Pertemuan ini tidak disengaja, jika semesta kembali membuat lelucon. Untuk kesekian kalinya, lelucon ini tidak lucu.
»«»«»«
HARI demi hari, Dian jalani dengan adanya Langit di dekatnya. Sepertinya, perlahan Dian mulai terbiasa dengan sosok Langit, ia perlahan mulai mengizinkan Langit untuk masuk ke dalam kehidupannya.
Yah, mungkin dengan ini, dirinya bisa melupakan Dion.
"Besok 'kan nggak ada kelas tuh, gimana kalau besok kita jalan-jalan?" tawar Langit kala keduanya tengah makan bersama di kantin.
"Kayaknya nggak bisa deh Lang, gue ada acara juga soalnya," tolak Dian tersenyum kikuk.
"Acara apa? Lama?" tanya Langit.
"Acara rutin aja, gue nggak bisa mastiin kapan selesainya," balas Dian.
Langit mengangguk, berusaha memahami. Ingin memaksa juga, dirinya tidak ada hak dalam hal ini.
"Yaudah kalau gitu, kapan-kapan aja," ucapnya.
"Iya, sorry ya, Lang," ucap Dian.
Langit mengangguk, "it's ok, Dian," balasnya.
"Nayla kok, enggak kelihatan ya. Apa dia enggak ngampus?" tanya Dian entah ke siapa.
"Nggak coba lo telfon?" saran Langit.
"Tadi sih udah, tapi nomor dia enggak aktif," balas Dian.
"Mungkin dia lagi ada urusan sama dosen, mungkin aja berangkat. Kalaupun enggak, pasti dia punya alasan, 'kan?"
"Masalahnya, enggak biasanya aja gitu Lang. Dia kalau ada apa-apa pasti bilang ke gue," ucap Dian nampak mulai cemas.
"Yaudah, gimana kalau lo coba telfon dia sekali lagi," saran Langit.
Dian awalnya sempat menolak, tapi apa salahnya mencoba lagi?
Cukup lama Dian menunggu panggilan itu dijawab, dan beberapa kali juga Dian coba menghubunginya. Namun, hasilnya tetap nihil.
Sampai akhirnya...
"Hallo, hallo Nay, Alhamdulillah akhirnya lo angkat telfon gue. Lo dimana?" tanya Dian begitu panggilan terhubung.
"Di rumah gue Yan, kenapa?" balas Nayla nampak santai.
"Lo sakit? Kok enggak ngampus?" tanya Dian.
"Ya, 'kan emang hari ini gue nggak ada kelas. Jadi, kenapa harus berangkat?"
Damn!
Bisa-bisanya Dian lupa, pantas saja jika Nayla tidak ada di kampus. Ia juga lupa jika dirinya dan Dian beda jurusan. Sudah pasti jika jadwal kelas mereka tidak akan sama persis, tidak seperti saat SMA dulu.
Tanpa menunggu balasan, Dian langsung mematikan sambungan telfon secara sepihak. Ia sudah terlanjur malu.
"Jadi, gimana?" tanya Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend 2
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Sequel of Crazy Boyfriend... Silakan baca Crazy Boyfriend terlebih dahulu sebelum baca cerita Crazy Boyfriend 2... Crazy boyfriend 2 Perjalanan cinta dua manusia yang berbeda usia, perjalanan cinta segitiga yang...