VOTE AND COMMENT
.
.
.
.Di beberapa kehidupan,
kita berdiri berdampingan dan
saling berbahagia.
Di beberapa kehidupan lain,
kita berpisah..
.
.
.
.
01 September 2020
"Kalau yang ini, salah satu potret saat saya berlibur ke Bali, pantai di sana sangat indah dan memukau, apalagi saat sedang sunset."
Dalam ruangan luas bernuansa monokrom, beribu kata telah terucap oleh lelaki jangkung yang sedang menyertai penjelasan pada setiap karyanya yang terpampang.
Perasaan bangga melambung tinggi mendapat raut wajah kepuasan pada setiap pendatang atau tamu yang memang ia undang.
Golden Closet Film
"Satu ini, kristal salju. Saya memang menyukai musim dingin, hawa dinginnya membuat kita lupa segala masalah. Selain itu, musim dingin, bagi saya membawa begitu banyak memori dan kenangan."
Nama pameran itu terpampang dengan tulisan alumunium berkilat indah di depan gedung putih, menarik banyak pasang mata hingga mobil-mobil mewah berderet di depan halaman parkirannya.
"Saya benar-benar terpikat dengan salah satu karya Anda."
Satu ujaran disambangi dengan tunjukkan menarik perhatiannya diantara banyaknya orang yang berkumpul di sekitar.
Langkah perempuan paruh baya yang ia kenali sebagai kolega membawa belakang pundak tertangkap netra, membuatnya entah mengapa bergerak mengikuti.
Berakhir keduanya pada tengah ruangan yang diisi karya paling terjangkau penglihatan dengan penerangan di berbagai sisi.
"Ini yang saya maksud. Benar-benar menenangkan dan membuat perasaan saya menghangat."
Dua ulasan senyum terbentuk meski tak serempak, di dalam hati yang lain merasa setuju dengan ungkapan wanita tua yang kini berdiri di sampingnya. Meski tak begitu lepas, hatinya serasa tentram begitu menatap kembali potret yang tergantung apik.
"Pilihanmu untuk meletakkan potret ini di tengah ruangan sangatlah bagus."
"Terimakasih."
"Oh, sebentar." Yang lebih tua mengintrupsi.
"Laki-laki disana-" Ia memincingkan mata, menggantung perkataan lalu melihat seseorang di sisinya.
"Mirip denganm-"
"Memang saya."
"Oh?" Bibir bergincu sedikit membulat begitupun matanya yang kembali mendelik untuk menatap lekat karya yang dipujanya. "Yang satuny-"
"Kekasih saya."
Wanita berumur 50 tahun itu lantas mengulum senyum, mengangguk paham.
Melipat kedua lengannya, menambah kagum kepada photografer handal yang tak hanya hebat soal memotret, tetapi juga dalam mencintai.
"Young love."
"Huh?"
"Saat melihat potretnya, 2 kata itu yang muncul di otak saya. Dua laki-laki berseragam sekolah, murni dan polos. Young love."
Yang mendengar pernyataan itu hanya tersenyum simpul, selanjutnya menggeleng kecil dan bergumam pelan, "Lebih dari itu."
Alis sang Kolega menaik saat tutur katanya ditampik, memandang yang lebih tinggi tengah menatap foto yang dipuji lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time (KOOKV) || END
FantasíaKim Taehyung diberi kesempatan menjelajah waktu. Memutar tangan kanan jam ke 10 tahun lalu, masa sekolah menengah atasnya. "Sunbae cantik." "Diam dasar dungu!" Membawa Taehyung kembali bertemu laki-laki Raven yang terkenang dalam musim dinginnya...