8

310 233 191
                                    

Pagi ini tidak secerah biasanya. Semalam hujan turun dengan sangat lebat dan berlanjut pada subuh hari.

"Yeayy hujan! Ayo Ma, kita berangkat ke sekolah!" seru Keana dengan riang.

Mama Keana hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak tunggalnya itu.

Keana menunggu di teras rumahnya sambil memandangi rumput-rumput di halaman depan rumahnya yang basah.

Kwabak, kwabak

Suara itu membuat Keana mengernyitkan alis. Terdengar tak asing di telinganya.

Kwabak

Tunggu ....

Ini ....

Kodok?!

Keana terkejut kala melihat seekor kodok melompat. Saat ini kodok itu berada di teras rumahnya dengan keadaan basah.

"Yahh kasihan." Keana hanya memandang pilu katak tersebut. Terbesit niat di pikirannya untuk memegang kodok itu lalu memberinya kehangatan.

Jijik? Tentu tidak. Keana adalah spesies yang suka pada bermacam-macam hewan.

"Yuk, berangkat!" ajak mama Keana.

Melihat mamanya, Keana mengurungkan niat untuk meraih kodok itu. Ia hanya memandang kodok itu dalam diam.

"Okay, let's go!"

Saat sampai sekolah, Keana dengan penuh semangat sudah tak sabar ingin membuka pintu mobil.

"Eits, jangan lupa pakai payung!" peringat Syena, Mama Keana.

Mama Keana menyodorkan sebuah payung berukuran sedang berwarna kuning. Keana dengan semangat mengambil payung itu.

"Eh, iya. Hampir aja lupa hehe. Oke Ma! Aku masuk dulu yaa!"

"Halo semuaa! Temen-temen, kakak-kakak, dan adik-adik kelasku sekalian. Good morning!" sapa Keana begitu sudah berada di bagian depan sekolah. Di sana hanya terdapat segelintir orang yang juga baru datang.

Beberapa orang di sana heran melihat Keana yang sangat bersemangat dan tidak terganggu dengan hujan ini. Pasalnya, hujan ini sangatlah deras dan membuat sebagian jalanan menjadi becek. Hujan ini juga membuat beberapa siswa di sana kedinginan dan bahkan basah kuyup.

"Eh, Keana! Barengan yuk!" Kayla tiba-tiba datang dari arah belakang dan langsung ikut berteduh di bawah payung yang dibawa Keana.

"Eh, Kayla! Kita datengnya samaan yeayy! Btw udah nggak terlambat lagi nih ya? Haha."

"Hahaha iya nih. Eh, tumben lo datengnya kepagian. Udah gitu lo keliatan semangat banget."

"Iya dong haha. Nggak tahu kenapa gue semangat aja gitu pengen ke sekolah. Mumpung juga lagi hujan, jadi gue pengen ngejailin temen kita pagi ini hahaha."

"Ck, ck, ck! Lo mah! Jangan sampai lo jailin mereka lagi pake air hujan kayak tahun lalu."

"Hahaha kita liat aja nanti."

"Tapi kayaknya mereka belum dateng, apalagi ini masih pagi banget. Udah gitu hujan deras."

"Hahaha iya juga ya, nanti—eh! Ini apaan?!" Keana dan Kayla tiba-tiba berhenti ketika melihat terdapat banyak kertas aneh di sepanjang koridor kelas 11.

Keana dan Kayla melihat ke sekeliling. Mereka melihat ada salah satu anak perempuan yang sedang berlari ke ruang osis. Wajah gadis itu menampakkan sirat wajah panik.

Kayla pun lantas memanggilnya, "Eh, dek!"

Walaupun suara hujan sangatlah keras, namun gadis tersebut masih bisa mendengar suara teriakan Kayla. Gadis tersebut berbalik dan berlari ke lapangan menembus derasnya hujan untuk menuju ke arah Keana dan Kayla.

Keana's Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang