30. NYAMAN

2.1K 121 47
                                    

Part ini adalah part terakhir sebelum Epilog, jadi isinya akan lebih panjang. Sambil membaca, jangan lupa play lagu yang ada di atas, ya!

Semoga nggak bosan bacanya hehe, oh iya jangan lupa baca epilognya juga ya nanti 💖💖.

***

Now Playing : Tolong - Budi Doremi

***

"Masa SMA memang tidak selamanya akan selalu indah, tapi setidaknya di sana kita bisa mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan kenangan berharga yang tidak akan bisa dilupakan sampai kapan pun."

—— Reynathan, Aryna, Nathan.

###

Pergi melihat matahari terbit, pulang menyaksikan matahari tenggelam. Kira-kira begitulah suasana yang bisa  digambarkan untuk anak kelas akhir di masa SMA.

Hanya dalam hitungan minggu hingga akhirnya mereka melaksanakan ujian akhir sekolah. Selain itu, masih banyak juga hal yang harus diperhatikan. Seperti salah satunya adalah SBMPTN atau ujian untuk masuk ke perguruan tinggi.

"Baik anak-anak, untuk bimbingan ujian hari ini akan saya akhiri sampai di sini saja. Jangan lupa untuk mengerjakan latihan soal tadi dan mengulang materi. Yang masih suka main-main, tolong dikurangi dulu untuk sementara ya. Sekian dan selamat sore."

Setelah mengucapkan salam penutup, Pak Theo langsung meninggalkan kelas 12 IPA 1 seraya membawa barangnya. Tentunya, hal ini dilakukannya sesudah mendengarkan salam dari siswa-siswi kelas 12 IPA 1.

"Lo mau langsung balik apa gimana, Rey?" Angkasa yang sudah siap dengan tasnya itu menghampiri Reynathan.

"Kalau nggak balik, emang mau ke mana?"

"Ke hati gue, ciat-ciat."

"Gak ah, males. Hati lo gak ada apa-apa, kosong," kata Reynathan dengan nada datarnya.

"Iyain aja biar fast," ujar Angkasa yang tidak berniat untuk melanjutkan obrolan tentang itu.

Tak lama setelahnya, Reynathan sudah siap membereskan segala alat tulisnya dan bersiap untuk pulang. Tapi hal itu diurungkannya ketika mendengar keributan dari arah pintu.

"YOO WASSUP, IT'S YO BOY VANO!"

Orang pertama yang masuk ke dalam kelas tak lain dan tak bukan adalah Vano. Ia bergaya layaknya seorang rapper.

Langkah Vano diikuti oleh Raka yang berjalan sambil memainkan ponselnya dan terakhir, Lucas dengan tampang datarnya.

"Mabar dulu kuy di rumah Rey," ajak Vano.

Raka yang tadinya sedang fokus membalas chat, seketika tertarik dengan topik obrolannya."PUBG? Gas lah."

"FF ajalah, PUBG buriq."

"Yee, mana ada. Di mana-mana udah terbukti kali PUBG lebih bagus, FF mah apaan. Game 8 bit."

Perdebatan antara PUBG dan FF sepertinya masih akan terus berlanjut jika saja Reynathan tidak menghentikannya.

"Udah woi! Siapa juga yang ngizinin kalian mabar di rumah gue? Sana pulang! Udah mau ujian, main mulu pikirannya." Setelah selesai mengoceh, Reynathan langsung pergi meninggalkan mereka.

Baik Angkasa, Lucas, Vano dan Raka sama-sama bingung. Mereka berempat saling menatap satu sama lain. Karena tingkah laku Reynathan hari ini sangat aneh. Bayangkan saja anak yang tidak pernah memikirkan soal ulangan, tiba-tiba memberikan motivasi tentang itu.

Rynathan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang