7 :: Penasaran

7K 908 208
                                    

Sudah lebih dari satu jam rapat berjalan. Membahas iuran yang akan mereka pakai untuk membetulkan samsak dan beberapa keperluan tim

Minho hanya menguap. Ini bukan bagian nya— jadi minho harus memikirkan cara bagaimana dirinya bisa segera keluar untuk menemui jisung

"Minho—minggu depan lo yang bintal anak baru ya"

Hm, sebentar lagi dirinya akan naik tingkat menjadi senior tingkat satu. Mau tak mau ia harus menganggukan kepala dan mengiyakan keinginan senior nya itu

"Siap kak"

Setelah berucap, tim di bubarkan. Rapat telah selesai di jam tiga sore, dan kini saat nya minho menjemput jisung

Dengan cepat minho menyambar tas juga jaket nya. Berjalan diantara lorong demi lorong alleo high school dengan sedikit tergesa

Sial karena jisung tidak juga membalas pesan dan panggilan nya.

Rasanya aneh mengingat anak itu akan selalu menatap ponsel nya setiap waktu. Tipikal anak jaman sekarang yang tidak bisa lepas dari pengaruh benda persegi itu

"Ck—"

Minho harus naik ke lantai dua untuk mencapai kelas adik nya. Melelahkan—ucap minho

Di tambah beberapa siswa yang menatap nya lamat-lamat. Minho tau dirinya memang populer sih—tapi kan seharusnya mereka biasa saja menatap nya

Toh minho pun tidak akan tertarik. Haha

Kelas jisung sudah di depan mata. Ia mendorong pintu itu ke samping dengan perlahan lalu melangkah masuk

Ia menoleh dan mendapati adik nya sedang tertidur lelap di kursi nya dengan kepala menyentuh meja

Pantas saja pesan nya tidak di balas dan panggilan nya terabai. Ternyata jisung nya sedang tidur begitu lelap di meja

Minho menghela nafas, mendudukan diri di samping jisung sambil menetral kan nafas sejenak karena terlalu lama berjalan

Ia menatap jisung di samping nya.

Menyibak anak poni yang menghalangi wajah sang adik, menyelipkan nya diantara daun telinga lalu—

Mengusap pipi gembul itu dengan ujung jari. Minho terdiam untuk sejenak

Jantung nya lagi-lagi berdebar tak karuan. Selalu seperti itu jika dirinya melihat jisung

"De?" panggil minho namun jisung sama sekali tidak merespon. Terlalu lelap hingga saat minho mencubit pipi gembul itu pun jisung tidak membuka kelopak nya

Akhirnya minho menyerah dan ikut menidurkan kepala nya di samping jisung. Berhadapan. Lekat

"Lo tidur kaya orang mati." bisik minho sambil meletakan tangan pada surai jisung. Mengelus serta memijat nya kecil agar adik nya semakin lelap tertidur

"Bisa aja bilang ke gue kalo gue orang nya molor. Sekarang liat? Gue sama lo sama. Sama-sama moloran"

Minho bermonolog sambil menatap yang lebih muda dengan intens. Jisung sangat polos jika sedang tidur

Minho jadi semakin gemas melihat nya. Tapi minho paham kenapa dirinya sama sekali tidak bisa menengok pada seseorang lain selain jisung

Adik nya ini terlalu manis dan sempurna untuk ia tinggal kan.

"Suatu saat, gue yakin lo bakal benci gue. Benci sampe rasanya lo gabakal mau inget kalo kita ini pernah jadi keluarga" bisik minho dengan pandangan lirih nya menatap jisung

"Kalo lo mau tau. Gue juga tersiksa di sini, karena rasa ini. Tapi gue harus bertahan sampe lo kuat jalanin hidup sendiri atau sampe waktu yang ngebongkar rahasia gue dengan sendiri nya"

[22] Salah || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang