19 :: Nangis

5.9K 832 150
                                    

"Ngobrol apa aja sama juyeon?" tanya minho. Keduanya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah sebelum malam semakin larut

"Enggak ngomong apa-apa cuma ngobrol biasa doang"

"Hm." minho mengangguk singkat, kemudian keduanya kembali terdiam membuat perjalanan terasa hening

"B-bang..."

"....."

Ingin sekali jisung bertanya apa minho masih marah padanya dan sekaligus jisung ingin meminta maaf. Tapi jisung harus memikirkan nya berulang kali karena ia masih takut

"Apa?" panggil minho saat merasa jisung tidak kembali melanjutkan kalimat nya

"Se-semangat lomba nya" akhirnya jisung memilih topik yang lain

"Makasih. Lo juga, bisa kan berangkat dan pulang sendiri selam gue lomba?"

"Emang ga bisa berangkat sama pulang bareng?"

"Bisa. Tapi gue nya ga bisa"

"Kenapa?"

"Katanya lo ga mau deket-deket gue? Katanya lo takut jadi bahan omongan di aleo? Lo juga bilang berhenti buat bersikap menjijikan kan?"

sial. Di saat jisung menghindari topik itu minho malah membicarakan nya dengan sangat lancar

Dan sial nya lagi mereka sudah sampai di pekarangan rumah. Jisung melompat turun lalu menyerahkan helm nya pada minho

"B-bang minho gue minta maaf soal itu"

Minho tidak menjawab. Lelaki itu memilih sibuk memasukan motor nya ke dalam garasi rumah

Mengabaikan jisung yang mengekori nya dari belakang

"Bang!! Maafin jisung udah bilang kasar"

"Gue ga marah sama lo. Toh lo emang bener kok, jangan khawatir. Lo udah lakuin hal yang bener"

Jisung menggelengkan kepala nya. Menahan lengan baju seragam yang minho gunakan agar menghentikan langkah nya

"B-bang! Enggak gitu. Gue salah, gue minta maaf"

Minho menepis cengkraman jisung pada seragam nya. Berdiri menghadap jisung hingga kini kedua nya saling berhadapan

"Gue maafin lo. Puas?"

Jisung menggeleng, ia merasa minho masih marah padanya karena lelaki itu tidak merendahkan suara nya dan memeluk jisung

Biasanya minho akan bersikap lembut padanya. Tapi tidak kali ini

"Gue kecewa aja sama kata-kata yang lo ucap malem itu. Apa semua perlakuan gue ke lo itu lo anggap menjijikan? Kalo iya kenapa lo ga bilang dari dulu?

Ji- kalo lo mau tau, sebelum lo bilang kaya gitu, gue udah berusaha buat buang rasa suka gue buat lo. Tapi susah ji— gue udah berusaha sekuat gue dan gue ga bisa ilangin itu semudah yang lo ucapin"

Minho melipat tangan nya di dada. Menatap jisung dengan begitu lekat dan dingin. Tatapan yang biasa minho beri untuk siswa dan siswi di sekolah kini minho beri juga untuk jisung

Sebelumnya minho tidak pernah menatap jisung sedingin ini. Ini adalah pertama kali nya

"Hiks—"

"Nangis. Lo kira gue bakal luluh? Enggak buat kali ini, karena gue tau lo bakal bilang gue menjijikan lagi iya kan? Gue janji sama diri gue sendiri buat stop berlebihan perlakuin lo. Itu yang lo mau kan?"

Jisung menggelengkan kepala nya. Menutup wajah nya dengan kedua tangan sekaligus meredam suara isakan nya agar tidak memenuhi rumah

"Kenapa nangis? salah lagi gue dimata lo? Terus gue harus gimana Lee jisung? Jelasin ke gue apa yang lo mau? Gue harus apaa!!"

