Bolos

1K 146 22
                                    

Vote and Comment
.
.
.
.

Hold my hand and
I go everywhere
With you

.
.
.
.
.

24 Desember 2010

Mimik wajah menggoda tertoreh, mengabaikan paras jengkel yang lain. Mengingatkan agar ia berhenti mengoceh dan memilih anteng menyantap penekuk berhias madu sebagai sarapan dengan hikmat. 

"Jadi kapan akan resmi?"

"Sudah kubilang, tutup mulutmu."

"Eiii, jangan terlalu kasar padaku. Ini semua berkat aku kalian bisa saling jujur."

"Ya ya ya. Sekarang diam." 

Tapi yang diperintahkan tuli, hanya beristirahat setiap mengunyah dan meneguk air mineral. Sisanya tetap mengoceh hingga kakak kandung di depannya memerah bagai kepiting rebus.

Senangnya dapat mengisengi Jin Hyung, batinnya.

Habisnya ia dibuat terkejut kemarin, alih-alih telah beranjak pulang, Namjoon masih ada di dalam kamar kakaknya, berbaring nyaman mendekap tubuh yang lebih tua, sesekali mengelus punggung menguarkan ketenangan.

Kalau begini bisa-bisa di umur Taehyung yang ke-20 Jin dan Namjoon sudah beranak.

Sadar, apa yang telah ia lakukan menyebabkan kelajuan hubungan yang begitu pesat untuk kedua kakaknya itu.

"Ikat tali sepatu yang benar."

"Baik, calon nyonya bos perusahaan Kim."

"Yak!"

"Hahahaha, bercanda Hyung. Jangan terlalu tegang, lemaskan saja."

"Kemarikan bokongmu! kau memang butuh dipukul." Jin mengerang kesal, mengejar adiknya yang masih saja terkekeh sembari menghindar.

Berakhir melarikan diri ke luar untuk bergegas menuju halte bus seperti biasa, tetapi terhenti sebab menemukan mobil hitam mewah terparkir di depan rumah-

"Dasar bocah nakal, kau lupa topimu, ini." Jin datang tiba-tiba setelah mengunci pintu. Menepuk bahu yang lebih muda, bingung karena diam saja.

"Hai duo Kim."

-dan juga pemiliknya.

"Namj-"

"Sajangnim?!"

Namjoon tersenyum melambaikan tangan, memamerkan lesung pipitnya yang bagi Jin saat itu menjadi pagi terbaik yang pernah terjadi.

"Kalian–berangkat bersama saya ya?"

.

.

.

.

.

Jungkook menoleh ke sana kemari, lantai satu hingga atap telah dijajah. Meyakinkan kalau tas cokelat yang begitu familiar sudah berada pada salah satu tempat duduk kelas 12. 

"Ck, tak ada."

Toilet pun bawah washtafel tak luput dari pengecekkan. Ingin terus mencari, suara perintah yang hampir memecah gendang telinga juga terus berkumandang lewat speaker. Apalagi petugas keamanan sudah mulai berpencar.

"Mencariku?"

Membalikkan badan, lantas menghela nafas lega. "Sunbae kemana saja?" Bertanya cepat setelah menghampiri laki-laki yang berdiri 4 meter darinya.

Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang