9

243 211 137
                                    

"Oke guys, kodoknya udah pergi ya! Jadi kalian nggak usah gaduh lagi kayak tadi haha," ujar Keana saat sudah sampai di kelasnya.

Beberapa orang di sana akhirnya menghela napas lega. Mereka lalu membersihkan kelas yang berantakan karena kegaduhan tadi.

"Daniel, lo urusin kelas baik-baik ya, gue mau ke ruang osis dulu sama yang lain," pamit Kayla. Beginilah kesehariannya, ia dan teman-teman osis lainnya selalu sibuk.

"Oke, oke. Siap!"

Kayla dan teman-teman osis lainnya bergegas ke ruang osis. Lain dengan Daniel yang saat ini memerintahkan kepada seluruh teman-temannya untuk segera merapikan dan membersihkan ruang kelas ini.

•••

"Duh ini gimana nih. Eh, Kayla! Sini cepet!" panggil Naila.

"Eh, iya Kak? Kenapa?"

"Gini-gini. Yang lain kan pada sibuk ngatasi masalah kertas aneh ini nih. Jadi lo bisa nggak pergi ke ruang kepala sekolah sama Aina buat laporin hal ini sama Pak kepala sekolah?"

Kayla mengangguk. "Oh, iya bisa Kak."

"Satu hal lagi, lo harus bisa bujuk pak kepala sekolah itu biar dia nggak nganggap hal ini masalah sepele. Bujuk dia juga biar dia mau masang cctv di sekolah ini. Oke? Good luck!

"Em, o-oke Kak." Keana dan Aina lalu segera pergi ke ruang kepala sekolah.

Di perjalanan, mereka sudah memikirkan matang-matang mengenai hal apa yang akan mereka sampaikan pada kepala sekolahnya itu.

Tok tok tok

"Misi Pak, Assalamualaikum." Kayla kini sudah berada di depan ruangan kepala sekolah bersama Aina.

"Masuk," sahut Pak Darwin---Kepala sekolah.

"Maaf Pak. Saya di sini sebagai perwakilan dari anggota osis. Jadi gini---"

"Oke, saya sudah tahu permasalahannya apa. Begini saja, suruh semuanya untuk membersihkan masing-masing kelasnya dan membuang kertas itu. Nanti saya suruh salah satu orang untuk menghubungi nomor orang itu. Satu lagi, peringatkan pada semua siswa untuk tidak menghubungi nomor itu lagi!" ujar Pak Darwin tegas.

"Em, oke Pak. Tapi di sini saya mau menyarankan supaya kita bisa menyediakan cctv agar---"

"Tidak perlu. Nanti biar saya yang tangani, oke? Sekarang kalian bisa pergi sekarang." Pak Darwin memotong pembicaraan Kayla dengan nada dingin. Mau tidak mau Kayla dan Aina pun segera pergi dari sana.

Kayla dan Aina menjelaskan kepada semua orang yang ada di ruangan osis mengenai apa yang Pak Darwin katakan.

"What the fu---"

"Nggak boleh ngomong kasar," ujar Daffa memotong perkataan Naila.

Naila menghela napasnya. "Terus sekarang ini gimana? Kita jalani aja gitu perintahnya Pak Darwin?"

"Iya, emang udah gitu seharusnya. Dia kan kepala sekolah," sahut salah satu anggota osis di sana.

"Hm, kok Pak Darwin akhir-akhir ini mulai bertingkah aneh ya? Dia kayak nggak peduli banget sama masalah ini," ujar Naila bingung.

Keana's Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang