Bising-bising kota, udara yang berhembus pelan, dan matahari pagi yang bersinar dengan hangatnya membuat pagi hari jadi terasa cerah.
Di pagi hari ini, dengan cuaca yang cerah dan menghangatkan membuat beberapa orang yang ada di sebuah sekolah tengah kota itu tersenyum dan bersemangat, terutama seorang gadis dengan baju putih abu-abu yang baru saja turun dari mobil dengan senyum manisnya.
"Aku masuk dulu ya Ma, Pa," kata gadis tersebut.
"Iya, Sayang. Belajar yang bener ya!" balas mama gadis itu.
"Oke siaapp!"
Gadis yang bername tag 'Keana Rasyafila' itu saat ini tengah melangkahkan kakinya di sebuah sekolah besar bernama SMA Rimbajaya.
Beberapa pasang mata menatapnya takjub dan beberapa dari mereka tersenyum menyapa. Keana merupakan salah satu siswa populer di sekolahnya, kerap disapa dengan panggilan Ana. Ia terkenal akan paras wajahnya yang cantik dan sifatnya yang ceria, membuat beberapa orang jadi cepat akrab dengannya.
Keana dikenal memiliki sifat jahil dan sering bersifat kekanakan. Sifatnya itu membuat orang-orang sekitarnya kesal, tapi baginya itu adalah suatu penghiburan. Sifat Keana yang ceria ini bukan berarti ia seperti kebanyakan orang yang biasanya hanya pura-pura bahagia, tapi Keana memang selalu terbiasa bahagia dan diajarkan untuk selalu menghadapi hidup ini dengan senyuman.
Meskipun Keana tidak termasuk ke dalam daftar siswa terpintar di sekolahnya, namun ia sangat berbakat dalam bidang karate. Bakat yang ia miliki itu membuat banyak orang harus berpikir dua kali jika ingin mencari masalah dengannya.
•••
Di koridor kelas 11, tampak sosok cowok berpakaian misterius berjalan berlawanan arah dengannya. Dari jauh, Keana menatap sosok itu bingung. Sampai ketika cowok itu hampir melewatinya, ia angkat suara.
"Eh, tali sepatu lo nggak terikat." Untungnya Keana berhasil memberi tahu sebelum cowok itu melewatinya.
Sosok cowok berhoodie hitam itu menghentikan langkahnya dan menatap Keana dengan datar. Hanya sebentar, lalu ia pun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Keana tanpa sepatah kata pun.
Keana bingung. Apa dia salah ucap? Atau cowok itu memang seperti itu? Entahlah. Keana ingin mengetahui siapa cowok itu namun karena cowok itu memakai masker jadi sulit untuk mengenali wajahnya.
"Kan gue cuma ngasi tau. Kok dia nggak ngerespon, ya?!" Keana heran. Ingin marah, namun ia hanya bisa sabar.
"Dahlah nggak usah dipikirin, mending gue happy!" ujar Keana menyemangati dirinya sendiri.
"Eh, tapi ini kertas siapa ya?" Keana menghentikan langkahnya dan membungkuk lalu memungut sebuah kertas yang terlipat di lantai.
"Kayaknya ini kertas punya si cowok tadi deh." Keana menoleh ke belakang namun tidak melihat keberadaan cowok tadi.
Karena penasaran, Keana membuka dan membaca isi kertas tersebut.
'Kesalahan yang pernah dilakukan, harus diperbaiki dengan semestinya. Walaupun semuanya nggak akan kembali seperti dulu lagi, intinya kesalahan ini harus segera diselesaikan agar kesalahpahaman juga bisa diluruskan.'
- LLL"Wihh quotesnya keren banget dah haha. Mungkin ini tugas membuat quotes di kelasnya. Hm, keknya dia udah pergi jauh deh." Keana sekali lagi menoleh ke belakang.
"Yaudah gue masuk ke kelas aja deh, nanti kalo ketemu lagi bakal gue kembaliin." Keana pun akhirnya melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.
Lain dengan seorang cowok berhoodie hitam yang memerhatikan Keana di balik dinding. Ia tersenyum di balik maskernya.
•••
"Kenalin, nama gue Keana. Keana dengan kehidupannya yang cerah dan ceria. Haha really?"
"Gue nggak nyangka kehidupan gue yang awalnya baik-baik aja berubah jadi kehidupan yang suram haha."
"Ini bukan tentang gue, bukan juga tentang dia atau mereka, tapi ini tentang kehidupan yang penuh dengan permainan."
- Keana Rasyafila.
•••
second story.
revisi: Tuesday, 19 April 2022thanks all, hope u like this story!
- author, lulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Keana's Life Game
Mystery / Thriller• Follow sebelum baca! • Tinggalkan jejak berupa vote atau comment! Fiksi Remaja × Misteri Keana's Life Game = Permainan Hidup Keana ••• Kisah ini berawal dari sebuah kertas aneh dengan bertuliskan sebuah nomor telepon dan sebuah kalimat yang terte...