Happy Reading
.
.
._
"Yah, Kim Jisoo jangan bergerak! Kau ingin membuatku tidak bisa berjalan?!".
"Kau berat pabo, lakukan dengan cepat dan segera turun".
"YAKK! Aku tidak berat!".
"Dan kau tidak ringan. Cepatlah kakiku tidak tahan, kau bisa membuatku lumpuh mendadak".
"Sialan. Ini terlalu sulit, aku tidak bisa melihatnya".
"Tidak bisakah kau lebih tinggi lagi. Kau bahkan selalu mencuri susuku".
"Banyak bicara, turun ka-".
"Yah.. yah.. jangan goyang. Aku akan memukulmu jika sampai jatuh, yah Oppa~".
Brakkk !
Dan kejadian menyakitkan itu tidak terelakkan. Kedua tubuh bersaudara itu terjatuh dengan posisi yang sangat tidak elit karena kaki panjang Rosé menimpa wajah Jisoo.
Kedua bersaudara itu sedang bergotong royong meraih gula diatas kabinet atas dengan Jisoo yang memanggul tubuh Rosé diatas pundaknya. Tapi mereka malah jatuh.
Ringisan terdengar dari keduanya, terutama Rosé yang merasa bokongnya sakit.
"Oppa tanggung jawab, gendong aku kesofa". Masih dengan ringisannya, sebelah tangan Rosé terulur meminta Jisoo untuk menggendongnya.
Dengan desahan nafas kasar Jisoo berdiri sembari berpegangan pada top table, pergelangan kakinya sakit tapi untung tidak terkilir.
"Aku tidak akan memasak apapun lagi denganmu".
"Jangan lupa jika itu terjadi karena Oppa menyuruhku duduk dipundakmu". Rosé berdecit tidak terima
"Siapa sih yang menaruh gula diatas kabinet. Dan sejak kapan kabinet itu sangat tinggi".
"Itu karena kau yang terlalu pendek sebagai lelaki, kau bahkan hanya sebatas bahunya Lalice". Jisoo sudah bergerak untuk memukul kepala adiknya namun terhenti oleh suara Jasmine
"Hey, what's wrong with you guys?". Jasmine datang dengan sekeranjang anggur dan strawberry. Dia meletakan keranjangnya diatas pantry dan menuntun Rosé untuk berdiri
Sementara Jisoo masih dibuat kesal oleh adiknya.
"Tanghulunya kita tunda saja, aku terlanjur malas". Jisoo berlalu meninggalkan kedua gadis dan membuat Rosé mencebik tidak terima.
Bagaimana bisa pria Kim itu membatalkan acara membuat Tanghulu, sementara semua bahan sudah siap. Jasmine sangat ingin protes, tapi ringisan Rosé menyadarkannya bahwa menuntun Rosé ke sofa lebih penting sekarang.
"Kenapa kau bisa tiduran dilantai Rosie?". Bungsu Kim itu membelak tidak terima. Hey! Dia jatuh! Bukan tiduran. Lagipula siapa yang akan kurang kerjaan tiduran didapur dengan lantai yang dingin.
"Aku jatuh, dan Jisoo yang menjatuhkanku".
"Kau terlalu banyak bergerak dan tubuhmu berat". Jisoo yang mendengar, membalas tak kalah kesal. Dia hampir melempar bantal sofa pada Rosé yang perlahan mulai mendekatinya
"Duduklah aku akan mencari sesuatu untuk mengompres bokongmu".
"Tidak perlu".
"Kau harus, tunggu disini". Jasmine kembali kedapur untuk menyiapkan alat-alat untuk mengompres bokong Rosé agar sakitnya mereda
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future (Hiatus)
FanficSeseorang datang dari masa depan. Coba menyatukan kedua orangtuanya? Tapi apakah dia mampu, melakukannya... Genderbender! Kim Jisoo × Jennie Kim