"JADI, yang kasih bebek ini Gino?"
Dian menoleh menatap Sheva, ia kemudian mengangguk meng-iya kan.
"Langit tau enggak soal ini?" tanyanya lagi.
"Enggak, gue nggak cerita apa-apa ke dia," balas Dian.
Sheva dan Ravli saling melempar pandang, "bukannya gue nggak ngedukung lo, tapi disini posisinya lo udah punya Langit," ucap Ravli.
"Kalau Langit tipe cowok yang sama kaya Zidan, gua bakal dukung lo sama Gino. Tapi ini? Langit itu tulus sama lo," lanjutnya.
"Kalian enggak tau aja, dia juga nggak jauh beda sama gue. Dia mau ke gua karena pribadi gue yang sama kaya mantan tunangannya," ucap Dian.
"Siapa? Emang Langit pernah tunangan sebelumnya?" tanya Sheva.
"Ada, udah meninggal juga. Namanya Jessica," balas Dian.
"Mungkin tujuan awal kalian sama, tapi setelah gue lihat-lihat. Langit semakin kesana semakin berusaha kok buat tulus sayang ke lo, bukan karena Jessica. Tapi karena ada sifat lo yang nggak dimilikin Jessica, itu kenapa Langit mau bertahan sampe sekarang."
Ravli menjeda, kemudian ia menarik napas.
"Gue cowok, gue paham gimana perasaan dia, ini enggak seberapa. Gue juga yakin kalau dia aslinya takut kalau lo berpaling ke Gino yang faktanya muka dan kepribadian dia sama persis kaya Dion. Nayla yang deket sama temen sekolah yang enggak ada kesamaan apa-apa sama gue aja, gue takut. Apalagi ini?"
Dian diam, mencoba mencerna apa yang Ravli katakan. Memang apa yang dibicarakan sahabatnya ini benar, tidak seharusnya Dian bimbang seperti ini.
"Coba lo pikir baik-baik ucapan Ravli, Yan. Kita kasih tau karna kita nggak mau nantinya lo nyesel," ucap Sheva.
"Dan ada baiknya juga, kalau lo emang nggak bisa sama Langit. Lo mending putus aja," lanjutnya.
Ucapan yang sama, sama seperti saat Dian bersama Dion. Dulu juga pernah ada yang bilang seperti itu padanya, tapi akhirnya? Dian justru malah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona Dion.
"Iya, bakal gue pikir-pikir," balas Dian.
"Nah bagus. Gitu dong baru Dian nya kita, ya nggak?" ucap Sheva.
"Yoi!" balas Ravli.
"Eh BTW, jam berapa sih ini? Kok Nayla belum kesini? Lama banget."
"Bentar lagi, masih di perjalanan kali."
"Tapi Yan, lo udah pernah tanya soal Jessica ke Langit?" tanya Sheva.
Dian menggeleng, "takut gue," balasnya.
"Sesekali coba deh lo tanya soal masalalu dia. Emang agak lancang sih, tapi dengan begitu lo jadi tau, harus gimananya lo buat kedepannya," ucap Sheva.
"Sheva, gue bangga banget sama lo. Makin bijak aja," ucap Nayla yang baru datang.
"Waduh Mbak Nayla main nyamber aja kaya belut listrik," ucap Sheva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend 2
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Sequel of Crazy Boyfriend... Silakan baca Crazy Boyfriend terlebih dahulu sebelum baca cerita Crazy Boyfriend 2... Crazy boyfriend 2 Perjalanan cinta dua manusia yang berbeda usia, perjalanan cinta segitiga yang...