"SAYANG, kalau makan jangan belepotan gini dong." Langit berucap sembari membersihkan sisa nasi goreng yang terdapat di sudut bibir Dian.
"Enggak sengaja Langit," ucap Dian.
"Habis ini mau kemana?" tanya Langit.
"Mau pulang aja deh, capek banget," balas Dian.
"Yaudah, buruan dihabisin makanannya. Habis itu kita pulang, ya?"
Dian mengangguk menanggapi itu.
Langit menatap Dian yang tengah melanjutkan makannya, nampak cantik dari samping. Dalam diam, Langit mengucap syukur karena memiliki pacar secantik Dian.
‹›‹›‹›‹›
Ponsel Dian berdering ketika Dian baru saja merebahkan tubuhnya, ternyata panggilan dari Gino.
"Iya Gin?"
"Acha udah tidur?" tanya Gino dari seberang sana.
"Ini, baru aja rebahin badan. Habis jalan tadi sama Langit," balas Dian.
"Oh."
"Kenapa Gin?" tanya Dian.
"Eumm enggak kok Cha, gapapa. Cuma mau bilang aja, nanti kalau Acha lagi pas nggak ada jadwal ngampus. Mau nggak temenin Gino jalan-jalan?" balasnya.
"Kita atur waktu aja ya Gin?"
"Oke Cha! Yaudah Acha buruan tidur sana. Udah malem, jangan begadang, nggak baik buat Acha."
Dian terkekeh mendengar ucapan Gino, "iya-iya Gin."
"Good Night Acha! Mimpi indah, ya."
"Night too, Gino."
Setelah itu, panggilan terputus. Dian diam menatap langit-langit kamarnya, sejenak ia berpikir. Gino semakin kesana semakin menunjukkan perasaannya pada Dian, sedangkan Dian sendiri semakin kesana semakin memutuskan untuk membuka hatinya untuk Langit. Tidak mungkin Dian menyakiti salah satunya. Lagi pula, teman-teman Gino juga pernah bilang kalau Gino punya pacar.
"Dion, Dian harus gimana?"
‹›‹›‹›‹›‹›
Saat ini, Gino dan teman-temannya tengah berkumpul di kantin, jam istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.
"Jadi, gimana lo sama Kak Dian?" tanya Brian.
"Ya enggak gimana-gimana, kita masih tetep manusia, kok," balas Gino.
"Inget Gin, Kak Dian itu pacar Abang lo sendiri. Jangan ngaco deh lo," ucap Salma.
"Bener tuh kata Salmon, siapa aja penting jangan Kak Dian," timpal Milka.
"Loh kok? Gue nggak ada niatan kali buat deketin Acha, kita cuma temenan aja," alibi Gino.
"Tatapan lo ke Kak Dian itu bukan tatapan ke temen sob, gue juga cowok. Jadi, gue paham apa yang lo rasain sekarang," ujar Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend 2
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Sequel of Crazy Boyfriend... Silakan baca Crazy Boyfriend terlebih dahulu sebelum baca cerita Crazy Boyfriend 2... Crazy boyfriend 2 Perjalanan cinta dua manusia yang berbeda usia, perjalanan cinta segitiga yang...