Magic Shop

878 149 4
                                    


Vote and Comment
.
.
.
.
.

You drew memories in my mind
I could never erase.
You painted colors in my heart
I could never replace.
.
.
.
.
.


Penerangan redup lampu jalan jadi saksi Taehyung tersandung setelah berlari selayaknya orang gila.

Memuntahkan isi perut ke arah rumput tak bersalah, mengusap sudut bibirnya. Menyusahkan, Jin Hyung benar tentang itu.

Taehyung memang menyusahkan saat mabuk, tetapi kini ditambah dengan kata menyedihkan.

Setengah jam lagi.

"Katanya ingin merayakan ulangtahunku, kau bodoh!" Ia memekik tertahan dengan isakan.

'Jangan begitu, nanti kalau aku pergi Sunbae menangis'

Sebentar-sebentar tertawa tiba-tiba. Bukan karena bahagia, hanya Taehyung merasa, dirinya patut ditertawakan, bahkan oleh dirinya sendiri.

'Mulutmu.'

Nyatanya, Taehyung benar-benar menangis. 

Matanya berair saat sadar tak akan ada eksistensi laki-laki menyebalkan itu lagi ketika ia berbalik badan.

Air matanya jatuh begitu mengetahui tak akan ada yang memujinya lagi tentang sesuatu yang ia pikir tak sebaik itu.

Taehyung sering berdoa supaya Jungkook hilang dalam sekejap mata. Berhenti mengusiknya.

Ia pikir, hidupnya akan jauh lebih indah tanpa adanya lelaki bermata hitam jelaga itu.

Dan Tuhan mengabulkannya.

Namun kenapa hatinya sesak?

Kenapa tawanya tak mengembang?

Kenapa ia malah ingin menendang Jungkook karena sudah meninggalkannya? 

Taehyung bangkit, berjalan terseok selangkah demi langkah, berusaha agar benda di pelukan tidak terkena lecet sedikitpun.

Pertigaan depan terdapat kafe 24 jam yang menjajahkan teh hijau kesukaanya.

Taehyung hafal betul karena hampir setiap hari berkunjung untuk melepas penat seusai bekerja. 

Itu yang ia yakini. Bukan malah terganti oleh bangunan kuno dengan pijar lampu ungu dan tumbuhan merambat berkilauan terasa asri.

Diantara malam yang begitu mencekam, bangunan di depannya bagai tempat penawar takut.

"Magic shop?" Gumamnya sesaat melihat papan nama besar di ambang  bangunan tersebut.

Pintu utama yang memiliki ukiran sederhana, tetapi terkesan mewah itu tanpa aba-aba terbuka. Menimbulkan sedikit bunyi keryitan berdengung.

Taehyung yang memang tak sepenuhnya sadar hanya mengikuti insting yang menarik perhatiaannya, menjajahkan kaki masuk ke dalam bangunan tersebut. Merasakan hawa hangat dan aroma teh berhamburan.

Di dalamnya tak begitu banyak barang, hanya furnitur biasa dengan beberapa pilar keramik monokrom. 

Sebuah meja bundar besar di temani lampu kuning bergoyang seirama dengan musik dari putaran piring hitam.

Harusnya ada yang mengusirnya atau meneriakinya karena bersikap seenaknya untuk menarik bangku dan duduk disana. Menatap secangkir teh beraroma luar biasa nikmat.

"Kau bisa meminumnya."

Taehyung terkesiap saat mendengar suara, menemukan seorang perempuan cantik berjubah hitam berdiri beberapa meter darinya.

Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang