Serpihan Salju

882 143 14
                                    

Vote and Comment
.
.
.
.
.

how strange
to dream of you
even when
i am wide awake
.
.
.
.
.


Glek

"Kau tak menghentikannya lagi?"

Jin mengedikkan bahu dengan wajah pasrah. "Dia sudah mabuk juga, biarkan saja."

"Ahjumma tolong satu botol lagi." Taehyung berucap parau, mengangkat gelas alkoholnya yang padahal masih penuh.

"Ahjumma, mana botolnya?!" Taehyung berdecak dengan wajah memerah, celingak-celinguk ke sana kemari sembari mencebikkan bibir.

"Tae, ini bukan di restoran."

"Oh? Bukan ya?"

Jin mengangguk. Meraih jaket penghangatnya, meinsyaratkan Namjoon untuk mengambil kunci mobil agar mereka bergegas pulang.

BRAK!

"T-tae-"

"AKHHH brengsek!!" Pekik surai cokelat seraya menggebrak meja kayu di depannya. 

Kemudian ambruk lagi.

"Tae-"

"10 tahun! Sudah 10 tahun si dungu itu meninggalkanku!!" Lalu berteriak lagi.

"Sudah 10 tahun ya? hiks–kenapa lama sekali..." Kedua orang yang lebih tua menghela nafas mendengarnya, mengelus menenangkan.

Namun Taehyung tiba-tiba bangkit, berjalan sempoyongan berpegangan dari meja satu ke yang lainnya.

"Hei kau mau kemana? Taehyung!"

Pekikkan kakaknya terasa seperti angin lalu, di otak hanya ingin membawa dirinya untuk menghampiri mobil hitam milik koleganya.

"Oh, Taehyung-ssi?" Wanita tua bertanya saat si pemilik nama datang lunglai sembari terkekeh sendiri.

"Ada yang perlu dibantu?"

"Ini." Taehyung menunjuk bingkai berbalut kain putih yang berada di tangan salah satu pengawal.

"Ah iya, setelah ini akan saya langsung trasfer uangnya."

"Um,um. Tidak." Telunjuknya menari ke kiri dan ke kanan.

"Eh?"

"Sini berikan padaku!" Taehyung merebut benda persegi panjang itu kasar, memeluknya kuat-kuat.

"Loh, kenapa diambil lagi?"

"Tidak jadi kujual."

"Mana bisa begitu, kita kan sudah sepakat di awal."

"Aku rusak kesepakatannya. Ini milikku, tak jadi kujual."

"Tak bisa seenaknya begitu, Taehyung-ssi."

Jin dan Namjoon datang beberapa detik setelahnya. Menanyakan apa yang terjadi, dijelaskan dengan wajah masam sang pemilik perusahaan.

"Ah, hehehe. Taehyung kenapa kau begitu?" Jin terkekeh pelan berusaha mencairkan suasana.

"Apa yang begitu? Ini milikku." Taehyung menentang, memeluk lebih erat yang ada di dalam dekapan.

"Taehyung-ssi, anda sekarang mencerminkan sikap yang tak profesional."

"Tak peduli."

Taehyung bersendawa, memegang perutnya yang terasa panas. Tertawa, lanjut berjalan terseok-seok.

"Taehyung kau mau kemana lagi?"

"Memberi si dungu pelajaran." Taehyung berucap, berlari sekuat tenaga dengan keadaan mabuk. Tak tentu arah.


.

.

.

.

.


29 Desember, 2010

"Hei, hei kalian sudah dengar?"

"Iya, sumpah demi Tuhan aku tak menyangka sekali!"

4 hari termasuk hari ini.

Sobekan kertas tercipta lagi setelah guratan-guratan pensil menembusnya. Menimbulkan gulungan sampah di kolong meja bertambah.

Jeon Jungkook tidak masuk sekolah.

Jam 12 malam berdetang nanti ulang tahun Taehyung. Teringang perkataan laki-laki yang entah mengapa selalu berada di pikirannya, jikalau ingin merayakannya bersama.

Sedari awal laki-laki raven itu memang tak bisa dipercaya, apapun perkataannya.

Ber-omong kosong dengan kadar kepercayaan tinggi.

"Sunbae ingin kado apa?"

"Tak perlu, itu kekanakkan."

"Eits, siapa bilang? Pokoknya nanti Sunbae akan aku hadiahkan kado terindah!"

Namun entah mengapa Taehyung selalu mendengarkannya.

"Tae, kau sudah dengar beritanya?"

Jimin bertanya cepat, nafasnya memburu sehabis berlari dari luar kelas, duduk di samping sahabatnya dengan sedikit menubrukkan diri.

Tes

"T-tae...?"

Tes

Satu per satu bulir air mata dengan bunyi patahan pensil mengenai lembaran putih kertas kusam.

"K-kau menangis?"

Tangan bergelang merah bergetar seiring kepalan yang kian menguat hingga kuku jarinya memutih. 



Jeon Jungkook si dungu yang brengsek.

Memilih bunuh diri, 23 jam sebelum ulang tahunku.

Jadi ini kado terindah darimu?




Musim dingin 2010, serpihan salju terburuk yang ada di dalam hidup seorang Kim Taehyung.


—isn't it too soon for us to say goodbye?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—isn't it too soon for us to say goodbye?










TBC

Turn Back Time (KOOKV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang