FTF - Sixteen

1K 218 32
                                    

Happy Reading

.
.
.




















_

Gadis Kim menggeliat merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Tanpa membuka mata, tangannya terulur mencari selimut yang tersingkap kebawah. Namun jemari lemah itu tidak mendapatkan yang dimau, hingga akhirnya memaksa sepasang netranya terbuka.

Jennie menarik selimut hingga menutupi lehernya, beberapa detik terpejam sebelum menyadari bahwa dirinya tengah terbaring diatas kasur lantai didalam tenda.

Kejadian semalam membuat Jennie bangkit dan semakin memperhatikan sekeliling. Ya, dirinya memang telah berada di dalam tenda. Jennie jadi merutuki tindakannya yang malah tertidur disaat suasana buruk.

"Bagaimana dengan Jisoo". Jennie berguman dalam hati, baru akan bangkit untuk melihat keadaan Jisoo, sebelum keduluan oleh kedatangan Eunha.

"Eoh- kau sudah bangun". Eunha yang akan mengambil sesuatu, teralihkan oleh Jennie yang sudah duduk menyingkap selimutnya.

"Semalam kalian hampir membuat kami frustasi. Untung saja Jisoo segera tiba dengan kau tidak sadarkan diri dipunggungnya". Eunha mengambil speaker bluetooth nya kemudian mendekati Jennie.

"Tidak ada yang bisa dihubungi, kalian harusnya tidak pergi sebarangan".

"Bagaimana dengan Jisoo?".

"Irene Sunbae merawatnya sejak semala-".

"Hehh!". Jennie tersentak tidak sadar.

"Segera mandilah agar tubuhmu segar". Pesan Eunha sebelum keluar tenda. Tapi, Jennie tidak begitu memperhatikan ucapan Eunha, ia sibuk menerka-nerka apa yang Seniornya itu lakukan pada Jisoo

Eoh, Jennie jadi kesal sendiri

"Kenapa aku harus peduli. Aku bahkan tidak memiliki rasa apapun padanya". Jennie membuang jauh-jauh pikirannya, diambilnya peralatan mandi yang sudah disiapkannya dalam satu wadah.

Siapapun yang mandi harus turun ke desa, mencari rumah penduduk yang sudah dibooking untuk para Mahasiswa/i itu untuk mandi. Ada beberapa rumah terdekat yang dibooking.

"Berapa lama aku harus menderita seperti ini". Jennie tidak hentinya mendumel, melewati jalan setapak dengan setiap sisi ditumbuhi tanaman liar, jika tidak hati-hati daunnya yang sedikit kasar akan menggores kulitnya, atau lebih parahnya lagi, duri-duri kecil yang siap menembus kulitnya.

Jennie berharap dua malam yang tersisa segera cepat berlalu, dia tidak tahan untuk berendam air hangat dengan nyaman.




-




Kepulan asap dari masakan membuat perut Jisoo menjadi liar. Semalaman tenaganya terkuras habis untuk membawa Jennie dan selepas itu dia langsung tidur tidak makan malam jadi wajar saja cacing-cacing diperutnya sedang protes besar saat ini.

Semangkuk ramyeon tersaji oleh tangan lentik. Jisoo menatap dengan senyuman ramah sebagai ucapan terima kasih sebelum akhirnya menuangkan tatapan minatnya pada ramyeon yang masih panas.

"Kau juga makanlah dendengnya". Irene juga membukakan bungkus dendeng kering pada Jisoo.

"Bagaimana dengan lukamu?". Irene berujar tanya.

Jika bukan pagi tadi Jisoo tidak merasa perih, dia tidak tahu jika semalam dia memiliki luka gores dilengannya.

"Tidak apa-apa setelah Sunbae membersihkannya. Gomawo". Jisoo terus membalas perkataan Senior cantiknya namun tetap pandangannya hanya fokus pada makanan.

From The Future (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang