“Apa yang kau pikirkan sampai tidak fokus, bagaimana jika aku tidak cepat datang. Kau akan berakhir di Rumah Sakit”. Taeyong terlihat sekali khawatir.

“Iya, terima kasih. Tapi maaf aku harus segera pergi”. Jennie itu orang yang tidak suka berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya dengan baik. Dia tipe yang sulit diajak berteman apalagi berkencan, jadi beruntunglah untuk orang-orang yang pernah masuk didalam hati seorang Jennie Kim.

“Mau ku antar”. Tawar Taeyong masih dengan rasa khawatir namun tidak memperlihatkan, dia lebih kepada ingin mencoba akrab dengan Jennie. Karena jujur pria berwajah hampir seperti anime itu merasa tertarik dengan Junior yang jadi perbincangan sejak kemunculannya di kampus.

“Tidak Sunbae, Terima kasih. Aku sudah dijemput”. Elak Jennie. Dia hanya tidak nyaman berduaan dengan orang baru apalagi kenal hanya sebatas Senior dan Junior. Bahkan mereka jarang bertegur sapa.

“Ahh sayang sekali, padahal aku ingin sekali mengenalmu lebih dalam. Mungkin lain kali, tapi apa boleh aku minta nomer ponselmu?”. Taeyong melempar senyum penuh harapan, dia tahu bagaimana Jennie yang sulit didekati dan tidak sembarang orang memiliki nomer si gadis cantik Kim.

Mian tapi ponselku mati dan aku tidak suka menghafal nomerku”. Alasan Jennie. Mendengar penolakan halus itu Taeyong tersenyum kecut. Sepertinya dia harus memiliki cara yang lain agar bisa membuat Jennie nyaman didekatnya.

From The Future (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang