Vote and Comment
.
.
.
.
.Aku ingin jadi bencana
Dan kau tetap terpana
Aku ingin jadi nyata
Dan kau tetap jatuh cinta.
.
.
.
.23 Desember 2010
"Aku tidak usah sekolah saja ya?"
"Hush, jangan macam-macam."
"Ya habisnya..." Laki-laki berseragam memelas pelan sembari memeras kain kompres, meluruhkan air hangat. "Aku tak bisa membiarkan Hyung sendirian dengan kondisi seperti ini."
"Hyung ini sudah besar, bukan seperti dirimu."
"Jangan memulai." Berucap mengingatkan, memposisikan kain di tengah dahi lelaki yang kini terbaring pucat dengan suhu tubuh di atas 38 derajat.
"Kenapa bisa tiba-tiba sakit begini sih? Padahal tadi malam Hyung masih cerewet sekali."
"Sekolah saja, tidur sebentar juga sembuh."
"Kalau ada apa-apa hubungi aku?"
Yang lebih tua mengangguk lemah, menunjukkan senyum tipis berharap terlihat baik-baik saja meski kenyataannya tak begitu.
Gerbang putih yang beberapa bagiannya telah berkarat menimbulkan bunyi gesekan berkala saat ditarik, melepaskan seseorang yang terlihat sedikit berat beranjak pergi.
"Ah, iya."
Langkah terhenti, merogoh benda persegi panjang yang bagaikan jantung, dibawa kemana-mana. Menekan digit-digit angka dengan lancar, berada di luar kepala.
"Halo? Dengan siapa saya bicara?"
"A-anu, pagi."
"Iya pagi. Siapa?"
"...."
"Tolong dipercepat, saya tak punya banyak waktu." Suara di sebrang terdengar berat bercampur jengkel.
Sayup-sayup memprotes seseorang yang entah siapa tentang bagaimana nomernya bisa tersebar kepada orang asing.
"Saya tutup-"
"T-taehyung."
"Siapa?"
"Aku, Taehyung."
"Taehyung?"
Si surai cokelat mengangguk kikuk, bagai orang yang menerima panggilan dapat melihatnya.
"Iya. Adiknya Kim Seokjin." Deheman paham terdengar selanjutnya. Taehyung tak mengerti mengapa ia jadi canggung begini menelfon seseorang berlesung pipit itu.
"Ada apa?"
Tapi tampaknya karena respon lelaki itu yang jauh berbeda dengan yang biasanya ia kenal.
"Taehyung?"
Karena biasanya sebutannya adalah adik manis, serta tawa selalu mengiringi setiap pembicaraan mereka. Persis, seperti cerahnya suasana pagi.
"Namjoon Hyung–eh maksudnya Namjoon-ssi, boleh minta tolong tidak Hyung–em maksudnya-"
"Hyung saja."
"Huh?"
"Panggil Hyung saja, Taehyung."
"Oh, hehehe. Iya Hyung."
"Tolong apa?"
"Kakakku sakit."
"Iya, tahu. Dia sudah mengabari tadi. Ada masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time (KOOKV) || END
FantasyKim Taehyung diberi kesempatan menjelajah waktu. Memutar tangan kanan jam ke 10 tahun lalu, masa sekolah menengah atasnya. "Sunbae cantik." "Diam dasar dungu!" Membawa Taehyung kembali bertemu laki-laki Raven yang terkenang dalam musim dinginnya...