From Winter

981 146 77
                                    

VOTE AND COMMENT
.
.
.
.
.

i don't know what love is
but i might have an idea after
seeing you

.
.
.
.
.

🎵 Butterfly - BTS 🎶



Kalau ada yang bertanya apakah Taehyung keturunan flash atau vampire yang bisa melesat jauh layaknya angin; tentu bukan.

Namun kini mungkin dapat dipertimbangkan, sebab riuh angin malam yang dinginnya bukan main itu serasa kalah telak dengan bagaimana tak acuhnya si surai cokelat untuk tetap melaju. Meski tak paham arah mana yang harus ia ikuti, segalanya bergantung dengan insting. 

Meninggalkan nenek tua terpelongo di pinggir trotoar sehabis membuang sampah rumahan karena rambutnya yang memutih bergelayut cepat sesaat Taehyung melewatinya. Menimbulkan prasangka buruk di dalam otak sang nenek; apakah tadi malaikat maut ku?

Di depan sana lampu merah pejalan kaki ditrobos Taehyung tak peduli, mengundang secerca makian yang langsung padam atau bahkan tak masuk kedalam gendang pendengaran.

Sebab yang ada di otak Taehyung hanya berlari, berlari, dan berlari—Jungkook, dimaapun itu, Taehyung akan menemukannya. 

Ketika peluhnya telah sebesar biji jagung, laki-laki pirang dengan gandengan di sebelah berpapasan dengannya.

Membuat kaki Taehyung mau tak mau berhenti sebab pergelangan tangan kirinya di genggam kuat, mengunci pergerakkan meski meronta agar cepat dibebaskan. 

"Tae kenapa lari-lari?!" 

"Ti-tidak ada wak-waktu, lepaskan aku." Taehyung berujar setengah tergesa, meraup udara sebanyak-banyaknya, membuat kedua orang di depannya mengerut bingung. 

"Aku dan Mingyu baru ingin ke rumahmu, kita makan ayam bersama." 

"Tak bisa, aku harus pergi." 

"Kemana?" 

"Jim, lepaskan. Kalian lanjut saja berpacaran!" 

"Kau ini kenapa sih Taehyung?!" Jimin bertanya lugas, gerak-gerik sahabatnya mengundang kecurigaan mendalam. "Malam-malam begini, kau mau kemana?" 

"Jungkook." 

"Jungkook?" 

"Aku menunggunya, tetapi dia belum datang juga." 

"Tae, kau berlebihan, dia akan datang. Kalaupun tidak, besok kau akan menemuinya di sekolah."  

"Dia tidak akan datang! Aku hanya punya kesempatan sekarang—atau aku tidak akan bisa bertemu Jungkook lagi." 

"Kau berkata seakan Jungkook akan mati."

"Itu masalahnya." 

"Huh?" Mata sipit Jimin semakin mengecil dengan alis menyatu. Jawaban Taehyung membawa keambiguan yang mengambang. Melonggarkan genggaman yang tadinya erat.

"Jim...." Si surai cokelat melirih, merasa tak punya tenaga lagi untuk menjelaskan. 

"Biarkan Taehyung pergi..." Mingyu bersuara pelan selanjutnya, melepaskan tautan diantara sahabat sedari kecil itu.  

Seperdetik kemudian membalas senyum layu kakak kelasnya yang mulai berlari kembali tunggang langgang. 







 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang