Baikan

329 68 5
                                    

"Coba deh lihat mereka, romantis banget nggak sih?"

Guntur bergumam sembari mendongak ke atas, dimana ada Gino yang turut menyaksikan interaksi romantis antara Dian dan Langit.

"Iya, romantis. Syukur udah baikan," balas Gino.

Guntur memundurkan posisinya agar tidak terlihat dari tempat Dian dan Langit berada, ia kemudian menatap Gino serius.

"Lo cemburu?" tanya Guntur.

"Kata siapa?" Gino balas bertanya.

"Guntur yang cakep," balas Guntur.

"Enggak," Gino mengelak.

Sontak Guntur langsung menyenggol pelan bahu Gino, "jujur aja sama gue mah. Gue tahu kok kalau aslinya lo suka sama Dian, tapi nggak enak aja sama abang lo, ya kan? Ya lah masa enggak, Guntur gitu loh!"

Gino geleng-geleng kepala lalu berlalu pergi begitu saja, agak membingungkan sebenarnya, disini yang crazy boy itu Guntur atau Gino?

"Mau ke bawah?" tanya Langit.

"Laper nggak?"

Dian nampak berpikir, "laper nih," balas Dian.

"Yaudah aku masakin nasi goreng mau?" tawar Langit.

"Boleh!" balas Dian antusias.

Mereka berdua kemudian turun ke bawah, ternyata bucin tuh seperti ini rasanya, masalah yang bisa dibilang bukan masalah sepele bisa dengan cepat selesai begitu saja dan setelahnya bersikap seolah tidak pernah terjadi masalah apa-apa.

"Cie yang udah baikan," ledek Guntur.

Dian tersipu, lain dengan Langit yang menampilkan muka garangnya.

"Bacot Tur! Pergi lo!" ucapnya.

"Ini rumah gue BTW kalau lo lupa," ucap Guntur.

"Gue nggak lupa kalau ini rumah lo, jadi selaku tuan rumah yang baik dan posisi kita disini tamu. Jadi, gue minta lo buat bikinin nasi goreng buat kita, cepet!" ucap Langit seenaknya.

"Anjir banget!" umpat Guntur kesal.

"Maaf ya Tur, biar aku aja deh yang buat," ucap Dian.

"Eh, nggak usah Yan. Ini kan rumah gue, masa tamu mau masak buat tuan rumah," balas Guntur mencegah.

"Biar gue aja yang masak, masakan gue enak kok," lanjutnya.

"Sialan lo!" umpat Langit.

Guntur sontak tertawa mendengar itu.

Ia kemudian segera bergegas menuju dapur sehingga Dian dan Langit memutuskan untuk duduk di ruang keluarga, tempat dimana ada Gino juga disana, tengah asyik menonton acara televisi.

"Gin?" panggil Langit.

Gino menoleh, menatap Langit yang tampak serius menatapnya.

Ya, Gino tau ini salahnya, mungkin dengan memukuli Gino itu bisa membuat Langit lega.

"Gue tau gue salah Bang, kalau emang lo mau mukulin gue, gue gapapa. Mungkin dengan begitu lo bisa lega," ucap Gino.

"Ha?"

"Buat apa juga gue mukulin lo?" tanya Langit.

"Soal kemaren."

"Udah gue lupain, lagian gue juga udah baikan sama Dian. Nggak perlu ngerasa bersalah gitu sama gue, asal buat kedepannya lo bisa jaga lagi perasaan gue, terserah lo mau pacaran sama siapa aja. Asal jangan Dian, lo tahu kan kalau Dian itu pacar gue, masa lo tega nikung abang lo sendiri?" jelas Langit.

Crazy Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang