+62xxx
Kalo gitu langsung aja gue kasi tau gamenya.
Ingat, lo harus nurut.
Game 1 ngga susah kok haha.
Siap nggak?Siap tidak siap, Keana harus tetap siap. Ia tidak ingin ada korban lagi. Keana pun ingin tahu game seperti apa yang dimaksud oleh si misterius ini.
Keana
Siap.Keana menghela napas. Ia berharap semoga keputusannya ini tidak salah. Ia tidak ingin ada masalah yang lebih berat nantinya.
Dibalik layar handphone itu tampak seseorang dengan topengnya sedang tersenyum miring. Dia harus menyelesaikan game ini secepatnya. Tentu saja dibantu oleh orang yang saat ini ia ajak chattan. Siapa lagi jika bukan Keana.
+62xxx
Good girl. Pertama gue bakal ngasi sebuah cerita ke lo.Keana mengernyit bingung. Cerita? Cerita apa? Baru saja Keana hendak membalas pesan itu, tiba-tiba layar ponselnya kini berubah dan menampakkan si misterius itu meneleponnya.
Keana dengan segera menjauh dari tempat itu dan memutuskan untuk pergi ke taman yang sepi.
Begitu telepon itu ia angkat, Keana tidak langsung berbicara. Ia menunggu orang itu yang berbicara duluan.
"Hey, gimana kabar lo, cantik?"
Keana mendengus pelan. Orang ini sangat suka berbasa-basi. Tentunya suara yang Keana dengar adalah suara cowok. Namun, suaranya seperti teredam sesuatu. Orang ini sepertinya menggunakan sesuatu yang membuat suaranya jadi seperti tertutupi. Dan ya, si misterius itu memakai topeng yang membuat suaranya teredam, tapi Keana jelas tak tahu hal itu.
Orang itu terkekeh. Sedangkan Keana bingung dibuatnya. Ia masih tidak mau menyahut.
"Jangan bingung gitu. Muka lo jadi aneh kalau dahi lo berkerut gitu."
Bukannya rasa bingungnya mereda, justru rasa bingung itu semakin bertambah. Orang ini sepertinya bisa melihatnya. Dengan tatapan bingung, Keana menoleh ke sekitarnya. Benar-benar sepi.
"Udah gue bilang nggak usah cari gue. Nggak bakal ketemu haha."
Keana merenggut kesal. Ia yakin orang itu saat ini pasti berada di sekitarnya.
"Oke, mau dengar cerita nggak?" tanya orang itu.
"Nggak," tolak Keana cepat.
Si misterius itu mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Oke. Tapi kalau gue paksa lo gimana?"
"Gue tetap nggak mau."
"Haha, cuma denger cerita doang. Kan gue udah bilang tadi, lo harus nurut."
"Harus banget gitu? Emang lo siapa gue?"
"Hahaha, harus sayang. Dan lo tanya siapa gue? Gue adalah orang yang lo sebut si misterius itu, haha. Gue nggak nyangka lo bakal namain kontak whatsapp gue dengan nama itu. But, gue suka. Sebutan itu kayaknya keren juga."
Keana terkejut. Ia jelas tidak pernah memberitahu siapa-siapa tentang nama si misterius itu. Dan bagaimana bisa orang ini tahu bahwa Keana menjulukinya sebagai si misterius.
"Dari mana lo bisa tahu?"
"Haha, gampang banget. Itu adalah salah satu keahlian gue. Gimana? Keren, kan gue?"
Keana kesal dan sedikit merinding. Orang ini sepertinya bisa meretas ponsel orang. Keana takut ponselnya telah dibobol.
"Nggak usah panik gitu. Sans aja, sih."
Lihat, bahkan orang ini menyuruhnya untuk tidak panik. Keana merasa orang ini benar-benar santai berbicara padanya. Ia yakin orang itu umurnya tak jauh berbeda darinya.
"Oke, denger. Gue nggak bakal cerita panjang lebar karena gue tahu, jam masuk udah dekat. Dan gue akan langsung ngasi tahu lo gamenya."
Keana menunggu dengan tampang serius.
"Game pertama, lo harus bisa ngebongkar sisi terburuk dari kepala sekolah di sekolah ini dan ngebuat dia keluar dari sekolah ini secepatnya!" lanjut si misterius itu dengan serius.
Keana terkejut. "What?! Lo gila?"
"Yeah, i'm crazy. Always."
Keana menggeleng cepat. "Lo nggak waras! Lo kalau punya dendam sama itu kepsek yaudah urus urusan lo sendiri! Dan---"
"Friends or family?" tanya orang itu cepat diikuti oleh seringaiannya.
Keana dibuat bungkam. Ia merasa seperti orang bodoh yang tak berdaya. Setitik air matanya perlahan jatuh. Dan dengan cepat Keana mengusapnya.
"Gimana? Mau lanjut main game atau---"
"Lanjut," jawab Keana cepat.
Dibalik topengnya, si misterius itu tersenyum miring. Ia seperti memiliki kuasa penuh atas Keana.
"Gimana kalau kita buat kesepakatan? Kalau lo nggak nyelesaiin atau nggak mau main game dari gue, maka orang terdekat lo bakal terluka. Tapi kalau lo lanjut main maka orang sekitar lo aman. Kalau lo mau permainan ini cepat berakhir, temukan gue. Dan cari tahu siapa gue sebenarnya. Gimana? Setuju?"
Orang itu menampilkan smirknya dibalik topeng. Matanya sedari tadi tak lepas dari Keana yang saat ini terlihat bingung dan resah. Perasaan Keana benar-benar campur aduk. Tak mau terlalu memusingkan hal ini, Keana langsung menjawab.
"Setuju."
Senyum puas terbit di bibir si misterius itu. "Oke. Inget, gue nggak ngasi lo waktu yang lama. Kalau lo sampai terlambat nyelesaiin game-nya atau kalau lo ngelaporin hal ini ke orang lain, lo bakal tahu akibatnya."
Air mata Keana turun dengan sendirinya. Ia lalu mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang di taman.
"Berapa lama lo ngasi gue waktu?" Keana menyadari suaranya sedikit bergetar. Namun, ia tak peduli akan hal itu.
"Lima hari."
"Lo gila?! Lo kira gampang, hah? Lo kira gampang buat nyari sisi terburuk dari kepsek yang terkenal teladan dan ramah itu?!" teriak Keana sedikit frustasi. Untungnya taman ini sangat sepi dan terhindar dari keramaian.
"Tenang. Emang gampang kok. Soalnya si kepsek itu bodoh dalam nyembunyiin sisi buruknya. Jadi lo pasti gampang tahu."
"Nggak! Lo seenaknya aja kalau ngomong!" Keana sedikit berteriak. Air matanya mulai mengucur deras.
Suara tangisan Keana terdengar jelas di telinga orang itu. Si misterius itu sadar bahwa Keana benar-benar merasa frustasi. Ia pun mencoba untuk tak memedulikan hal itu.
"Ingat, lima hari. Good luck princess," ucapnya dengan datar dan serius. Tak ada lagi tawa mengejek yang terdengar dari orang itu.
Sambungan dimatikan. Keana tiba-tiba lemas. Di satu sisi ia benar-benar merasa bersalah pada kepala sekolahnya. Di sisi lain ia tidak ingin orang terdekatnya terluka. Keana bingung. Dan ia tak ingin memberitahukan hal ini pada siapa-siapa.
Kepalanya mendadak pusing. Napasnya melemah. Ia terlalu bingung untuk menghadapi ini.
"Lo b-bisa ... Keana." Keana mencoba menyemangati dirinya sendiri. Napasnya pun mulai menyempit. Namun sekuat tenaga ia menahan dirinya untuk tetap kuat dan tak tumbang di tanah.
"L-lo pasti ... bisa."
Brukk
•••
Partnya pendek gak sih? Yaudah gapapa yang penting apdet.
Silahkan tebak sendiri ada hubungan apa si misterius sama pak kepsek :)
Si misterius gabut kali makanya ngajak orang buat maen game haha
Yuk vomentnyaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Keana's Life Game
Misteri / Thriller• Follow sebelum baca! • Tinggalkan jejak berupa vote atau comment! Fiksi Remaja × Misteri Keana's Life Game = Permainan Hidup Keana ••• Kisah ini berawal dari sebuah kertas aneh dengan bertuliskan sebuah nomor telepon dan sebuah kalimat yang terte...