Perjalanan Awal (Dian & Langit) 2

590 107 7
                                    

HARI ini, Dian dan Audy pergi ke rumah sakit guna bertemu dengan dokter kandungan.

Pamitnya dengan orang rumah, jalan-jalan menyari pacar untuk Dian. Audy memang meresahkan!

"Dian ikut masuk nih Kak?" tanya Dian.

"Iya lah, masa kamu mau biarin Kakak sendirian?" balas Audy. Dian menyengir.

"Ibu Audy," panggil suster.

"Yuk!" ajak Audy sembari menarik lengan Dian pelan.

***

"Tuh Kak, harus banyak istirahat. Kandungan Kakak masih muda," kata Dian begitu keluar dari ruang periksa.

"Iya Dian, pasti kok," balas Audy sembari mengusap kepala Dian.

"Dian?" panggil seseorang dari belakang Dian.

Sontak Dian dan Audy menoleh, senyum lebar langsung nampak begitu Dian menatap sosok yang akhir-akhir ini berusaha untuk masuk ke dalam kehidupan Dian.

"Langit? Lo ngapain disini? Hamil?" tanya Dian gamblang.

"Sembarangan!" balas Langit melotot tajam.

"Terus, ngapain?"

"Gue nemuin Om gue," katanya.

"Dia siapa Dian? Pacar kamu?" tanya Audy.

"Bukan!" balas Dian cepat.

"Penggemar Dian," lanjutnya melirik Langit tajam.

"Astaghfirullah, tapi iya sih. Kenalin Kak, Langit. Calon pacarnya Dian," ucap Langit memperkenalkan dirinya.

"Jangan ngaco, nggak usah mimpi. Rumah sakit enggak nerima pasien yang jatoh karena berharap terlalu tinggi," kata Dian.

"Pwedes ya Bund," kata Langit sembari mengelus dadanya dramatis.

"Lebay! Yuk Kak. Keburu dicariin Bang Davin," kata Dian lalu mengajak Audy pergi dari sana.

"Eh, tunggu!" cegah Langit. Dian dan Audy menghentikan langkah mereka, "kalian pulang naik apa?" tanyanya.

"Taksi," balas Dian.

"Mau gue anter?" tawar Langit.

"Enggak, makasih," tolak Dian.

"Gapapa, kalau nunggu taksi nyampe lama," ucap Audy.

"Nanti juga sampe Kak, lagian aku gamau kalau ngrepotin orang," kata Dian.

"Nggak kok, enggak ngrepotin sama sekali. Gue juga lagi free," kata Langit.

Dian diam sejenak, menimang-nimang tawaran yang Langit berikan.

"Udah nggak usah kebanyakan mikir, yuk!" ucap Langit yang langsung saja menggiring Dian dan Audy keluar dari area rumah sakit.

"Gue sama Kak Audy bukan kambing yang bisa lo giring!" ketus Dian.

"Hehe, maaf deh," ucap Langit kemudian memilih untuk berjalan di sebelah Dian.

"Langit ini temen sekelas Dian atau gimana?" tanya Audy.

"Oh, kita satu kampus sih Kak, cuma beda fakultas aja. Aku anak hukum," balas Langit.

"Calon pengacara nih?" kekeh Audy.

"Lulus ini insyaAllah mau buka restoran Kak," ucap Langit.

Dian dan Audy yang mendengar jawaban itu dibuat bingung, kenapa harus mengambil jurusan hukum kalau endingnya akan jadi wirausaha?

Crazy Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang