"Entah perasaan gue aja atau lo sekarang udah mulai jauh ya sama minho?"
"Ha? Masa sih? Perasaan lo doang kali, gue masih sering ketemu anak nya kok"
"Masa sih? Gue ga pernah liat tuh. Yang gue tau dia lebih nempel sama jisung, lo udah ga deket lagi sama minho?"
Juyeon mematikan rokok nya ke atas asbak keramik yang ada di atas meja, menatap satu-satu nya wanita yang ada di sana
Seharusnya ia mengerjakan tugas bersama rekan lain nya, namun kurang ajar nya minho mematikan ponsel nya sejak pagi, bahkan pesan nya sama sekali tidak di baca
Membuat seluruh tim malas untuk berkumpul jika tanpa minho. Tentu saja juyeon merasa kesal akan itu
Padahal tanpa minho pun ia bisa melakukan semua tugas. Tapi yaah— dalam kelompok nya minho lah peran utama, jadi mereka semua tidak akan mau kumpul jika tanpa lelaki itu
"Dia juga punya urusan, ga selama nya gabung sama gue. Dia juga bukan tipe orang yang gampang di ajak bergaul kalo ga deket-deket banget—"
"Ah? Gitu ya? Next time lo ajak dong join. Gue sama temen temen penasaran"
"Hm gue usahain. Lo tau? Gue juga penasaran sama tuh anak, pengen liat aja reaksi nya kaya gimana sih kalo kita ajak ke pub"
Juyeon menghela nafas dengan kaki yang ia lipat menyilang, tak henti dirinya menatap ponsel menunggu balasan dari minho si pemimpin kelompok
Dan juga teman teman lain nya yang cerewet tanpa henti menanyakan keberadaan nya melalui dirinya
Persetan—minho sangat membuat nya muak.
•••
Minho dan jisung sudah berada di rumah sejak pukul sepuluh malam tadi, namun mama nya belum juga pulang.
Sebelumnya mama lee memang mengatakan akan pulang terlambat sih, tapi jisung kira hanya sampai jam delapan tapi sepertinya mama lee benar-benar lembur
"Oh— soal telpon pagi tadi, temen lo nanya tentang tugas kelompok dan remedial"
Minho menghentikan gerakan nya mengusak surai yang basah setelah mandi, ia lupa tentang tugas itu
"Oh! Kenapa lo ga bilang, gue jadi lupa ngabarin ke mereka" minho segera meraih ponsel nya untuk meminta maaf pada anggota karena tidak memberi kabar
"Sorry, lo marah?" jisung menoleh dengan tatapan bersalah nya
Minho mengalihkan pandangan nya dari ponsel pada jisung. Memasang senyum kecil sambil mengusak surai kecoklatan sang adik
"Enggak, gue cuma kaget aja dan lupa belom ngasih mereka kabar kalo gue ga bisa join tadi"
Yang lebih muda mengangguk dan menarik pergelangan minho agar duduk di atas karpet kamar, jisung lanjut menyalakan hair dryer lalu mengarahkan nya pada surai kelam minho
"Hmm, setelah lulus nanti, lo mau lanjut ke mana de?" tanya minho, masih dengan memainkan ponsel nya membalas Pesan pesan yang tidak sempat ia buka
"Gue sih mau ngambil jurusan sastra kayanya, tapi gue ga mau kasih tau lo gue bakal lanjut ke universitas mana"
"Kok gitu? Lo sengaja ngerahasiain dari gue?"
Jisung mengangguk kecil membuat minho langsung menghentikan kegiatan nya pada ponsel dan menoleh menatap jisung dengan alis bertaut "jangan main rahasia-rahasiaan. Kasih tau gue rencana lo kedepan nya de"
"Apaan sih, gue punya rencana gue sendiri dan gue ga mau lo tau itu—"
"Kalo ada apa-apa gimana? Gue yakin lo pasti mau cari universitas yang jauh dari rumah kan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[22] Salah || Minsung
FanfictionWarn ! bxb, INCEST. Silahkan di SKIP aja ya buat yang bener-bener ga bisa baca -Minsung- [🍂] jisung bilang tidak mau memiliki kakak gila. mencintai adik nya sendiri bukan lah hal baik. menjijikan, jisung benci rasa itu. melihat minho seperti meli...