Minho tidak sadar jika telapak nya mencengkram pundak jisung agar lelaki yang lebih muda itu menatap nya telak dan menghentikan tangis nya

"Jawab gue. Lo mau gue gimana perlakuin lo hah?! Gue udah berusaha jauhin lo tapi lo tetep aja deketin gue!! Gue harus apa jisung?!"

"Kaya dulu hiks, ji minta maaf bang hiks- "

Minho menggertakan gigi nya menahan kesal. Sebenarnya apa yang jisung mau? Apa yang jisung inginkan? Kemarin lelaki itu marah padanya kerena dirinya yang terlalu berlebihan dalam memperlakukan jisung

Tapi giliran minho lebih dingin, jisung malah menangis dan minta kembali seperti semula? Apa jisung sedang mempermainkan nya?

Minho hendak kembali membuka mulut namun ibu nya keburu datang dan menatap pertengkaran kedua nya itu

"Loh abang sama adek kenapa?" tanya mama lee yang mana malah membuat minho langsung membalikkan tubuh dan berjalan masuk ke kamar nya

Mengabaikan jisung yang masih menangis dan mama lee yang kebingungan

"Adek kok nangis ?? Di apain sama abang?"

Minho tidak mau mendengar apapun lagi. Ia memilih masuk ke kamar dan menutup nya rapat. Mengabaikan jisung yang menatapnya dengan mata berair

•••

Malam-malam sekali, setelah makan malam. Mama lee menghampiri minho di kamar nya

Setelah mengetuk pintu sebanyak dua kali, wanita cantik itu masuk ke dalam kamar putra tertua nya

"Abang?"

Minho menoleh dan meletakan gitar nya di sisi lain tubuh

"Lagi ribut masalah apa sih sama adek sampe adek nangis gitu? Mama udah biasa liat kalian ribut tapi kenapa sekarang makin parah aja ribut nya?"

Minho menunduk. Enggan menatap manik dari wanita tersayang nya, lagipula minho tidak bisa benar-benar menjelaskan masalah nya dengan jisung

"Abang kan tau di sini adek yang paling muda. Dia butuh kasih sayang lebih, mama ga bisa kasih itu karena sibuk kerja. Abang bisa kan jaga adek? Jangan dibikin nangis terus adek nya"

Inilah yang selalu membuat nya lemah. Ingin menolak tapi tidak sampai hati, padahal ingin nya ia sedikit lebih jauh dengan jisung. Agar perasaan nya hilang

"Baikan ya? Jangan berantem lagi sama jisung. Kamu tau kan dia gampang sakit anak nya, kamu mau liat dia sakit lagi kaya dulu? Kamu tega?"

Minho menggeleng. Jelas ia ingat bagaimana dulu jisung dilarikan ke rumah sakit karena demam yang tak mereda

Juga sakit lain nya yang jisung derita selama lebih dari tiga bulan.

Minho tidak mau lagi melihat adik nya terbaring di rumah sakit. Tidak

"Iya ma. Maafin minho, minho ga bakal berantem lagi sama adek. Mama jangan khawatir, maaf ya minho jadi kekanakan gini"

Minho rengkuh singkat tubuh ibunya. Lalu mengantar nya keluar kamar

"Mama cuma bisa berharap sama kamu buat jagain jisung. Jangan berantem lagi ya, selamat malam"

"Malam ma"

Sementara itu, tepat di kamar sebelah minho. Jisung masih menangis tanpa suara, bergelung di bawah selimut sambil memikirkan berbagai hal buruk akan terjadi jika minho tak lagi mau menjaga nya

Sungguh jisung ketakutan hanya dengan membayangkan jika minho tak lagi mau memeluk nya

Jisung takut minho tak lagi mau menjaga nya, mengingat dirinya yang selalu meminta bantuan minho apapun itu

Takut sekali rasanya hingga tangan nya bergetar ringan. Jisung menyesali ucapan nya, jisung tidak mau lagi mengulangi nya apalagi hingga membuat hubungan nya dengan minho merenggang seperti ini

"Hiks— abang~"

|| To be Continue.

[22] Salah || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang