Sepulang sekolah, Keana dan teman-temannya saat ini sedang menunggu Pak Ondeng—sopir pribadi Naysa. Mereka berenam memutuskan untuk pulang bersama lagi.
"Eh, gue sama Aina harus ke ruang osis dulu. Soalnya ada hal yang harus kita urus. Kalau Pak Ondeng udah dateng kalian tinggal panggil kita di dalem yaa!" ujar Kayla yang tiba-tiba mendapat pesan dari grup osisnya. Di sini Kayla dan Aina merupakan anggota osis, tidak seperti teman-temannya yang lain.
"Siaap!" balas Keana.
"Ekhem, Kak Lirdan tuh!" Naysa menyenggol-nyenggol lengan Keana sambil melihat ke arah parkiran.
"Apaan sih, nggak jelas deh lo!" Keana menggerutu namun tetap menoleh untuk melihat Lirdan yang saat ini sedang bersiap-siap untuk menyalakan motornya.
"Kalau dilihat-lihat dia emang cakep sih," goda Rika.
Sedangkan Sela hanya bisa mendengus jengah melihat tingkah laku teman-temannya.
Lirdan mulai mengendarai motornya keluar dari area parkir dan lalu melewati beberapa siswa termasuk Keana dan teman-temannya. Tatapan Lirdan dan Keana sempat bertemu namun hanya beberapa detik.
"Ciee lo diliatin tadi sama Kak Lirdan! Ekhem ekhem!" goda Naysa.
"Bunga-bunga cinta bermekaran nih ye!" tambah Rika.
"Idih sembarangan lo! Tapi Kak Lirdan emang ganteng, sih. Cuma yaa gue belum suka aja sama dia haha," balas Keana bercanda. Tidak mungkin dia menganggap serius hal itu. "Tapi gue ... penasaran sama dia."
"Penasaran kenapa?" tanya Naysa kepo.
Keana merasa bahwa ia tidak perlu menceritakan kepada temannya mengenai kejadian tadi pagi. Tentang bagaimana Keana menatap mata hitam kelam Kak Lirdan yang menurutnya terlihat familiar.
"Emm nggak tau deh! Bingung parah. Udah ganti topik! Atau ... mending kita happy aja, yeayy!"
"Sifat kekanakannya kumat lagi," sahut Rika malas.
•••
"Jadi besok kita harus lebih disiplin lagi ya sebagai pengurus osis!" tegas Naila, si ketua osis sekolah.
"Baikk!" balas beberapa anggota osis serentak.
"Yaudah, kalian boleh pulang sekarang."
"Yukk cepet, keknya mereka udah lama nunggu di depan deh." Aina melangkahkan kakinya ke luar ruangan osis untuk menuju ke arah gerbang depan bersama dengan Kayla. Setelah agak lama mengikuti rapat osis, kini mereka diperbolehkan untuk pulang.
"Eh bentar, keknya gue lupa sesuatu deh. Aduh, gue lupa ngambil daftar nama calon pengurus baru. Bentar yaa lo ke depan aja nanti gue nyusul, oke?" jelas Kayla.
"Eh-eh, sini gue temenin."
"Gapapa nggak usah. Biar gue aja sendiri. Lo ke depan aja sekarang, kasihan pasti semuanya udah nunggu daritadi." Aina pun pasrah dan lantas menuju ke depan meninggalkan Kayla.
Lain dengan Kayla yang langsung berlari ke ruangan osis. Untungnya di sana masih ada beberapa anggota osis inti yang belum pulang.
"Assalamualaikum, sorry Kak tadi aku kelupaan ngambil daftar ini," ujar Kayla sambil menunjuk sebuah kertas yang ada di atas meja.
"Oh iya, nggak papa. Silahkan di ambil," ujar Daffa, wakil ketua osis.
"Oke, makasih Kak. Kalau gitu saya pamit dulu ya Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keana's Life Game
Mystery / Thriller• Follow sebelum baca! • Tinggalkan jejak berupa vote atau comment! Fiksi Remaja × Misteri Keana's Life Game = Permainan Hidup Keana ••• Kisah ini berawal dari sebuah kertas aneh dengan bertuliskan sebuah nomor telepon dan sebuah kalimat yang terte...