Saat ini Dian dan Langit berjalan menyusuri mall, seperti apa yang Langit katakan tadi.
"Kamu mau beli apa lagi?" tanya Langit.
"Aku mau lihat-lihat disana, boleh?" ucap Dian menunjuk salah satu toko dimana terjual kaos-kaos brand.
"Mau beli kaos?" tanya Langit. Dian mengangguk.
"Nggak mau di toko lain aja? Cari baju yang lebih bagus maksudnya," ucap Langit.
"Aku lagi pengen kaos over size," ucap Dian.
"Yaudah oke, yuk aku anterin," ucap Langit kemudian menggandeng tangan Dian menuju toko.
"Ih bagus-bagus banget Langit! Aku mau pilih-pilih dulu ya?" ucap Dian dengan begitu antusiasnya.
Langit tersenyum kemudian mengacak rambut Dian gemas, "yaudah sana milih dulu," balasnya.
Dian kemudian bergegas melihat-lihat baju yang dijual, menurutnya semua terlihat bagus dan... Menggemaskan?
"Sayang, kita kembaran yuk!" ajak Dian.
"Emm, enggak deh, aku nggak begitu suka sama modelnya. Kamu aja yang beli ya," ucap Langit.
Mood Dian langsung menurun begitu mendengar respon dari Langit. Namun, sebisa mungkin ia tepikan rasa kesalnya itu.
"Yaudah, aku lihat-lihat sebelah sana dulu ya?" ucap Dian.
Langit mengangguk.
Cukup lama Dian memilih, akhirnya tiba saat dimana Dian mulai mencoba baju pilihannya. Dan Langit bertugas untuk memberikan pendapatnya.
"Sayang, gimana menurut kamu?" tanya Dian yang saat ini mengenakan kaos bewarna putih.
"Bagus kok, cuma. Kamu bakal kelihatan agak tomboy nanti kalau pakai kaos-kaos begini," balas Langit.
"Tapi tetep cantik!" lanjutnya dengan senyum merekah.
"Aku ambil yang ini boleh?" tanya Dian.
"Boleh sayang kalau mau kamu pakai di rumah, aku nggak masalah. Asal, kalau mau pergi, jangan pakai baju kaya gitu ya, kurang bagus," balas Langit.
"Iya," ucap Dian.
"Aku tadi sempet lihat di toko sebalah banyak banget dress bagus, kita nanti harus kesana ya. Aku yakin banget kalau kamu yang pake pasti bakal cocok," ucap Langit.
Dian hanya mengangguk dengan senyum paksaannya, kenapa semakin hari sikap Langit semakin mengatur?
****
"Sayang, aku langsung pulang ya. Maaf nggak mampir dulu, soalnya aku masih ada urusan yang nggak bisa aku tinggal," ucap Langit usai mengantarkan Dian pulang.
"Iya gapapa, salam ya buat orang rumah," ucap Dian.
"Iya sayang, yaudah aku pulang dulu ya," balas Langit kemudian mengecup kening Dian singkat.
"Kalau mau pergi kasih tahu aku dulu," lanjutnya.
"Iya, kamu hati-hati, sampai rumah kabarin," ucap Dian.
Langit mengangguk kemudian masuk ke dalam mobilnya.
"Apa cuma perasaan aku aja kalau Langit akhir-akhir ini agak beda?" gumam Dian menatap mobil Langit yang kian menghilang dari pandangannya.
"Assalamualaikum Dian pulang," ucap Dian begitu memasuki rumah.
"Wa'alaikumsallam, waduh yang baru pulang jalan-jalan sama calon suami," ledek Audy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend 2
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Sequel of Crazy Boyfriend... Silakan baca Crazy Boyfriend terlebih dahulu sebelum baca cerita Crazy Boyfriend 2... Crazy boyfriend 2 Perjalanan cinta dua manusia yang berbeda usia, perjalanan cinta segitiga yang...