28. MASA LALU YANG KELAM

1.4K 113 10
                                    

"Masa lalu boleh saja kelam, tapi ingat ini tidak berlaku untuk masa depan kita. Jadi, mari berjuang bersama."

—— Raissa, yang tiba-tiba bijak.

###

"Gila, lo beli nasi goreng atau ngambil hati kak Rey? Lama bener perasaan." Dara mengucapkannya ketika melihat Aryna yang baru saja kembali dari membeli nasi goreng.

Aryna hanya membalas dengan cengiran. "Biasa, antriannya panjang."

"BTW, gimana dengan masalah lo sama si kak Anna-Anna Frozen itu? Udah kelar?"

"Ya, menurut lo? File yang lo kasih ke gue kemarin tiba-tiba nggak ada, ya udahlah gue pasrah aja terima skors. Lumayan libur beberapa hari," jawab Aryna dengan santai.

Padahal bisa kalian lihat sendiri bagaimana kelakuan Aryna pada saat hari kejadian kemarin. Tapi semenjak Aryna mengetahui bahwa Papanya tidak marah dengan hukuman skors itu, membuatnya menjadi lebih lega. Dan dipikir-pikir juga, libur beberapa hari bukanlah hal yang buruk.

"Pikiran lo itu ya libur mulu dah, Ryn. Sekarang ini bukan masalah libur beberapa hari, tapi masalah harga diri lo. Secara nggak langsung, lo biarin si Anna Frozen itu menang dari lo. Padahal videonya hasil editan dia doang, kan?" Sekarang, Raissa yang tiba-tiba bijak mulai memberikan pendapatnya kepada Aryna.

"Ya, mau gimana lagi, Rai? Kalau nggak ada bukti, gue harus apa? Nggak papa kok, selagi lo, Dara, orang tua gue dan Tuhan tahu kebenarannya, gue nggak masalah nerima hukuman itu. Anggap aja refreshing."

Tidak sanggup menanggapi Aryna, Raissa hanya memilih diam sambil memijat keningnya. Ia merasa sedikit pening setelah berusaha membujuk Aryna untuk tidak menyerah dari  Anna.

Sedangkan Aryna sendiri kembali fokus menyantap hidangan nasi goreng yang ada di hadapannya. Mumpung waktu istirahat kedua juga masih tersisa sekitar 15 menitan.

"Eh tapi, tadi gue dapat pesan dari kak Arkan. Dia suruh gue tungguin dia di ruang BK besok, apa gue ikutin aja kali ya?"

"Coba aja, siapa tahu dia bakal bantu lo ngurusin si Anna-Anna itu," jawab Raissa seraya meminum air putih yang ia bawa dari kelas.

"Oke, gue coba."

Akhirnya, pilihan pertama yang akan ia balas pesannya jatuh pada Arkan. Dan setelahnya, Aryna beralih ke pesan yang dikirimkan Nathan yang menanyai lokasinya.

"Eh, itu ada chat dari kak Rey, bukan?"

Dara yang duduk di samping Aryna dengan mudah dapat melihat isi pesan yang ada di dalam ponsel Aryna. Dan tanpa sengaja, matanya menangkap nama Reynathan di sana.

"Oh iya, gue bingung dia dapat kontak gue dari mana. Soalnya selama ini kan, gue simpan kontaknya diam-diam."

"Dari kak Angkasa kali," timpal Raissa.

Mendengar nama Angkasa, seketika membuat Aryna tersadar. "Eh bener juga lo, Rai. Mereka kan dekat ya."

"Jadi, lo bakal balas apa?" Dara masih setia mencari tahu tentang hal ini.

Aryna terdiam, ia sedang mencoba mencari balasan yang sekiranya cocok. "Hmm, apa ya? Apa gue pura-pura nggak kenal aja?"

"Nggak usah lah, kayaknya kalau lo nggak punya kontak dia, orang nggak bakalan percaya, Ryn."

Pernyataan Dara langsung disetujui oleh Raissa. "Nah iya, gue setuju sama Dara. Secara lo kan ngefans banget sama tuh kakel."

"Ish, kalian kok ngeselin?!"

Rynathan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang