Ending

3.8K 273 52
                                    

Cinta memang hadir tanpa memandang siapa mereka, namun bukan berarti kita bisa memaksakan kehendak karena cinta.

Minho mengaku jika ini adalah dosa besar baginya. Hal menjijikan ini tidak akan ada siapapun yang menerima, namun minho merasa hanya inilah kebahagiaan yang ia punya

Bersama jisung ia bisa melihat bagaimana rupa dunia, ia berharap pula bersama jisunglah ia bisa menjalani hari demi hari kedepannya. dengan tangan yang bertaut enggan terlepas, minho berharap ia dan jisung bisa menggenggam dunia

•••

Rintik hujan sore ini membuat suasana di sekitar semakin sejuk. Beberapa kendaraan terlihat jarang berlalu-lalang, mungkin karena ini masih jam-jam bekerja. langit masih bersinar penuh, cerah dengan sedikit lembayung yang mengintip

Jisung usak surai nya lalu kembali memasang topi hitam, bingkai kepalanya agar tak terkena rintikan hujan sore hari. Wajahnya terlihat segar dengan sedikit rona di kedua pipi karena hawa dingin

"Ck, duh lama banget" rutuk lelaki manis itu sambil mengetuk sepatu Conversnya pada trotoar jalan

Beberapa pasang mata tertuju pada jisung. Diantara sekian banyaknya pejalan kaki hanya jisung yang menjadi pusat perhatian. Entahlah, mungkin karena perawakan jisung yang beda dari yang lain

Di saat para pejalan kaki memiliki proporsi tubuh tegap, tinggi, kekar dengan potongan cepak yang terlihat sangar, jisung malah sebaliknya — dengan wajah Asia manis, kulit porselen putih dan surai berponi, para pejalan kaki banyak yang mendecakan lidah dengan paras manis jisung

'Norak, baru liat cowo asia ya? Dasar bule kegantengan. Tapi emang ganteng sih'— jisung hanya bisa merutuk dalam hati, ingin bersuara namun ia tidak begitu mengerti bahasa malta

Maklum, bagaimana pun jisung adalah tamu di negara eropa, Malta — pulau kecil di mediterania. negara yang berlokasi kurang lebih 80 kilometer dari Italia ini adalah tempat tinggal jisung untuk sementara waktu

Ekonomi perdagangan malta bergantung pada perdagangan luar negri, Dimana malta berfungsi sebagai titik pengiriman Dan trans-pengiriman Sektor manufaktur dan sektor pariwisata

Kekasih jisung yang notabene bagian dari sektor pariwisata dipindah tugaskan ke negara tersebut membuat jisung mau tak mau ikut bersamanya selama tiga tahun kedepan

Kini jisung sedang sibuk menunggu sang kekasih selesai memangkas rambut. Katanya sih setengah jam juga selesai nyatanya jisung sudah menunggu hampir satu jam lamanya namun sang kekasih tak kunjung menampakan batang hidungnya juga

'Hhhaah' jadi yang bisa jisung lakukan hanya menunggu sambil melipat tangan di dada, dengan dahi mengerut dan wajah kusut—namun ekspresi itu tak lama tersemat di wajah jisung karena setelahnya jisung melebarkan senyumnya

Kekasihnya baru saja selesai, dengan tangan menjinjing pelastik putih besar ia melambai pada jisung

"Maaf. Nunggu lama ya?"

"Iya. Sakit nih kepala ade"

"Sakit kenapa? Kamu kedinginan? Kenapa ga cari kafe aja. Tunggu gue sambil ngemil, liat nih pipi kamu baru sebentar aja udah kempis"

"Ga mood ngemil, katanya bang Minho mau masakin ade makanan khas malta?"

"Iya-iya maaf bikin nunggu deh, abis ini gue bikinin makanannya. Dijamin lo bakal suka soalnya gue bikinnya  pake resep cinta"

[22] Salah || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang