DOUBLE UP
.
.
.
.
.I fell in love with your soul, my dear
And it is
Timeless.
.
.
.
.Di bawah sinar rembulan malam dan jejeran bintang, dua sejoli berjalan beriringan, melangkahkan kaki mereka pelan.
Menimbulkan prasangka bermalas-malasan sebab tak ada yang tahu bahwa perbuatan itu disengaja; agar tempat tinggal surai cokelat tak nampak dalam waktu singkat sehingga perpisahan akan terbentuk.
Jantung mereka bergumuruh seiring tautan jemari yang masih bertengger nyaman pada saku celana Raven, kian lama kian erat saja.
Tak ada yang bicara, sepeserpun. Membiarkan beriak angin mengisi kesunyian karena keduanya masih sibuk menutupi kegembiraan dengan wajah super merona.
Sekali-kali saling mencuri pandang, berpaling selanjutnya seakan tak ingin tertangkap basah. Atau sia-sia sebab tak hanya sekali mereka kecolongan—saling melirik lantas saling memalingkan muka; salah tingkah.
"Ah." Satu ceplosan reflek melayang, mendapati bangunan yang mereka hindari telah terpampang nyata.
Rasa tidak rela menghampiri yang lebih muda ketika kakak kelasnya membagi tatapan dengan raut wajah seakan berkata 'aku masuk?' Membuat dirinya mau tak mau mengangguk, menyembunyikan kemasaman.
"Masuklah." Ia berujar karena Taehyung masih berdiri di tempatnya, membuat senyum kelinci timbul karena tahu bahwa ketidak relaan akan berpisah tidak dirasakan sendiri.
"Sunbae, sebenarnya aku juga tak mau berpisah kok, tapi besok kita kan harus sekol-"
"Kau masih menggenggam tanganku." Ucapan Jungkook terhenti. Sadar jemarinya masih berpegang erat pada jemari si manis yang sedikit meronta-ronta; minta dilepas.
"O-oh." Raven ber-oh kikuk, genggamannya ia lepaskan cepat, menyembunyikannya kemudian di balik badan, memaki kepercayaan diri.
"Kau boleh duluan."
Jungkook mengangguk kaku, disembunyikan keinginan melihat Taehyung lebih lama yang seperti biasa; terlihat indah di manapun lelaki itu berada. "S-sampai jumpa." Salamnya kecewa.
"Pftt."
Satu dengusan tawa tercipta kemudian dibalik bibir yang memiliki tanda kelahiran di sana, "Ekspresimu itu, kau benar-benar tak bisa menyembunyikannya ya?"
"E-eh?" Mata hitam membulat, menyentuh parasnya bagian kiri ke kanan. Detik selanjutnya, Taehyung angkat kedua tangan, menggantikan Jungkook dalam membingkai sisi wajah yang terasa tegang akibat pergerakkan tiba-tiba—merambat, mengusap lingkar mata lelaki di hadapannya; lembut.
"Kau perlu istirahat lebih." Berujar kecil, memandangi bagaimana dua bola mata galaksi itu tertutup nyaman dengan usapannya.
Lantas sedikit terhentak saat lengan Jungkook yang tadinya tersembunyi di balik badan-menarik pinggulnya, membuat jemari Taehyung turun mendarat pada sisi-sisi bahu Raven.
"Sunbae itu kenapa sih?"
"H-hm? Kenapa apanya?" Tanyanya gugup, matanya menelisik sesaat ketika yang lebih muda menatapnya teduh dengan senyum tipis—menipiskan jarak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time (KOOKV) || END
FantasyKim Taehyung diberi kesempatan menjelajah waktu. Memutar tangan kanan jam ke 10 tahun lalu, masa sekolah menengah atasnya. "Sunbae cantik." "Diam dasar dungu!" Membawa Taehyung kembali bertemu laki-laki Raven yang terkenang dalam musim dinginnya...