Vote and Comment
.
.
.
.
.
The anxious days when
I couldn’t tell you I loved you
Did you know about that?.
.
.
.
Tirai putih ditarik, menyebabkan bias bias cahaya ringan dari senja masuk ke dalam ruangan sunyi dan terasa dingin.
"Rambutmu makin lebat dan panjang, kamu pasti senang sekali ya? Dahulu terus mendumel kapan rambut lambatmu ini tumbuh seperti model di televisi."
Tangan lebar nan sedikit kasar meraih telapak tangan yang jauh lebih kecil dibanding dirinya, ia genggam erat, diusap di sela-selanya. "Sekarang lihat, kamu bahkan bisa mengikat rambutmu."
"Mau kan? Kalau begitu, Hana harus bangun." Senyum pahit diukirnya, menata tata letak poni perempuan yang tengah terbaring, berdampingan dengan mesin di sekitarnya sebagai penopang kehidupan.
"Kalau Hana bangun, Oppa janji, kita akan pergi main, Hana mau kemana? Mau ke yang jauh juga tidak apa-apa." Suaranya pelan bercampur rapuh.
Suara pintu terbuka membuyarkan percakapan satu arah, membiarkan cahaya lain memasuki ruangan itu lagi, dengan senyum khasnya, sang dokter berucap kecil tapi masih dapat terdengar.
"Saudara Jungkook, bisa bicara sebentar?"
.
.
.
.
"Bawa secara hati-hati, jangan sampai jatuh."
"Siap eomma, aku bawa secara hati-hati kok." Perempuan kecil itu memampangkan gigi susunya yang hilang dua, membawa keranjang anyaman untuk masuk ke bagian tengah mobil, berdampingan dengannya.
"Tidak apa-apa?"
Wanita paruh dengan liontin emas yang baru saja menutup pintu mobil tersenyum temaram, dibawa tangannya untuk mengelus pipi seseorang di sebelahnya yang tengah memasang raut risau.
"Memangnya ada yang kenapa-napa?"
"Sejujurnya, aku tidak mau bertemu dengannya. Dia sudah meninggalkan kita, kenapa juga k-"
"Hush, dia Appa mu. Lagipula lihat Hana, dia senang sekali ingin bertemu Appanya kan?"
Melirik sekejap, raut wajah anak 2 tahun itu terlihat bahagia, tak tahu apa yang telah terjadi, apa yang menimpanya. Polos, begitu polos.
"Aku tak sabar bertemu Appa!" Begitu terus sepanjang perjalanan, mengoceh.
"Jungkook."
"Ya Eomma?" Seseorang yang tengah menyetir membalas, merasa namanya terpanggil.
"Seburuk apapun Appa mu, sejahat apapun dia, kau harus tancapkan ini–dia tetaplah Appamu. Tak ada yang namanya mantan Appa, tak ada."
"Tapi Eomma-"
"Jungkook..."
.
.
.
.
"Apa tidak ada keringanan, dok?"
"Kami sudah memberi Anda keringanan berulang kali saudara Jungkook, dan ini yang terakhir."
"Tapi saya belum memiliki uang yang cukup, dok..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time (KOOKV) || END
FantasyKim Taehyung diberi kesempatan menjelajah waktu. Memutar tangan kanan jam ke 10 tahun lalu, masa sekolah menengah atasnya. "Sunbae cantik." "Diam dasar dungu!" Membawa Taehyung kembali bertemu laki-laki Raven yang terkenang dalam musim dinginnya...