Finally, today I found you, in a different person's body.
«»«»«»«»
SUDAH lebih dari satu bulan hubungan Dian dan Langit. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagi Dian, jika dirinya dan Langit akan berpacaran.
"Dian, will you be my girlfriend?"
Dian diam, begitupun dengan Ravli, Nayla, dan Sheva. Mereka yang tadinya ramai karena ulah jahil Sheva dan Ravli mendadak diam begitu mendengar ucapan Langit.
"Maksud lo?" Dian masih tidak paham.
"Gue mau jagain lo, gue sayang sama lo, Dian," balas Langit.
"Dian, apa salahnya lo terima Langit sih? Mau sampe kapan lo terus stuck di masa lalu lo bareng Dion?" ucap Nayla.
"Iya Yan, gue setuju sama Nayla. Udah waktunya lo bangkit dari ini semua," ucap Ravli menyetujui.
Dian bimbang, antara harus menjawab iya atau tidak. Tapi, apa salahnya jika Dian mencoba dengan Langit? Barangkali, dengan Langit dirinya akan jauh lebih baik.
Dian menarik napas panjang, baginya. Ini keputusan yang sulit.
"Gimana Dian?" tanya Langit.
"I-iya, iya gue mau jadi pacar lo."
Apa dengan begitu, Dian hanya menjadikan Langit pelampiasan?
Sejauh Dian berpacaran dengan Langit, tidak pernah sedikitpun Dian bertanya soal Langit lebih dalam. Dan selama berpacaran dengannya, Dian juga belum pernah pergi ke rumah Langit.
Dan hari ini, adalah kali pertama Langit mengajak Dian untuk pergi ke rumahnya.
Sebenarnya, Langit sangat ingin mengajak Dian pergi ke rumahnya. Namun, pikirannya selalu terbayang dengan wajah Dion yang begitu mirip dengan wajah adiknya. Yang Langit takutkan, Dian akan merasa jika Dion masih hidup, dan Dian akan pergi meninggalkannya.
"Rumah kamu kok sepi banget, pada kemana?" Tanya Dian.
"Aku 'kan pernah cerita sama kamu, kalau aku cuma tinggal sama Adek aku. Jam segini, belum pulang dia dari sekolah," balas Langit.
"Iya juga ya, apalagi hari ini kita dapet kelas pagi," ucap Dian.
"Haha, yaudah, kamu duduk dulu. Aku mau siapin makanan dulu buat kamu," kata Langit.
"Iya," balas Dian mengangguk.
Langit hanya tersenyum sebelum dirinya pergi ke arah dapur. Sedangkan Dian, ia duduk di ruang keluarga. Menunggu Langit menyiapkan makanan untuknya.
Cukup lama Dian menunggu, Langit akhirnya datang sembari membawa beberapa makanan juga minuman yang ia letakkan diatas nampan. Agar mudah membawanya.
"Wuih, kamu masak apa nih? Enak banget kayaknya," ucap Dian.
"Sop ayam dong, kamu cobain. Ini Adek aku yang masak, aku tinggal ngangetin," balas Langit terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend 2
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Sequel of Crazy Boyfriend... Silakan baca Crazy Boyfriend terlebih dahulu sebelum baca cerita Crazy Boyfriend 2... Crazy boyfriend 2 Perjalanan cinta dua manusia yang berbeda usia, perjalanan cinta segitiga yang...