Roller Coaster

964 152 19
                                    


Vote and Comment

.
.
.
.
.

Sejak kapan awalnya,
aku tak ingat
Kepalaku terus menerus
Dipusingkan olehmu

.
.
.
.
.


22 Desember 2010

Sinar matahari menelusup kecil di antara sela tirai jendela monokrom, cicitan burung gereja ikut menghiasi hari pukul enam lebih seperempat tersebut.

"Sudah siap?"

Hari dimana seharusnya Taehyung terjangkit demam dan masih tenggelam dalam selimut tebal yang ikut menebarkan hawa panas selaras dengan tubuhnya.

Cahaya menciptakan bayangannya tengah memasukkan beberapa potong roti ke dalam bekal, mengangguk.  Kemudian menghampiri laki-laki yang masih duduk di atas sofa menonton berita pagi.

Aku harus selalu tahu apa yang terjadi di awal hari, begitu alasannya kalau ditanya.

"Ouh, akhirnya para bajingan itu ditangkap juga."

"Hyung, ini masih pagi." Taehyung mengkritik mendengar pernyataan kakaknya. Lekas direspon dengan kekehan.

"Hehe, maaf. Hyung puas saja preman-preman tak tahu diri itu kini mendekam di penjara."

Si surai cokelat menadahkan kepala dari kegiatan meresleting tas, ikut melihat berita yang dibawakan dalam benda persegi panjang yang kian menipis seiring perkembangan zaman.

'Diketahui ketiga preman meresahkan tersebut dapat ditangkap dengan bantuan dua orang pelajar tingkat atas yang tak sengaja lewat saat para preman menjalankan aksi keji-'

"Wah, keren juga. Kalau itu aku, mungkin sudah lari terbirit-birit tak ingin jadi korban selanjutnya." Jin bermonolog pelan, lantas menengok saat knop pintu utama berdecit.

"Loh, kau berangkat?!" Tanyanya sedikit kencang.

"Iya Hyung, aku kebagian jadwal piket!" Balas seseorang yang telah masuk area luar rumah.

.

.

.

.

.

"Bagaimana? Tak ada ya?"

Lelaki pemilik senyum bagai mentari berdeham setelahnya mendesah pelan ketika menyadari lagi dan lagi alat kebersihan kelas mereka lenyap entah kemana.

Kemarin sapu, dan sekarang kain pel. 

"Haruskah aku ke gudang? Sepertinya di sana ada beberapa."

"Tak apa?"

"Tentu saja. Aku yang menawarkan."

"Mau ku temani?"

Yang ditanya menggeleng kecil, "Lanjutkan menyapu saja, biar cepat selesai."

Setelah yang lain mengangguk setuju, sepatu hitam bertali temali rapi menuruni tangga, sedikit curang pada anak terakhir tangga yang ia lompati, terlewat.

"Hilang?"

"Iya, boleh meminjam satu? Nanti langsung ku kembalikan."

Si petugas kebersihan yang kebetulan lewat, lekas membolehkan. "Simpan saja di kelas mu, Tae." Ujarnya kepada siswa manis yang memang cukup akrab sebab beberapa kali saling  bertegur sapa.

"Wah, terimakasih Ahjussi."

Langkah kaki dipercepat, tak mau teman sebayanya menunggu di kelas terlalu lama, mengingat anggota piket yang datang barulah dirinya dan Hoseok, si rajin kian periang suasana.

Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang