Jam Kosong (2)

948 153 4
                                    

――――――

Double up!

――――――
.

.

Vote and Comment





Terdapat banyak hal yang tidak dapat terulang kembali, termasuk waktu. Gunakan detik per detik dengan baik, rasakan dan kenang. Hargai dan nikmati. Segala hal yang kalian anggap biasa, akan menjadi luar biasa suatu saat nanti.

Begitulah ucapan motivator atau kata-kata mutiara pada laman internet atau photo profil seseorang yang ingin dianggap puitis. Waktu adalah uang, kata si pejabat gila harta.

Dari umur menginjak 10 tahun seorang Kim Taehyung juga tahu itu. Novel fantasi tentang sapu terbang atau mesin waktu enggan dibacanya, apalagi fanfiction menjadi pasangan idol terkenal, menambah kehaluan saja.

Ditatapnya wajah sendiri pada pantulan kaca, tangan masih bergelut dengan sabun perisa apel yang menimbulkan busa-busa, tersedot jatuh pada kubangan washtafel. Bergumam sendiri, lucu juga wajahnya saat masih belasan tahun ini.

"Benarkan! Sesuai perjanjian, belikan aku es teh!"

"K-kok daging asap sih? Padahal aku  yakin makan siang hari ini ayam balado."

"Tak peduli, mana uangnya?"

Teringat taruhan dengan Jimin beberapa jam lalu yang tentu saja dimenangkannya. Rasa daging asap yang kelebihan merica berjejak pada kerongkongan, dirasakannya lagi.

"Hah, aku benar-benar kembali." Berucap sepi. Melangkahkan kaki di atas ubin koridor yang menampung suara dari masing-masing kelas dengan kadar keberisikan sendiri.

Jam Kosong.

"Oh, Lee seonsaengnim."

Langkahnya terhenti, kini sebelum namanya dipanggil ia sudah menemukan kehadiran perempuan itu lebih dulu, tengah celingak celinguk resah.

Sebagai dirinya yang sudah tahu apa yang akan terjadi, sebelum wanita paruh baya itu memusatkan mata kearahnya, ia langsung membalikkan badan, berlalu ke kelas untuk kembali duduk dan menamatkan novel. Seperti keinginannya yang tertunda dahulu.

Iya, itu harusnya.

Bukan malah meneruskan jalan menambah kecepatan, menampakkan diri dengan senyum manis yang sama sekali tak palsu.

Novel bersampul merah mawar di atas mejanya, ia masih ingat alur cerita romansa tersebut yang baginya sudah ditamatkan saat pertengahan semester. Membatin, takut-takut ada yang bertanya.

"Kau memang anak kesayangan ibu, Taehyung-ah."

Dan bukan malah menawarkan diri untuk membantu mengajar di kelas Lee Jieun dengan cuma-cuma. Membiarkan tangan yang dihiasi kuku hijau itu menariknya untuk kedua kali.

Menapakkan kaki ke kelas terujung, dekat taman belakang yang ricuhnya bukan main. Bergegas siswa-siswi duduk di tempatnya masing-masing.

"Hari ini ibu ada panggilan ke dinas, tapi kalian harus tetap belajar."

Mata Taehyung menelisik sembari mengangguk mendengarkan ucapkan guru Fisika di sisinya.

"Dan seperti yang kalian lihat, seseorang di sebelah ibu inilah yang akan menggantikan."

Tak masalah.

"Kalian sudah tahu kan ini siapa? Ini senior kalian, namanya-"

"Kim Taehyung."

Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang